Hairul
Anam Al-Yumna, PPA Latee
Baru-baru
ini, nama Pondok Pesantren Annuqayah tambah harum. Pasalnya, tiga santri yang
mengenyam pendidikan di Annuqayah berhasil menyabet juara pertama dalam Debat Bahasa Arab Internasional. Mereka
adalah Hajar, Abd. Muqit, dan Umarul Faruq. Ketiganya merupakan mahasiswa
Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika), Guluk-Guluk, Sumenep.
Lomba
yang cukup bergengsi tersebut ditempatkan di UIN Maliki Malang dari tanggal 12
sampai 13 Desember 2011. Pesertanya terdiri dari mahasiswa pilihan
kampus-kampus ternama di Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Maroko, dan
Brunai Darussalam.
“Kami
sungguh tidak menduga. Jangankan sampai juara pertama, juara ketiga pun awalnya
kami pupus harapan,” kata Hajar saat diwawancarai, Rabu (14/12) pagi.
Ketua Markaz Bahasa Arab Annuqayah itu merasa bakal kalah karena menyadari
betapa lawannya adalah mahasiswa-mahasiswa tangguh yang tentunya telah teruji
kehebatannya.
“Kami
sangat bersyukur, atas usaha dan doa, tim Annuqayah bisa juara pertama. Ini
menjadi pengalaman berharga yang tak akan pernah kami lupakan,” tambah Hajar.
Dalam
kesempatan yang sama, Abd Muqit menceritakan bagaimana perjuangannya hingga
sampai pada babak final.
“Sistem
yang digunakan dalam lomba ini adalah sistem gugur. Untunglah, setelah melewati
beberapa tahap yang mendebarkan, kami ternyata juara,” katanya sembari
tersenyum.
Di tahap
pertama pada hari Senin (12/12), tambah Muqit, tim Annuqayah berhadapan dengan
tim dari UIN Maliki Malang.
“Kami
tentu khawatir akan adanya konspirasi (kecurangan) karena panitianya terdiri
dari para dosen UIN Maliki. Dan kekhawatiran kami sirna seketika tatkala Dewan
Juri memberikan kepastian menang pada kami di babak penyisihan ,” kata mantan
ketua Markaz Bahasa Arab asal Kadur, Pamekasan, itu.
Prestasi
tersebut tidak lantas membuat tim Annuqayah santai. Sebab, keesokan
harinya mereka masih bakal berhadapan dengan tim Pondok Pesantren Darul Lughah wad-Da’wah, Bangil, Pasuruan yang
memang sering juara debat bahasa Arab tingkat nasional.
“Mengetahui
hal itu, harapan kami melaju ke babak berikutnya jadi tiada,” kata Muqit agak
memelas.
Adu
pendapat dan argumentasi pun berlangsung seru. Kedua tim pilih tanding tersebut
mengerahkan segala kemampuannya agar bisa menang.
“Denyut
jantung kami hampir berhenti ketika Dewan Juri mengumumkan kemenangan kami atas
Bangil. Kami pun berhak melaju ke babak berikutnya hingga final,” kata Muqit.
Di final,
tim Annuqayah berdebat dengan tim UIN Maliki Malang yang lain. Muaranya, tim
UIN Maliki Malang harus menyerah sebagai runner up (juara kedua).
Risa, salah satu mahasiswi UIN Maliki yang hadir
dalam perlombaan menilai bahwa tim dari Annuqayah memang tampil memukau dan
layak menang.
“Mereka benar-benar tampil maksimal. Argumentasi
mereka cukup mengagumkan. Tentu melebihi yang lainnya. Ditambah lagi
kekompakan,” ujarnya saat dihubungi melalui telepon seluler.
Ketika ditanya tentang kesan mengikuti lomba debat
bahasa arab berskala internasional itu, tim Annuqayah memberikan jawaban yang
sama.
“Yang paling mengesankan ialah ketika kami mampu mengalahkan
tim dari Pondok Pesantren Darul Lughah wad-Da’wah, Bangil, Pasuruan,” kata
mereka.
Pasalnya, selama ini Pondok Pesantren Darul Lughah
wad-Da’wah, Bangil menjadi acuan dalam
debat bahasa arab di Annuqayah.
“Lomba ini sangat mendebarkan. Lawannya
tangguh-tangguh,” kata ustaz Abdul Basith Mansur yang menjadi pendamping tim
Annuqayah.
Mengenai
persiapan, tim Annuqayah menyatakan tidak mempersiapkan apa-apa selain doa dan
menjaga kebugaran fisik.
“Persiapannya
baru kami lakukan di tempat, yaitu sesudah kami mendapatkan kepastian tema
debat yang diberikan panitia kepada tim kami. Jadi, sepuluh menit sebelum debat
dimulai, kami mencari data-data untuk dijadikan landasan referensi,” tegas Muqit
dengan wajah imutnya.
3 komentar:
akan lebih seru seandainya saat itu alumni annuqayah seperti Ra Faiz dan Wildani Hefni ikut juga. Bisa jadi reuni..hehe
Mantab!
Alfu Mabruk!!!
berita yang menarik,
kepada peserta yang juara, saya ucapkan selamat.
mantap, annuqayah memang top
semoga usaha-usaha tersebut diikuti oleh generasi selanjutnya.
Posting Komentar