Husnul Khatimah
Arief, PPA Latee II
Guluk-Guluk—Setelah menikmati hari libur selama empat hari di rumah, pengurus
PP Annuqayah Latee II segera merealisasikan salah satu program Perayaan
Hari-hari Besar Islam (PHBI), yakni perayaan maulid Nabi saw. yang sebelumnya
sempat tertunda. Pada Senin malam (13/1) kemarin,
perayaan maulid Nabi ini resmi dibuka oleh ketua pengurus PP Annuqayah Latee II,
Musyayyadah, S. Pd. I.
Acara
yang melibatkan seluruh santri PPA Latee II tersebut bertempat di mushalla
ar-Rahmah. Pada malam itu, pembukaan terkesan meriah dengan disuguhkannya
sejumlah penampilan dari santri yang kompeten di bidang tarik suara. Mereka
menghibur santri dengan berkaraoke menyanyikan tembang gubahan penyanyi Timur
Tengah, Danna. Suasana yang pada awalnya tampak serius berubah menjadi lebih
santai dan enjoy ketika Rizki Amalia dan Raudhatul Jannah, santri yang memiliki
suara merdu, serempak memasuki mushalla seraya menyanyikan lagu berjudul “Murramas”
dengan mengenakan busana hitam yang eksotis. Secara spontan mereka mendapat
apresiasi dan tepuk tangan dari para penonton.
Dalam
rangka menyemarakkan perayaan ini, panitia menyediakan berbagai macam lomba
yang harus diikuti oleh santri melalui sistem delegasi dari delapan blok yang
ada di PPA Latee II. Lomba-lomba tersebut berupa Ibarah Tematik, Nasyid, Diba’
Original, Cari Ayat Dalam Kamus dan Fiksi Spontanitas (surat untuk Rasulullah).
Jumlah lomba yang relatif sedikit ini mengharuskan untuk dilakukan selama tiga
hari saja, yakni pada 14-16 Februari. Sedangkan juri yang akan menilai
performan peserta adalah santri Latee II sendiri yang militan di masing-masing
lomba tersebut.
Tema
acara yang dipilih panitia kali ini adalah “Meneladani Tapak Juang Rasulullah”.
Dalam sambutannya, Lailatul Mukarramah yang dipercaya menjadi ketua panitia
dalam acara ini menyampaikan bahwa perayaan maulid Nabi tidak sekedar ritual
yang bersifat formal. Tetapi lebih dari itu, santri
diharapkan mampu menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam sepak
terjang Rasulullah menghadapi realitas hidup yang penuh dengan onak dan duri.
“Perayaan
maulid Nabi bukan perayaan yang tanpa ruh dan esensi. Tetapi yang terpenting di
sini, santri mampu meneladani segala tindak tanduk Rasulullah di berbagai segi
kehidupan, karena diakui hanya beliaulah teladan sejati yang harus kita ikuti,”
tutur Ila, panggilan Lailatul Mukarramah,
dalam sambutannya dengan nada tulus dan sungguh-sungguh.
Tak
jauh beda dengan Ila, ketua Pengurus Latee II juga menuturkan bahwa perayaan
maulid tidak sekadar merealisasikan program pengurus
Latee II yang tertera dalam program kerja. Acara ini adalah
sebuah upaya untuk mengingat kembali perjuangan Nabi dalam menyikapi hidupnya,
baik kaitannya dengan agama, umat, keluarga, ataupun pribadinya. Tak berlebihan kiranya
jika dikatakan bahwa maulid Nabi harus dijadikan bahan kontemplasi bagi umat
Islam guna menghadapi kehidupan yang amat kompleks ini.
Untuk melakukan upaya tersebut, panitia menjadikan Nurul Yaqin, kitab
tarikh, sebagai kitab yang akan dilombakan dalam lomba Ibarah Tematik
atau yang biasa dikenal dengan Musabaqah Qiraatul Kutub. Dalam hal ini, tentu
santri akan mempelajari kitab sejarah tersebut guna memahaminya. Paling tidak,
santri sudah mendapat pengetahuan mengenai kehidupan Nabi melalui kitab
tersebut yang kemudian akan diaktualisasikan dalam kehidupan nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar