Ach. Fannani Fudlaly R., PPA Lubangsa
GULUK-GULUK—Pagi itu, Senin (22/03), Madrasah Aliyah Tahfidh Annuqayah (MAT) terlihat tak seperti biasanya. Pukul 07.00 WIB sebanyak 47 siswa kelas akhir sudah terlihat rapi dengan aksesoris lengkap berkumpul di halaman MAT.
Biasanya, pada jam yang sama mereka masih dengan gayung dan sabunnya berangkat mandi, ditambah lagi dengan muka kusam karena baru saja bangun dari tidur pagi. Biasa, untuk siswa sekaligus santri Annuqayah tidur pagi adalah aktivitas tambahan sebagai ganti dari jam tidur pesantren yang lumayan larut malam.
Saat itu, mereka siap menghadapi Ujian Nasional (UN). Namun, UN tak dilaksanakan di MAT sendiri, melainkan di MA 2 Annuqayah yang jaraknya 2 km ke arah utara. Ini karena MAT sendiri tidak cukup syarat untuk menyelenggarakan ujian sendiri. Kira-kira begitu kata para guru MAT.
Dengan sumbangan Rp 2.500 yang disetor ke sekolah, mereka pun tak usah susah payah berjalan kaki untuk mencapai tempat tujuan, karena pihak sekolah telah menyewa mobil yang siap mengantar mereka selama pelaksanaan UN, yakni dari tanggal 22 s.d 26 Maret.
Jam menunjukkan pukul 07.30 WIB. Semua siswa telah tiba di MA 2 Annuqayah. Masih ada waktu setengah jam dari jadwal masuk, yakni pukul 08.00 WIB. Mereka pun tak menyiakan waktu setengah jam tersebut untuk persiapan. Sebagian masih lengket dengan bukunya, dan sebagian yang lain terlihat mampir di warung dekat MA 2 Annuqayah untuk sekadar melepas rasa lapar karena tak sempat sarapan.
“Demi tak terlambat ke UN, saya rela berangkat dalam keadaan lapar. Untung di sekitar MA 2 Annuqayah ini ada warung nasi. Akhirnya saya bisa makan juga,” ungkap Abdul Rahman, salah satu siswa kelas akhir MAT.
Bel masuk terdengar. Semua siswa MAT maupun MA 2 Annuqayah masuk ke dalam ruangan masing-masing. Suasana sunyi menyelimuti para peserta UN. Tak ada lagi suara riuh para siswa. Mereka khusyuk menjawab satu persatu soal Bahasa Indonesia, dengan disertai rasa takut dan cemas. Maklum, saat itu adalah pertama kalinya mereka berhadapan dengan soal-soal tersebut. Tak ingin terjadi kecurangan, para pengawas pun bergerilya mengontrol ke seluruh ruangan.
Selang 2 jam, bel kembali terdengar. Jam menunjukkan pukul 10.00 WIB. Bel kali ini menunjukkan tanda istirahat. Kegaduhan tak dapat dielak. Para siswa dengan riangnya keluar ruangan untuk melepas kejenuhan masing-masing. Karena tak terbiasa dengan lingkungan MA 2 Annuqayah yang dekat dengan jalan raya, para siswa MAT memilih mengisi jam istirahat dengan belajar materi yang akan diujikan setelah jam istirahat di ruangan masing-masing. Untuk hari pertama UN, ada dua meteri yang diujikan bagi para siswa program keagamaan, yakni Bahasa Indonesia dan Fikih.
Setelah selesai dari aktivitasnya, para siswa MAT dan MA 2 terlihat berkumpul kembali di ruangan masing-masing menunggu bel dibunyikan. Kali ini untuk para siswa MAT akan segera disuguhi soal-soal materi fikih.
Akhirnya, yang ditunggu terdengar juga, bel masuk berdering. Tapi, sekarang tak sama dibandingkan ketika jam pertama, yaitu materi Bahasa Indonesia, mereka tak lagi kelihatan tegang mengerjakan soal-soal fikih. Kali ini mereka terlihat rileks. Tak terlalu lama dari bel dibunyikan, hujan dengan derasnya mengguyur hingga selesai ujian.
Sebagian siswa MAT ada yang nekat melewati derasnya hujan untuk kembali ke pondok masing-masing yang lumayan jauh. Maklum, untuk pulang mereka tak lagi diantarkan dengan mobil, karena uang sewa mobil hanya cukup untuk keberangkatan saja.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar