Hairul
Anam Al-Yumna, PPA Latee
OSIS SMA
3 Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep menyelenggarakan acara Gerhana Bulan, Sabtu
(10/12) malam. Mata acaranya: shalat gerhana, pembacaan puisi-puisi M Faizi
dari antologi Permaisuri Malamku,
pemutaran film dokumenter pendek tentang astronomi Cosmic Voyage, dan teropong bulan.
Acara
yang cukup meriah tersebut ditempatkan di depan halaman Perpustakaan Madaris III Annuqayah. Pada kesempatan itu,
hadir ratusan siswi, guru, ketua PC NU
Sumenep H Pandji Taufiq, dan masyarakat sekitar pesantren.
Dalam
sambutannya, kepala SMA 3 Annuqayah,
M Mushthafa, menyatakan
bahwa acara tersebut berpangkal pada idenya. Selanjutnya, dia menginstruksikan
kepada pengurus OSIS untuk melaksanakannya.
“Sebenarnya,
ide acara ini sudah menggelayuti pikiran saya setahun yang lalu. Ketika itu
sedang berlangsung gerhana bulan. Saya memotretnya di bukit Lancaran sebelah
tenggara Annuqayah. Sayangnya, saya tidak shalat,” ujar M Mushthafa.
Dari
kesadaran itu, timbul keinginan kuat dari M Mushthafa untuk menggelar acara
yang salah satunya berisikan shalat khusufi al-qamari (shalat gerhana
bulan) secara berjamaah.
“Bulan Juni
kemarin juga ada gerhana bulan. Terjadi pada tengah malam, sehingga tak
memungkinkan untuk menggelar acara seperti ini,” tambahnya.
Tiga
Sudut Pandang
“Melalui
acara ini, saya mengajak semua hadirin untuk memaknai gerhana bulan dari
bermacam sudut pandang: agama, seni, dan ilmu (sains),” ujar M Mushthafa.
Dari
sudut pandang agama, lanjut kiai muda yang juga dosen Institut Ilmu Keislaman
Annuqayah itu, akan dijelaskan tata cara pelaksanaannya secara singkat oleh
salah satu pengasuh Annuqayah, KH Bushiri Ali Mufi.
Selain
itu, M Mushthafa juga mengutip hadis Nabi berkenaan dengan gerhana bulan:
“Matahari dan bulan itu adalah ayat dari ayat-ayat Allah.
Keduanya tidak gerhana karena kematian orang. Dari itu, kalau kalian melihat
gerhana maka shalatlah.”
Dari
sabda tersebut, tegas M Mushthafa, tersirat pelajaran agar umat Islam tidak
berpikir takhayul yang nantinya dapat memudarkan warna keimanan.
Dari
sudut pandang seni, gerhana bulan tersebut akan diserapi dengan pembacaan puisi
Permaisuri Malamku karya pengasuh
muda Annuqayah, M Faizi.
Karya
tersebut memiliki dua keistimewaan. Pertama, di dalamnya secara khusus
bercerita tentang peristiwa-peristiwa langit dan kejadian di malam hari. Kedua,
karya tersebut telah mengantarkan M Faizi diundang baca puisi di Berlin,
Jerman. Karena dibacakan di Jerman, di dalamnya ada yang diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris.
“Bertafakkurlah
dengan cara Anda sendiri,”
kata M Faizi ketika memberikan sambutan.
Direktur
Madaris III Annuqayah tersebut berbagi
pengalaman bahwa buku Permaisuri Malamku
itu berlandaskan pada hasil perenungannya yang mendalam. Selain itu, juga berangkat
dari upaya menemukan perbedaan dalam berkarya.
Adapun
dari sudut pandang ilmu (sains), gerhana bulan tersebut akan diteropong secara
cermat.
“Di sini
sudah tersedia 2 alat teropong dan kita akan memanfaatkannya untuk menyaksikan
keagungan Allah,” katanya.
Tidak
hanya itu, di dalam acara yang dimulai sehabis Isya’ itu juga digelar pemutaran
film Cosmic Voyage (Jelajah Kosmis).
Film ini memberikan gambaran tentang kondisi awal mula kehidupan, alam semesta,
pemuan teleskop dan mikroskop, galaksi bima sakti, dan atraksi bintang
gemintang yang tentu membuat mata malas untuk berkedip.
Oleh
panitia, ketua PC NU Sumenep H Pandji Taufiq juga diberi waktu sambutan oleh
panitia. Pak Pandji, panggilan akrabnya, merendahkan hati dalam sambutannya.
“Saya
tetap santri yang kebetulan diberi tugas mengabdi di NU,” katanya.
Mengutip
pernyataan KH M.A. Sahal
Mahfudz, Pak Pandji menyatakan bahwa pesantren dengan NU tak ada perbedaan.
“NU
adalah pesantren besar dan pesantren adalah NU kecil,” katanya lugas.
Lebih
lanjut, Pak Pandji mengutarakan harapannya agar para siswi SMA 3 Annuqayah
mampu menjadi pioner beridirinya pelajar NU di Annuqayah.
“Kami
sangat berharap agar SMA 3 Annuqayah menjadi pioner untuk mengembangkan
organisasi pelajar NU. Dalam hal ini ialah IPNU dan atau IPPNU,” tandasnya.
Seusai
acara, sebagian besar peserta dan undangan tidak langsung pulang. Mereka masih
menikmati indahnya malam gerhana bulan melalui alat-alat yang sudah disediakan
oleh panitia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar