Hairul Anam Al-Yumna, PPA Latee
Guluk-Guluk—Lembaga Pers Mahasiswa Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (LPM Instika) Putri menggelar bedah majalah Dinamika edisi VI/November-Desember/2011, Kamis (15/12) siang. Bedah majalah terbitan LPM Instika Putri tersebut dihadiri 7 redaksi majalah Dinamika, 12 orang dari tim kreatif LPMNews dan Buletin IQra’, serta sekitar 40-an mahasiswi Instika.
Acara yang ditempatkan di Aula Lantai III Instika Putri tersebut menghadirkan editor buku dan jurnalis andalan Madura, M Mushthafa, sebagai pembedah. M Mushthafa memberikan kritik tajam terhadap majalah Dinamika. Ada banyak hal yang menjadi sorotannya.
“Klaim investigasi. Ini salah satu yang saya soroti. Saya nilai, penulisan laporan Dinamika masih belum selaras dengan penulisan investigasi,” tegas peraih Beasiswa Erasmus Mundus itu saat diwawancarai, Kamis (15/12) malam via telepon.
Fokus atau angle majalah Dinamika, lanjut kepala SMA 3 Annuqayah itu, tidak jelas.
“Kelihatan sekali bahwa persiapan redaksi tidak matang, baik di laporan utama maupun di rubrik wawancaranya,” kata M Mushthafa.
Untuk edisi kali ini, redaksi Dinamika mengangkat tema “Fakta Buram di Balik Kemegahan Jembatan Suramadu” di laporan utama. Dari hasil investigasi yang dilakukan redaksi Dinamika, ditemukan fakta bahwa di balik kemegahan Suramadu tersimpan derita masyarakat di sekitarnya.
“Ekonomi masyarakat sekitar jembatan tersebut tampak memilukan. Mereka tak jarang menjadi korban penggusuran,” kata ketua LPM Instika Putri, Siti Khairiyah, saat diwawancarai via telepon, Jumat (16/12) sore.
Di samping itu, lanjutnya, ganti rugi yang diberikan pemerintah terhadap masyarakat yang berprofesi sebagai Pedagang Kaki Lima (PKL) itu sangat tidak memadai.
Terlepas dari itu, M Mushthafa menilai bahwa data dan narasumber yang diwawancarai oleh redaksi Dinamika bukan sumber utama yang relevan.
“Tampaknya mengandalkan wawancara, kurang observasi dan verifikasi,” katanya agak terdengar ‘pedas’.
Pengemasan data atau laporan juga dipandang kurang apik oleh M Mushthafa.
Dari itulah, M Mushthafa berharap sekaligus berpesan kepada LPM Instika Putri dan pegiat pers mahasiswa lainnya agar giat belajar.
“Peserta bedah Dinamika saja tadinya nggak bisa membedakan straight news dan investigasi. Saya lihat kualitas anak-anak LPM Putri cukup jauh kualitasnya di bawah LPM Putra. Tampaknya memang kurang bimbingan,” kata M Mushthafa detail.
Secara terpisah, Siti Khairiyah mengamini kritikan dari M Mushthafa.
“Saya mengakui hal itu, dan koreksi dari kiai M Mushthafa adalah ‘cambuk’ bagi teman-teman LPM Instika Putri untuk lebih spirit, sekalipun memang banyak sekali kritikan yang lumayan kejam,” kata Khairiyah saat dihubungi Jumat (16/12) siang via telepon.
Tapi semakin banyak kesalahan yang diketahui, lanjut Khairiyah, semakin banyak pula kesempatan untuk memperbaikinya.
“Kami akan buktikan bahwa LPM Instika Putri bisa lebih baik dari sebelumnya,” tandasnya berapi-api.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar