Sabtu, Mei 04, 2013

FTT 2013 (Bagian 7-Habis): Penggalan Pengalaman yang Tak Terlupakan


Umarul Faruq, PPA Latee

Banyak hal menarik yang kami dapatkan selama mengikuti acara FTT 2013, mulai dari pengalaman lucu, menyedihkan, bahkan ada yang menyebalkan. Salah satunya adalah waktu keliling UI tanpa sengaja. Ceritanya ialah waktu kami akan pergi ke FIB dan ketinggalan bis yang disediakan panitia. Dengan PD-nya kami langsung naik bikun yang berhenti di halte asrama tanpa melihat-lihat tanda di kaca depan bis.

Waktu itu kami bersama teman-teman dari UGM. Mereka sama-sama tidak tahu harus naik bikun yang mana untuk sampai di FIB. Kami naik bikun berdasarkan naluri saja. Bikun yang kami naiki pun berangkat dengan kecepatan sedang. Setelah agak lama bis berjalan, kami merasa ada yang aneh, sudah lebih dari 20 menit perjalanan kami tidak juga sampai di kampus FIB.

“Tenang saja, ntar pasti lewat lagi kok,” kata salah satu teman UGM dengan tenangnya. Beberapa halte sudah terlewati, tapi tidak ada satu pun yang tepat ada di depan FIB. Tak lama kemudian si sopir bis berkata dengan suara lantang.

“Terakhir, terakhir! Asrama, asrama!” Setelah kami melihat ke luar jendela bis, ternyata kami sudah berada di Wisma Makara lagi. Satu pelajaran yang kami dapatkan waktu itu, keliling UI butuh waktu 30 menit.

Satu lagi pengalaman yang cukup menyedihkan waktu kami harus mendekam kedinginan di serambi masjid UI di tengah hujan lebat tanpa jaket. Waktu itu sudah hampir maghrib, tapi untuk pulang ke asrama rasanya tidak mungkin karena hujan turun sangat deras. Kami menunggu hujan reda dulu baru akan pergi ke halte menunggu bikun. Setelah menunggu agak lama hujan pun mulai berkurang. Walau di luar gerimis masih cukup deras, kami nekat menerobos pergi ke halte terdekat untuk pulang ke asrama.

Tidak lama kemudian bikun tiba di halte. Kami pun segera naik agar tidak terlalu lama melawan hawa dingin yang menggigit. Tapi siapa kira bikun yang kami naiki adalah angkutan Politeknik Jakarta, kami pun diturunkan di halte yang tidak jelas di mana letaknya.

Setelah bertanya pada orang, kami tahu bahwa halte terdekat untuk bikun yang menuju asrama berjarak sekitar 400 meter. Terpaksa kami harus berjalan kaki menuju halte tersebut menerobos gerimis. Kami akhirnya sampai di asrama kira-kira 5 menit setelah adzan Isya’. Kami sampai di sana dalam keadaan basah kuyup dan menggigil kedinginan.

Tidak ada komentar: