Jumat, Desember 11, 2009

Nonton Bareng Film 2012, Bayar 500 Rupiah

Sumarwi, PPA Nirmala

GULUK-GULUK—Puluhan santri Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Nirmala Kamis (10/12) kemarin malam nonton bareng film 2012, bertempat di Mushalla lantai II Nirmala. Kegiatan ini dimonitoring oleh para Pengurus Perpustakaan Nirmala. Para santri yang ingin nonton film dikenakan biaya sebesar Rp.500. Hasil dari penjualan tiket ini dipergunakan untuk membayar sewa LCD Proyektor ke sebuah lembaga di PP Annuqayah dan sisanya akan dimasukkan sebagai pendapatan perpustakaan.

Sejumlah pengurus perpus mulai sibuk sejak setelah pembacaan Shalawat Barzanji untuk menyiapkan segala sesuatunya, mulai dari laptop, sound system dan semacamnya. Tampak Affan Ready, penanggung jawab kegiatan ini, paling sibuk mengkoordinasi teman-temannya. Sebelum acara pemutaran film dimulai santri, yang masih berdiam di Mushalla Lt II disuruh turun terlebih dahulu agar diketahui antara santri yang membeli tiket dan yang tidak.

Pemutaran film yang dimulai sekitar pukul 19.30 WIB dan berakhir kira-kira pukul 22.30 WIB ini disambut meriah oleh para santri. Terbukti para santri saling berebut untuk masuk ke ruangan lantai II. Tidak hanya kalangan santri saja yang menonton, sebagian pengurus juga ikut meramaikan nonton bareng ini, dan juga ada beberapa santri dari luar Nirmala yang hadir.

Affan mengatakan bahwa pemutaran film 2012 ini dalam rangka menjawab kegelisahan para santri yang selama ini bertanya-tanya tentang film yang begitu menghebohkan ini. Bahkan sempat beredar info bahwa akan benar-benar terjadi kiamat sungguhan. Selain itu film ini adalah film terbaru yang layak ditonton.

“Semoga kegelisahan mereka terjawab dalam pemutaran film ini,” ungkapnya di sela-sela pemutaran film kemarin malam.

”Pemutaran film semacam ini tidak akan hanya ada pada malam ini saja. Besar kemungkinan akan diadakan setiap setengah bulan sekali. Kami masih ingin bermusyawarah dengan teman-teman,” tambahnya.

”Sejak kemarin saya cuma mendengar cerita dari seorang teman di sekolah, kayaknya ceritanya seram banget, namun ternyata tak seseram yang saya bayangkan kemarin. Saya lihat ada yang lucu dari film ini yaitu ketika semua mati dan alam ini hancur ada beberapa orang yang masih hidup,” kata Ali Buldan, salah seorang santri yang masih duduk di bangku Aliyah.

Hikmah yang dapat diambil dari film ini, lanjut Buldan, adalah kehancuran bumi ini yang membuat kita teringat pada mati—juga kiamat.

”Saya yakin kehancuran dunia pada kiamat yang sesungguhnya nanti lebih dari yang digambarkan dalam film itu,” tuturnya

Santri menilai ending film ini mirip dengan cerita Nabi Nuh As yang membuat sebuah kapal untuk ummatnya.

1 komentar:

Lelaki Tak Sempurna mengatakan...

klo dngar nonton bareng jd ingat pas nonton bareng film laskar pelangi di halaman MTs 1. seru abiz. jd kangen annuqayah....