Jamilatur Rohma, PPA Latee II
Guluk-Guluk—Seminar Hari Pendidikan Nasional bertema “Memajukan Kehidupan Bangsa dengan Jejaring Literasi di Sekolah” yang diselenggarakan di SMA 3 Annuqayah pada hari Kamis, 24 April 2014 lalu berlangsung cukup meriah.
Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan semangat literasi khususnya di sekolah baik untuk guru maupun siswa. Dengan bekerja sama dengan Penerbit Diva Press Yogyakarta, SMA 3 Annuqayah mengundang 100 kepala sekolah (wilayah Sumenep dan Pamekasan), pengurus daerah PP Annuqayah, dan guru SMA 3 Annuqayah. Setelah acara selesai, para undangan yang mewakili lembaga menerima hibah buku sebanyak sekitar 100 eksemplar dan 10 eksemplar untuk guru.
Tidak sama seperti acara yang diadakan SMA 3 Annuqayah sebelumnya, sepenjang jalan menuju tempat acara para undangan disambut beberapa stand siswa SMA 3 Annuqayah yang ikut berpartisipasi memeriahkan acara seminar literasi ini. Stand pertama adalah milik Pemulung Sampah Gaul (PSG) yang memamerkan aneka macam kreasi daur ulang dari sampah plastik dan pupuk organik.
Setelah PSG, undangan langsung disambut oleh stand gabungan XI dan XII IPA. Di sini mereka menyediakan susu kedelai dan berbagai macam eksprimen seperti teropong bintang, roket air dan lainnya. Di stand ketiga terdapat macam-macam hiasan dan aksesoris dari stik ice cream. Stand ini adalah milik gabungan kelas XI dan XII IPS 1. Yang ketiga adalah stand milik XI dan XII IPS 2. Mereka memamerkan aneka kreasi gelang dari manik-manik dan juga lukisan kaligrafi dari pasir hitam. Dan stand terakhir yang merupakan gabungan dari XA dan XB memperlihatkan macam-macam rajutan dari benang wol, kain flannel yang mereka sulap menjadi gantungan kunci, tempat pensil dan lainnya.
Setelah undangan berbincang atau bahkan membeli dari stand tersebut, undangan langsung diantar ke tempat acara yaitu Laboratorium IPA.
Sambil menunggu lengkapnya undangan, tamu yang telah hadir disuguhi sebuah film dokumenter berjudul Science and Islam yang diproduksi oleh BBC.
Pukul 09.00 WIB, acara dimulai. Setelah pembukaan, K. M. Mushthafa, S.Fil., M.A. selaku kepala sekolah di SMA 3 Annuqayah memberi pengantar tentang latar belakang tujuan diadakannya acara ini. Ia menjelaskan bahwa acara semacam ini sebenarnya adalah salah satu program di SMA 3 Annuqayah untuk membangun literasi.
Acara ini menghadirkan H. Akhmad Nurhadi (Dinas Pendidikan Kab. Sumenep), Satria Dharma (ketua Ikatan Guru Indonesia), dan K. A. Dardiri Zubairi (kepala MA Nasy’atul Muta’allimin Gapura).
Di sela acara pembukaan dan seminar, ada waktu sekitar 7 menit untuk istirahat. Undangan dipersilakan untuk menikmati suguhan pangan lokal berupa tattabun, kucur, poka’ dan lainnya yang disediakan oleh PSG SMA 3 Annuqayah.
Setelah istirahat selesai, Pak Nurhadi langsung memberikan pemaparan. Ia menjelaskan bahwa Indonesia menempati rangking ke-85 dengan tingkat melek huruf, kalah dengan negara Malaysia, Palestina, dan Suriname. Indonesia juga tidak menerapkan sistem wajib baca untuk siswa tingkat SMA. Pak Nurhadi juga menambahkan bahwa pada tahun 2012 di Sumenep terdapat sebanyak 111.124 orang yang buta huruf. Dengan angka buta huruf yang banyak itu, sebenarnya pemerintah Sumenep melalui Dinas Pendidikan sudah berupaya menekan angka tersebut dengan langkah cerdas membumikan budaya literasi di kalangan masyarakat.
Setelah Pak Nurhadi selesai dengan pemaparannya, langsung dilanjut ke penyaji kedua, yakni Pak Satria Dharma. Dalam pemaparannya beliau menjelaskan bahwa sebagai orang Islam seharusnya kita membaca. Beliau menyinggung wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad di goa Hiro’. Beliau juga menambahkan sebenarnya masalah terbesar suatu bangsa itu terletak di pendidikan. Beliau juga memberikan cara-cara kreatif agar siswa rajin membaca.
Setelah itu dilanjutkan oleh K. A. Dardiri Zubairi, berbeda dengan pemaparan dua penyaji sebelumnya, beliau lebih banyak menceritakan kegiatan literasi di sekolah yang dikelolanya. Menurut beliau, pengembangan literasi dapat merawat mimpi-mimpi anak-anak madrasah pinggiran.
“Buku menyediakan gizi yang luar biasa untuk membuat anak-anak tetap merawat mimpi-mimpi anak-anak madrasah pinggiran.”
Penulis buku Rahasia Perempuan Madura itu menambahkan, bahwa sekolah yang dikelolanya itu tidak hanya memberikan penghargaan kepada siswa yang punya prestasi akademik saja tetapi juga memberikan penghargaan kepada mereka yang memiliki keterampilan non-akademis seperti menulis, dll.
Setelah ketiga penyaji selesai dengan pemaparannya dan dilanjutkan dengan sesi dialog, K. M. Mushthafa, merangkum semua pemaparan penyaji dengan menambahkan beberapa informasi tentang pengembangan literasi yang ada di SMA 3 Annuqayah, dan juga menginformasikan bahwa malam harinya akan ada acara lanjutan yaitu peluncuran buku antologi Kisah Terpilih dalam bentuk pembacaan fragmen cerpen oleh Sanggar Tikar SMA 3 Annuqayah.
Dalam sesi tanya jawab para peserta banyak yang ingin mengajukan pertanyaan. Tetapi karena keterbatasan waktu, kesempatan bertanya hanya diberikan kepada tiga orang penanya. Tiga peserta yang bertanya itu mendapatkan buku dari salah seorang guru SMA 3 Annuqayah yang tahun lalu menerbitkan bukunya, yakni Ny. Fairuzah.
Acara ini diakhiri pada jam 12.30 WIB.
Tulisan ini dikutip dari blog Madaris III Annuqayah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar