Fahrur Rozi, PPA
Lubangsa Selatan
Guluk-Guluk—Jum’at, 24 Februari 2012, Departemen
Perpustakaan dan Pengembangan Wawasan (Puspenwas) PPA Lubangsa Selatan,
Guluk-Guluk, Sumenep, bekerjasama dengan
Perpustakaan PPA Lubangsa Selatan mengadakan pelatihan menulis cerpen. Acara
tersebut merupakan program tahunan Puspenwas dalam upaya mengembangkan
kemampuan santri menulis fiksi.
Didapuk sebagai fasilitator dalam pelatihan
tersebut, Suhairi Rachmad memberikan beberapa tips menulis bagi pemula. Salah
satunya adalah soal bekerja keras. Menurutnya, sering kali penulis pemula
disibukkan oleh alasan akan banyaknya pekerjaan yang harus mereka selesaikan.
Padahal, sesibuk apapun orang, dia pasti punya waktu longgar.
Dia menganalogikakan wadah yang selalu bisa diisi
oleh beragam benda. Wadah tersebut mungkin sudah terasa sesak ketika diisi
batu, misalnya. Namun, wadah itu masih bisa diisi kerikil di sela-sela batu
yang sudah penuh. Ketika kerikil penuh, wadah itu pun masih bisa diisi tanah.
Tanah penuh, wadah itu masih juga bisa diisi air.
“Ruang yang kosong dalam wadah tersebut kita
umpamakan sebagai waktu. Jadi, sebenarnya kita memiliki banyak waktu. Tapi
sibuk dengan alasan-alasan yang tidak penting. Penulis harus menghilangkan
kebiasaan tersebut,” lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Suhairi lebih banyak memberikan
motivasi ketimbang bicara tentang teori menulis. Dia menjelaskan proses kreatifnya
ketika awal-awal mulai menggemari dunia literasi. Alumnus Pondok Pesantren
Mambaul Ulum, Bata-Bata, Pamekasan, sekaligus mantan wartawan televisi Madura
Channel ini mengaku, dulu ia sangat senang bukan main ketika tulisannya
untuk rubrik “Suara Pembaca” dimuat di mading pondoknya.
“Saya senang bukan main. Saya selalu datang ke
mading tersebut bukan untuk membaca, tapi melihat siapa yang membaca tulisan
saya,” tuturnya. Pernyataan itu sontak membuat para peserta tertawa. Memang,
sepanjang acara, Suhairi kerap menyelipkan humor-humor segar sehingga suasana
menjadi gayeng.
Acara yang berlangsung pada pukul 14:50-16:47
WIB. itu diikuti oleh 23 santri yang
berasal dari komunitas-komunitas menulis di PPA Lubangsa Selatan. Tidak hanya
komunitas yang bergerak di bidang penulisan cerpen (Komunitas Cinta Nulis),
namun mereka juga berasal dari komunitas penulis puisi (Mangsen) dan karya
ilmiah (Aliansi Penulis Ilmiah). Selain itu, para pustakawan Perputakaan PPA.
Lubangsa Selatan juga ikut andil menjadi peserta dalam kegiatan tersebut.
Pelatihan ini diformat dengan cukup sederhana.
Waktu sepenuhnya diserahkan kepada fasilitator setelah sebelumnya diberi
pengantar oleh panitia. Acara ini ditempatkan di aula Madrasah Diniyah PPA
Lubangsa Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar