Minggu, Februari 28, 2010

Majalah "Muara" Angkat Soal Formalisasi Diniyah

Fandrik Hs Putra, PPA Lubangsa

GULUK-GULUK—Majalah Muara PPA Lubangsa kini terbit lagi untuk edisi yang ke-32. Majalah yang dicetak di CV Cakrawala, Surabaya, itu baru tiba di kantor redaksi Majalah Muara yang terletak di kawasan Blok F Lubangsa pada jum’at sore (26/02) pukul 16.30 WIB sebanyak 1000 eksemplar.

Untuk edisi tahun ini, majalah Muara mengangkat tema “Madrasah Diniyah dalam Desakan Formalisasi”. Menurut Fitratussalihin, tema itu perlu diangkat mengingat kabijakan pemerintah untuk memformalkan Madrasah Diniyah (Madin), khususnya di Kabupaten Sumenep sama dengan lembaga pendidikan formal semacam MI/SD, MTs/SMP, MA/SMA.

“Di satu sisi, kesejahteraan guru Madin akan terjamin dengan kebijakan tersebut. Tidak akan ada lagi istilahnya “guru lillahi ta’ala” (Gulita). Namun, di sisi lain, mereka (pengelola Madin) harus mengikuti beberapa aturan pemerintah. Salah satunya adalah menyertakan materi umum dalam pendidikan Madin sebanyak 30 persen. Itulah yang banyak menjadi pro-kontra pengelola Madin,” ungkap pimred Majalah Muara itu.

“Banyak yang ragu terhadap kebijakan tersebut. Dari data yang kami dapatkan ternyata mereka masih setengah-setengah dalam merespons kebijakan itu. Karena mereka takut independensi Madrasah Dniniyah akan terhapus oleh kebijakan itu,” tambah Ach. Taufiqil Aziz yang menjabat sebagai redaktur pelaksana.

Terlepas dari tema itu, edisi kali ini Majalah Muara menambah rubrik dan halaman. Jika pada penerbitan tahun sebelumnya majalah itu hanya berisi 52 halaman, kini telah menjadi 60 halaman dan dengan tambahan rubrik gagasan untuk tema fokus khusus.

“Untuk fokus khusus kali ini kami mengangkat tema tentang ‘Geliat Pers di Annuqayah’. Dan untuk membuka ruang yang lebih luas terhadap para penulis, kami mengajak menuangkan gagasannya dalam bentuk opini untuk mendiskusikan seputar tema itu,” tambah pimred asal Jember itu.

Untuk pemasarannya, majalah Muara dijual seharga enam ribu rupiah per eksemplar.

2 komentar:

Muhammad Qudsi mengatakan...

Untuk memperluas distribusi Muara dan sebagai media komunikasi bagaimana kalau lembaga-lembaga pendidikan yang dipimpin oleh alumni didata dengan baik dan dihubungi untuk langganan Muara. Tentu saja biaya langganan plus biaya kirim.
Saya siap langganan juga. Mohon penjelasan teknis pembayaran (lebih baik via bank transfer dan kirim pos). Trims.

M Mushthafa mengatakan...

Fandrik, kamu sepertinya ada bakat utk jual jamu.. Hhmmmm.. gimana kalau saya rekomendasikan kamu untuk juga membantu di Herba Madura, jika ada waktu?