Umarul Faruq, PPA Latee
Dua kontingen PP Annuqayah yang diutus untuk mengikuti
acara Festival Timur Tengah (FTT) di Universitas Indonesia sudah tiba kembali ke lingkungan PP
Annuqayah hari selasa (23/4) kemarin. Kedatangan mereka tidak be rsamaan. Dari total sebelas
orang, tujuh di antaranya tiba di Annuqayah pukul 13.00 WIB, sementara empat orang lainnya baru
tiba sekitar pukul 20.00 WIB.
Dalam acara FTT tahun ini, kontingen Annuqayah
menyabet empat piala sekaligus: dua piala untuk kategori siswa dan dua piala untuk kategori
mahasiswa.
Keempat piala tersebut diraih oleh Ach. Fauzi sebagai
juara kedua
lomba pidato bahasa Arab kategori mahasiswa, tim Hajar dkk sebagai juara ketiga lomba debat
kategori mahasiswa, Moh. Ainur Ridha sebagai juara ketiga lomba pidato
kategori siswa, dan M. Rahmat sebagai juara kedua lomba puisi kategori siswa.
Sementara itu, Moh. Herlianto, Moh. Lutfi, Abd. Mun’em
dan Fathur Rahim yang merupakan peserta lain utusan Annuqayah belum begitu
beruntung. Mereka
harus rela pulang dengan tangan hampa.
Walau demikian, hal itu sudah cukup
untuk membuat Markazul Lughah PP Annuqayah menjadi salah satu dari tiga
nominasi juara umum FTT 2013, meski akhirnya yang menjadi juara umum FTT tahun
ini untuk kategori siswa adalah PP Al-Hikmah Solo.
“Memang secara prestasi kami tidak
segemilang tahun lalu yang berhasil menjadi juara umum. Tapi banyak hal lain
yang kami dapatkan dari acara ini selain gelar juara: teman baru, pengalaman
baru, suasana baru, pengakuan dan banyak lagi yang lainnya,” ungkap Moh. Fauziy
selaku official rombongan Markazul Lughah PP Annuqayah.
Sementara itu, untuk lomba kategori mahasiswa, bisa
dibilang tahun ini Instika mengalami kemajuan yang cukup penting. Pada FTT tahun
2012 kemarin, tidak ada satu pun utusan Instika yang pulang membawa piala. Mereka harus puas pada
urutan keempat dan kelima. Tapi pada tahun ini dua piala berhasil dibawa
pulang, yaitu juara kedua pidato dan juara ketiga debat.
Dengan perolehan poin sekecil itu, memang masih jauh
bagi Instika untuk menjadi juara umum. Tahun ini yang berhasil meraih gelar tersebut adalah UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun lalu juara umum diraih oleh UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta. Mereka merupakan salah satu perguruan tinggi Islam
terkemuka di Indonesia.
“Tapi itu tidak berarti kita ini lemah dan tidak mampu
meraih juara umum. Keterbatasan kita hanya terletak pada soal keuangan saja.
Soalnya jumlah lomba yang diadakan cukup banyak, sementara lomba yang kami
ikuti hanya sedikit, hanya empat lomba dengan masing-masing lomba satu peserta.
Padahal, ada beberapa perguruan tinggi yang mengirimkan hingga 25 orang dalam
satu rombongan,” ungkap Umarul Faruq,
official dari Instika.
“Namun walau demikian,” lanjutnya,
“kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah mempercayakan nama
Annuqayah kepada kami, baik dari pihak kampus maupun pengurus pesantren. Berkat kepercayaan dan dukungan mereka jugalah kami bisa berhasil
sejauh ini.”
1 komentar:
annuqayah memang banyak menyimpan mutiara dan benih yang berharga. semoga mutiara itu terus tergosok dan benih itu tersirami dengan baik sehingga tumbuh subur
Posting Komentar