Minggu, April 28, 2013

FTT 2013: Markaz Nominasi Juara Umum, Instika Dua Langkah Lebih Maju


Umarul Faruq, PPA Latee

Dua kontingen PP Annuqayah yang diutus untuk mengikuti acara Festival Timur Tengah (FTT) di Universitas Indonesia sudah tiba kembali ke lingkungan PP Annuqayah hari selasa (23/4) kemarin. Kedatangan mereka tidak be rsamaan. Dari total sebelas orang, tujuh di antaranya tiba di Annuqayah pukul 13.00 WIB, sementara empat orang lainnya baru tiba sekitar pukul 20.00 WIB.

Dalam acara FTT tahun ini, kontingen Annuqayah menyabet empat piala sekaligus: dua piala untuk kategori siswa dan dua piala untuk kategori mahasiswa.

Keempat piala tersebut diraih oleh Ach. Fauzi sebagai juara kedua lomba pidato bahasa Arab kategori mahasiswa, tim Hajar dkk sebagai juara ketiga lomba debat kategori mahasiswa, Moh. Ainur Ridha sebagai juara ketiga lomba pidato kategori siswa, dan M. Rahmat sebagai juara kedua lomba puisi kategori siswa.

Sementara itu, Moh. Herlianto, Moh. Lutfi, Abd. Mun’em dan Fathur Rahim yang merupakan peserta lain utusan Annuqayah belum begitu beruntung. Mereka harus rela pulang dengan tangan hampa.

Walau demikian, hal itu sudah cukup untuk membuat Markazul Lughah PP Annuqayah menjadi salah satu dari tiga nominasi juara umum FTT 2013, meski akhirnya yang menjadi juara umum FTT tahun ini untuk kategori siswa adalah PP Al-Hikmah Solo.

“Memang secara prestasi kami tidak segemilang tahun lalu yang berhasil menjadi juara umum. Tapi banyak hal lain yang kami dapatkan dari acara ini selain gelar juara: teman baru, pengalaman baru, suasana baru, pengakuan dan banyak lagi yang lainnya,” ungkap Moh. Fauziy selaku official rombongan Markazul Lughah PP Annuqayah.

Sementara itu, untuk lomba kategori mahasiswa, bisa dibilang tahun ini Instika mengalami kemajuan yang cukup penting. Pada FTT tahun 2012 kemarin, tidak ada satu pun utusan Instika yang pulang membawa piala. Mereka harus puas pada urutan keempat dan kelima. Tapi pada tahun ini dua piala berhasil dibawa pulang, yaitu juara kedua pidato dan juara ketiga debat.

Dengan perolehan poin sekecil itu, memang masih jauh bagi Instika untuk menjadi juara umum. Tahun ini yang berhasil meraih gelar tersebut adalah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun lalu juara umum diraih oleh UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Mereka merupakan salah satu perguruan tinggi Islam terkemuka di Indonesia.

“Tapi itu tidak berarti kita ini lemah dan tidak mampu meraih juara umum. Keterbatasan kita hanya terletak pada soal keuangan saja. Soalnya jumlah lomba yang diadakan cukup banyak, sementara lomba yang kami ikuti hanya sedikit, hanya empat lomba dengan masing-masing lomba satu peserta. Padahal, ada beberapa perguruan tinggi yang mengirimkan hingga 25 orang dalam satu rombongan,” ungkap Umarul Faruq, official dari Instika.

“Namun walau demikian,” lanjutnya, “kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah mempercayakan nama Annuqayah kepada kami, baik dari pihak kampus maupun pengurus pesantren. Berkat kepercayaan dan dukungan mereka jugalah kami bisa berhasil sejauh ini.

1 komentar:

spiritualitas mengatakan...

annuqayah memang banyak menyimpan mutiara dan benih yang berharga. semoga mutiara itu terus tergosok dan benih itu tersirami dengan baik sehingga tumbuh subur