Rabu, Juni 01, 2011

PSG Menyapa Pelita


Masluhatun, siswa kelas XA SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—Jum’at pagi 6 Mei yang lalu, tim sampah plastik Pemulung Sampah Gaul (PSG) SMA 3 Annuqayah berangkat ke Madrasah Aliyah Raudlah Najiyah, Lengkong, Bragung. Setelah banyak kali tim PSG menghadiri berbagai acara atau undangan, Pelita (Pecinta Lingkungan Tanaman Tradisional), salah satu kegiatan ekstra di MA Raudlah Najiyah juga mengundang PSG beberapa waktu lalu.

Tujuan dari tim sampah plastik PSG ke MA Raudlah Najiyah ini adalah untuk mensosialisasikan tentang bahaya sampah plastik dan berbagi pengalaman tentang kegiatan PSG.

Saat itu ada beberapa anggota PSG yang diutus untuk menghadiri undangan ini, yakni Indah Susanti, Qurratul Aini, Yuliatin, Muflihah dan didampingi oleh guru pendamping, Mus'idah Amien, S.Pd.I. Di awal acara, mereka terlebih dahulu menjelaskan profil PSG dilanjutkan dengan penjelasan materi tentang bahaya sampah plastik, membedakan sampah organik dan anorganik, dan apa hubungannya dengan pemanasan global.

Setelah penjelasan materi, seperti biasa pasti ada sesi tanya-jawab. Peserta yang kurang lebih berjumlah 50 orang (kebanyakan perempuan) yang terdiri dari pengurus Pelita dan perwakilan dari setiap kelas MA dan MTs Raudlah Najiyah sangat antusias dalam sesi ini. Banyak sekali penanya. Mungkin juga karena adanya beberapa permainan yang disajikan oleh tim PSG.


Berhubung saat itu mendekati waktu shalat Jum'at, tim PSG dan peserta lainnya yang sebagian laki-laki beristirahat dari jam 11.30-12.45 WIB yang digunakan untuk shalat dan makan.

Setelah waktu istirahat selesai, peserta diajak untuk membuat tepak (tempat pensil) memakai bahan plastik bekas yang telah dikumpulkan sebelumnya. Pada saat itu tidak ada mesin jahit, jadi pembuatannya dilakukan secara manual. Acara itu berakhir pada pukul 16.30 WIB.


Pada Jum'at berikutnya (13/05), tim sampah plastik PSG kembali hadir ke sekolah ini untuk kedua kalinya. Di sana mereka mereview dan mendiskusikan lebih dalam materi sebelumnya, sejauh mana pemahamannya dan melihat apakah peserta tersebut benar-benar peduli terhadap kegiatan seperti yang dilakukan oleh tim PSG. Kemudian dilanjutkan dengan praktik membuat tas dari sampah plastik.

Anggota tim yang hadir hanya memandu langkah-langkah pembuatan tas plastik yang dibantu dengan mesin jahit tua yang kadang-kadang ngadat atau karet gilingannya putus. Tapi dengan semangat dan keinginan peserta yang begitu besar untuk bisa membuat tas dari sampah plastik hasil kerja sendiri, mereka tak menyerah memperbaiki mesin tua itu dengan penuh kesabaran.


Pukul 11.00 WIB siang tim PSG berpamitan pulang. Peserta yang hadir merasa kecewa waktu yang tersedia sudah habis. Apalagi dengan pembuatan tas plastik yang belum sepenuhnya selesai.

Tanggapan dari kedua pihak sama-sama menyenangkan dan merasa bahwa mereka perlu bertemu kembali.

"Kami (tim PSG) berharap dapat menjalin kerjasama yang baik dengan Pelita," kata Indah Susanti, koordinator PSG.


Tim PSG bukan hanya berharap menjalin kerjasama yang baik dengan Pelita. Tim PSG juga merencanakan untuk bekerja sama di bidang proyek konservasi air yang saat ini masih digodok oleh tim PSG, karena sekolah tersebut tempatnya sangat strategis untuk tim mengelola proyek ini. Sekolah ini berdekatan dengan Sungai Lengkong yang masih digunakan warga sekitar. Sedangkan sungai tersebut kurang terawat dari sampah.

Berita ini dikutip dari blog Madaris 3 Annuqayah.

Tidak ada komentar: