Umarul Faruq, PPA Latee
Banyak hal
menarik yang kami dapatkan selama mengikuti acara FTT 2013, mulai dari pengalaman lucu, menyedihkan,
bahkan ada yang menyebalkan. Salah satunya adalah waktu keliling UI tanpa
sengaja. Ceritanya ialah waktu kami akan pergi ke FIB dan ketinggalan bis yang
disediakan panitia. Dengan PD-nya kami langsung naik bikun yang berhenti di
halte asrama tanpa melihat-lihat tanda di kaca depan bis.
Waktu itu
kami bersama teman-teman dari UGM. Mereka sama-sama tidak tahu harus naik bikun
yang mana untuk sampai di FIB. Kami naik bikun berdasarkan naluri saja. Bikun yang
kami naiki pun berangkat dengan kecepatan sedang. Setelah agak lama bis
berjalan, kami merasa ada yang aneh, sudah lebih dari 20 menit perjalanan kami
tidak juga sampai di kampus FIB.
“Tenang
saja, ntar pasti lewat lagi kok,”
kata salah satu teman UGM dengan tenangnya. Beberapa halte sudah terlewati,
tapi tidak ada satu pun yang tepat
ada di depan FIB. Tak lama kemudian si sopir bis berkata dengan suara lantang.
“Terakhir,
terakhir! Asrama, asrama!” Setelah kami melihat ke luar jendela bis, ternyata
kami sudah berada di Wisma Makara lagi. Satu pelajaran yang kami dapatkan waktu
itu, keliling UI butuh waktu 30 menit.
Satu lagi
pengalaman yang cukup menyedihkan waktu kami harus mendekam kedinginan di
serambi masjid UI di tengah hujan lebat tanpa jaket. Waktu itu sudah hampir
maghrib, tapi untuk pulang ke asrama rasanya tidak mungkin karena hujan turun
sangat deras. Kami menunggu hujan reda dulu baru akan pergi ke halte menunggu
bikun. Setelah menunggu agak lama hujan pun mulai berkurang. Walau di luar
gerimis masih cukup deras, kami nekat menerobos pergi ke halte terdekat untuk
pulang ke asrama.
Tidak lama
kemudian bikun tiba di halte. Kami
pun segera naik agar tidak terlalu lama melawan hawa dingin yang menggigit.
Tapi siapa kira bikun yang kami naiki adalah angkutan Politeknik Jakarta, kami
pun diturunkan di halte yang tidak jelas di mana letaknya.
Setelah
bertanya pada orang, kami tahu bahwa halte terdekat untuk bikun yang menuju
asrama berjarak sekitar 400 meter. Terpaksa kami harus berjalan kaki menuju
halte tersebut menerobos gerimis. Kami akhirnya sampai di asrama kira-kira 5
menit setelah adzan Isya’. Kami sampai di sana dalam keadaan basah kuyup dan
menggigil kedinginan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar