Nur Hasanah, PPA Lubangsa Putri
Guluk-Guluk—Pengurus PPA Lubangsa putri menyelenggarakan bimbingan dan pembinaan santri baru 2010 (Binasaba’10). Binasaba merupakan kegiatan rutin tahunan yang merupakan program wajib bagi santriwati Lubangsa putri.
Kegiatan yang diikuti 180 peserta ini dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut, yakni sejak hari Rabu siang 6 Oktober sampai hari Jumat 8 Oktober yang lalu. Khusus hari Rabu dan Kamis, Binasaba’10 dilangsungkan siang hari. Hal ini dikarenakan mayoritas peserta adalah siswa yang masih harus bersekolah.
Pelaksanaan Binasaba kali ini dikemas dengan beberapa penyajian antara lain: sosialisasi tata tertib Lubangsa Putri serta bagaimana cara berakhlakul karimah oleh Ummu Salamah, ketua pengurus PPA Lubangsa putri; Thaharah dan tata cara shalat yang baik dan benar oleh Ny Khotibah A. Win, SE, salah satu putra pengasuh PPA Lubangsa Putri; serta tentang ke-Annuqayah-an oleh KH A. Warits Ilyas, pengasuh Lubangsa Putri sendiri.
Terdapat perbedaan kostum di antara semua peserta Binasaba. Peserta MI memakai rok hijau, peserta MTs dan sederajat memakai rok dongker, peserta MA dan sederajat memakai rok abu-abu, dan peserta PT memakai rok hitam. Selain yang tersebut di atas, asesoris yang ditentukan panitia sama rata, yakni memakai kerudung, baju, dan kaos warna putih, tas plastik dasi kertas, dll. Hal yang dibedakan ini sengaja dilakukan agar memudahkan panitia untuk mengenal kapasitas peserta dalam hal pembimbingan dan pembinaan ini.
Selain menyuguhkan beberapa materi untuk semua peserta, panitia Binasaba’10 juga mensetting dengan berbagai game dan role play edukatif, seperti nyanyi-nyanyian dan bermain sambil belajar. Di samping itu pula, semua peserta diajak berkunjung ke makam pahlawan yang diisi dengan tahlil bersama.
Kegiatan Binasaba’10 ini diformat semenarik mungkin dan menyenangkan, agar tidak tercipta kejenuhan dan sedikit mengurangi ketidakkerasan para peserta.
Yang masih sangat disayangkan dan menjadi keresahan Nailul Fauziah, ketua panitia Binasaba’10, ialah mayoritas panitia mempunyai job lain di luar kepanitiaan, sehingga panitia yang tersisa yang harus bekerja ganda dalam menyelesaikan tugas-tugas kepanitiaan.
“Memang kurang kerja sama (dari keseluruhan panitia, red) tapi bisa tertutupi. Ketika diminta apa (baca: bantuan pekerjaan) mereka (panitia yang ada) langsung mau mengerjakan,” ungkap Ilul, sapaan akrabnya. Dan dia sangat mengharap untuk kepengurusan yang akan datang, yang dipilih sebagai panitia adalah orang yang sekiranya siap bekerja dan tidak mempunyai banyak job.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar