Fandrik Hs Putra, PPA Lubangsa
Seiring dengan bertambahnya pengurus seksi PPA Lubangsa yaitu pengurus seksi Kepustakaan Pers dan Penerbitan (KP2) pada tahun 2008, maka Majalah Muara dan Buletin Kompak yang awalnya di bawah naungan pengurus seksi Penerangan dan Pembinaan Organisasi (P2O) kini dilimpahkan pada pengurus seksi tersebut.
Salah satu latar belakang penambahan pengurus seksi tersebut karena di PPA Lubangsa belum memiliki perpustakaan yang menunjang kegiatan membaca, belajar, dan mengajar. Kendalanya adalah masalah dana dan tempat khusus untuk perpustakaan.
“Kami pernah mengajukan tempat (perpustakaan) itu pada pengurus harian agar gedung yang digunakan Warung Pos dan Telekomunikasi (Warpostel) dan Usaha Kesehatan Pondok Pesantren (UKPP) dibuat lantai dua dan digunakan sebagai tempat perpustakaan dan warung internet. Sampai saat ini masih belum ada respons yang jelas dari mereka,” ungkap sobri, koordinator seksi KP2 ketika melakukan rapat konsolidasi bersama kru Muara.
Karena belum mempunyai tempat, maka perpustakaan akan ditempatkan di kantor redaksi Muara yang berada di kawasan blok F. Namun, hingga kini pengadaan perpustakaan itu masih belum terealisasikan. Yang ada hanya lemari kosong untuk tempat buku yang sudah datang beberapa minggu yang lalu. Sedangkan bukunya belum ada.
Hari Senin (15/02) yang lalu, pengurus KP2 membeli sebuah printer untuk merealisasikan salah satu program kerjanya agar proses penerbitan lebih maksimal. Namun pembelian printer tersebut masih menuai kontroversi dari beberapa kru Muara, karena menurut Ach Taufiqil Aziz, uang itu menggunakan kas Muara dan tidak melalui prosedur yang berlaku. Mereka juga dikejutkan dengan papan pengumuman di depan kantor redaksi Muara yang bertuliskan: “Di sini bisa melayani back up cd, print out, cetak foto dll. dengan harga terjangkau.” Melihat plang itu, kantor redaksi Muara seperti dijadikan lahan bisnis.
“Pembelian printer itu tidak dengan jalan musyawarah bersama kami (Kru Muara). Padahal setahu saya, kas Muara dan KP2 itu beda. Jadi kami berhak untuk meminta kejelasan mengenai uang tersebut. Apalagi untuk tahun ini kami rencananya ingin menerbitkan Majalah Muara edisi khusus. Kalau sudah dikeluarkan untuk membeli printer, saya tidak tahu apakah uang itu akan cukup untuk penerbitan nanti. Kalau seperti saat ini, di sini bukan hanya kantor redaksi, tapi juga perpustakaan dan rental,” tutur Ach. Taufiqil Aziz, Redaktur Pelaksana Majalah Muara.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar