Kamis, Juni 19, 2014

Siska ’14 MA Tahfidh Adakan Perpisahan



Moh. Ainur Ridha, MA Tahfidh Annuqayah

Jika ada pertemuan, maka pasti ada perpisahan. Itulah sunnatullah atau yang biasa disebut dengan hukum Tuhan. Setelah pada tahun 2011 yang lalu bertemu, seluruh siswa kelas akhir (Siska) ’14 MA Tahfidh Annuqayah pada hari Rabu (11/06) pagi mengadakan acara syukuran sekaligus perpisahan. Acara yang dikemas dengan sangat sederhana itu dihadiri oleh Kepala MA Tahfidh Annuqayah, Drs. K.H. M. Syafi’ie Anshari, dewan guru, dan seluruh karyawan MA Tahfidh Annuqayah.

Acara perpisahan tersebut terlaksana secara dadakan. Ach. Ainun Najib, sekretaris panitia acara itu, mengatakan bahwa acara perpisahan itu sebenarnya tidak dipersiapkan dengan matang. “Ide untuk mengadakan acara itu baru muncul ketika teman-teman sudah sibuk-sibuk mengurus kuliah. Maka, kami pun mempersiapkan acara ini hanya dalam waktu lima hari,” ungkapnya.

Ide itu pun muncul bukan dari siswa kelas akhir sendiri, tetapi atas inisiatif dan permintaan dari beberapa alumni dan karyawan MA Tahfidh. “Saat saya sedang ada di Jogja, saya mendapat pesan dari salah satu karyawan MA Tahfidh. Pesan itu mengingatkan agar Siska ‘14 MA Tahfidh mengadakan acara perpisahan seperti pada tahun yang lalu,” tutur Taufiqurrahman, ketua panitia acara tersebut.

Pesan yang disampaikan oleh salah satu karyawan MA Tahfidh itu direspons positif oleh Taufiqurrahman. Taufiq yang pada saat itu masih mengikuti tes seleksi di UGM, langsung mengontak teman-temannya yang ada di pondok agar membuat perencanaan waktu pelaksanaan. Setelah dimusyawarahkan dengan beberapa siswa kelas akhir dan juga dengan pihak sekolah, maka acara perpisahan itu disepakati akan dilaksanakan pada hari Rabu, lima hari setelah perencanaan.

Meskipun terkesan terburu-buru dan tidak memiliki persiapan yang matang, acara tersebut mendapatkan antusiasme yang besar dari seluruh siswa kelas akhir dan juga para guru. Dari 60 siswa kelas akhir, yang tidak hadir hanya tiga orang. Tiga orang itu tidak hadir karena mengikuti tes seleksi masuk perguruan tinggi. Sementara para guru, dari jumlah keseluruhan 27 orang, yang berhalangan hadir sebanyak 7 orang.

Acara yang dikemas dengan acara seremonial itu dimulai pukul 08.00 WIB. dengan pembacaan surat al-Fatihah. Kemudian ada sambutan dari perwakilan siswa kelas akhir, setelah sebelumnya melewati pembacaan ayat-ayat suci al-Quran dan prakata dari panitia pelaksana. Sambutan dari perwakilan siswa kelas itu disampaikan oleh Taufiqurrahman.

Dalam hal ini, Taufiq sebagai wakil dari seluruh siswa kelas akhir menyampaikan terima kasih sekaligus juga permohonan maaf kepada para guru yang telah mengajar mereka selama tiga tahun.

“Sahabat-sahabat yang saya cintai dan juga para guru yang saya hormati. Bagaikan sebuah perjalanan, saat ini kita berada di persimpangan jalan. Sebuah jalan yang bercabang. Di persimpangan jalan ini kita akan menempuh jalan yang baru. Jalan yang akan memisahkan kita dengan teman yang telah lama kita kenal; dengan sekolah yang telah lama kita tempati; dan dengan para guru yang telah mendidik kita sepenuh hati. Kini, kami, siswa kelas akhir, sadar bahwa jasa para guru di sekolah ini kepada kami teramat besar. Mereka begitu ikhlas mengajar kami, sebab mereka datang ke sekolah setiap hari, walaupun tidak pernah digaji. Sementara kami terkadang suka bolos masuk sekolah, di dalam kelas suka bergurau, tidur, dan tidak menghargai mereka yang bicara di depan kelas. Oleh karena itu, di persimpangan jalan ini, sebelum kami melangkah lebih jauh, mohon maafkanlah kesalahan-kesalahan kami. Kami tidak ingin perjalanan kami selanjutnya masih dibebani oleh dosa-dosa yang masih belum terampuni. Kami adalah santri yang begitu percaya pada apa yang disebut dengan barakah. Maka, sebelum akhirnya kami hengkang dari sekolah ini, sekali lagi, kami mohon maafkanlah kesalahan-kesalahan kami,” demikian kutipan dari sambutan Taufiqurrahman.

Acara itu berlangsung dengan sangat khidmat. Di tengah-tengah sambutan Taufiqurrahman itu, seluruh siswa kelas akhir tertunduk haru, bahkan ada yang tak tahan membendung air mata. Mereka tersadarkan pada semua kesalahan-kesalahan mereka.

Rangkaian acara berikutnya adalah sambutan dari Kepala Madrasah dan pesan-pesan dari para guru. Dalam sambutannya, Drs. K.H. M. Syafi’ie Anshari mengingatkan agar siswa-siswa kelas akhir yang akan melanjutkan studinya ke luar jangan sampai meninggalkan salat yang lima waktu dan tetap menjaga ‘amaliyah yang telah ditradisikan di Annuqayah.

Sementara pesan-pesan dari para guru kepada siswa-siswa kelas akhir ini sangat beragam. Di antaranya, siswa kelas akhir yang akan berhenti dari MA Tahfidh jangan sampai memutus hubungan guru-murid, jangan melepas ‘amaliyah yang telah ditradisikan di Annuqayah, seperti salat berjamaah, dan selalu menjaga hubungan dengan Annuqayah.

Setelah rangkaian acara seremonial itu berakhir, dilanjutkan dengan pamitan siswa kelas akhir dengan bersalaman kepada semua guru yang hadir dalam acara itu. Pada sesi pamitan ini diikuti dengan pembacaan shalawat, sehingga terasa sangat khidmat. Kemudian acara itu diparipurnai dengan foto bersama seluruh siswa kelas akhir dengan para guru dan karyawan MA Tahfidh Annuqayah.

Tidak ada komentar: