Jamaluddin M Haz, PPA Lubangsa
Menyambut datangnya tahun baru Hijriyah 1 Muharram 1431 H, Ikhwanussubban Al-Islamiyyin (ISI) mengadakan kajian sejarah terbentuknya perayaan tahun baru Islam tersebut. Acara ini diselenggarakan pada malam Jum’at (18/12) yang lalu, bertempat di kelas XII IPS 1 MA 1 Annuqayah.
Perayaan yang diadakan oleh ISI ini diikuti oleh seluruh anggota dan pengurus ISI yang berjumlah tujuh puluh orang. Rasa bangga dalam merayakan 1 Muharram ini terpancar jelas dalam semangat seluruh peserta dalam mengikuti kajian ini.
“Saya sangat merasa senang bisa merayakan tahun baru Islam, karena dengan perayaan ini kita bisa menunjukkan pada dunia bahwa kita punya kelender sendiri,” uangkap Halfi salah satu anggota ISI.
Perayaan ini mengambil tema Eksistensi 1 Muharram di Era Digital. Dengan tema ini organisasi ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana kondisi 1 Muharram di mata dunia pada saat ini.
“Tujuan diadakannya acara ini karena kami merasa iri pada orang-orang yang merayakan 1 Januari dengan begitu meriahnya, baik itu orang muslim sendiri atau non muslim,” papar Yusron Hidayatullah selaku ketua panitia. Dia juga menambahkan agar seluruh peserta yang hadir bisa menyimak dengan seksama apa yang akan disampaikan oleh fasilitator pada malam itu.
Acara ini dimulai pada pukul 20.30 WIB dan berakhir pada 23.15 WIB. Pada acara ini hadir Ustad Abdul Basith sebagai fasilitator yang akan mengkaji tentang 1 Muharram. “Saya sangat merasa senang sekali bisa hadir pada hari ini dan bisa mengisi acara kajian ini bersama seluruh anggota ISI,” uangkap salah satu santri Latee tersebut.
Pada penyajian ini fasilitator mengupas habis tentang prihal 1 Muharram, terutama ada sejarah terciptanya kalender Islam tersebut. Beliau menyebutkan bahwa lahirnya kalender Islam ini dicetuskan pertama kali oleh Sayyidina Umar Bin Khattab, yang pada waktu itu mengumpulkan para sahabat untuk mendiskusikan rencananya untuk membuat kalender Islam.
Pada sesi diskusi, para audiens sangat antusias untuk bertanya tentang apa yang tidak dimengerti oleh mereka. Syauqi, salah satu mahasiswa Sekolah Tinggi Keislaman Annuqayah (STIKA), bertanya tentang orang-orang yang merayakan 1 Muharram dengan pergi ke tempat-tempat keramat.
Setelah acara selesai seluruh panitia membersihkan ruangan bersama-sama. Setelah ruangan dibersihkan mereka pulang ke pondok masing-masing.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar