Jumat, Maret 26, 2010

Sarang Nyamuk di Annuqayah Diserbu


Ach. Fannani Fudlaly R dan Fandrik Hs Putra, PPA Lubangsa

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang membahayakan kesehatan, karena sampai saat ini masih belum ada obat yang tepat untuk menanggulangi penyakit tersebut. Jalan terbaik adalah dengan cara pencegahan sejak dini.

Mengingat berbahayanya penyakit tersebut, Kamis (25/03) kemarin, Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Sumenep mendatangi PP Annuqayah untuk menanggulangi penyakit membahayakan itu sejak dini dengan menyemprotkan asap seruni ke berbagai bilik santri, kamar mandi, dan tempat-tempat lain yang bisa menjadi sarang nyamuk.

Tim dari Diskes Sumenep itu tiba di PP Annuqayah sekitar pukul 12.00 WIB dengan membawa 8 personel, satu di antaranya dari Puskesmas Guluk-Guluk. Mereka kemudian menyusuri berbagai daerah di Annuqayah, seperti Latee, Lubangsa Selatan, Lubangsa dsb.

“Ini adalah program tahunan kami untuk menanggulangi dan membatasi penularan DBD sejak dini mengingat obat yang pas untuk penyakit berbahaya itu masih belum ada,” ungkap Busahemi, koordinator lapangan penanggulangan penularan penyakit itu.

Ketika ditanyakan lokasi mana saja yang dikunjungi, bapak yang sudah bekerja sejak tahun 1993 itu mengungkapkan tidak pernah menentukan tempat. Hanya saja ia mengatakan ada beberapa kriteria jika Diskes akan mendatangi lokasi yang positif terkena penyakit DBD.

“Kami tidak langsung jalan ke berbagai tempat. Kami mengamati tempat itu terlebih dulu. Pertama, harus ada orang yang positif penyakit DBD. Kedua, ada 3 orang yang ditemukan panas tanpa sebab dan ada tanda-tanda positif penyakit DBD,” tambahnya.

Fauzi, salah satu dokter di Puskesmas Guluk-Guluk yang mendampingi Busahemi menambahkan, untuk tahun ini di Kecamatan Guluk-Guluk yang sudah positif terserang penyakit yang diakibatkan oleh nyamuk tersebut sudah lima orang. Salah satunya adalah santri Annuqayah sendiri.

“Salah satu pasien yang terserang penyakit membahayakan itu adalah santri dari sini (PPA Latee) maka kami datang ke sini untuk mencegah sejak dini. Takut penyakit itu semakin mewabah karena di sini pesantren, yang merupakan kumpulan banyak santri,” ungkapnya.

Busahemi juga mengurai tentang beberapa pasien di Kabupaten Sumenep yang positif DBD setiap tahunnya. Pada tahun 2007 sebanyak 917 orang, kemudian pada tahun 2008 menurun menjadi 613 orang, dan pada tahun 2009 meningkat lagi menjadi 638 orang.

“Jumlah orang yang terserang penyakit itu berubah-ubah setiap tahunnya. Saya menghimbau kepada seluruh santri untuk tetap melakukan 3M, yaitu Menguras, Menutup, dan Mengubur. Pemberantasan ini hanya bersifat sementara. Jadi, saya mengharap tetap menjaga kesehatan dengan mandi yang teratur. Nyamuk datang karena mencium bau keringat manusia. Untuk pertolongan pertama, jika ada tanda-tanda seperti pusing, mual, atau panas tinggi, segera minum obat penurun panas semisal paracetamol dan minumlah air yang banyak,” pesannya.

Tidak ada komentar: