Rabu, Desember 31, 2008

Tujuh Mahasiswa STIKA Dikarantina


Ach. Taufiqil Aziz, PPA Lubangsa

GULUK-GULUK—Untuk pertama kalinya, tujuh mahasiswa STIK Annuqayah dikarantina di Aula Assyarqawi, mulai dari selasa (16/12/2008) sampai malam rabu kemarin (30/12/2008). Kegiatan yang fokus mempelajari kepenulisan dan berlangsung selama setengah bulan ini dibimbing oleh Ach Khotib, mahasiswa STIKA semester 9 yang beberapa kali menjuarai Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat nasional. Selain itu, ada juga materi logika.

Kegiatan ini bukan program dari STIKA atau BEM, melainkan kemauan dan usaha para peserta sendiri. Sedangkan tujuannya, menurut Syafiqurrahman, sebagai ketua panitia karantiana, sebagai upaya regenerasi dalam dunia tulis-menulis. “Ya kami tidak mau kalau misalkan STIKA kering dalam hal tulis-menulis. Untuk itu kegiatan seperti ini menjadi sangat perlu. Apalagi sudah ada potensi dan bibit unggul yang memang gemar dalam dunia tulis-menulis, sehingga kegiatan ini hanya berupaya untuk menyiram bibit unggul itu sehingga bisa berkembang, dan nantinya diharapkan STIKA dapat memiliki ‘stok’ penulis yang banyak,” ujarnya berapi-api.

Selama karantina, peserta tidak diperbolehkan keluar, kecuali hanya sekadar kuliah. Peserta juga masih dapat mengikuti kegiatan kepesantrenan, semisal pengajian kitab dan shalat berjamaah. Setiap hari, peserta harus menyetor dua tulisan, sehingga otak peserta sangat diperas dan peserta harus bekerja keras. Jadi, kegiatan utamanya berselang seling antara penyajian materi, tugas menyusun tulisan, dan presentasi.

Akibat padatnya kegiatan, seperti diungkap oleh Syafiqurrahman, salah satu peserta ada yang sakit. Menurut Syafiq, semakin hari para peserta tampak semakin “lemah”, baik itu lemah semangat, maupun lemah dalam mencari ide. Melihat kenyataan itu, Ach Khotib, sebagai fasilitator sudah melakukan berbagai cara untuk dapat mengantisipasinya, misalkan mengurangi target setoran tulisan setiap hari dari dua kali menjadi satu kali, bahkan juga diselingi menonton film.

Sedangkan untuk menyuntikkan semangat kepada peserta, beliau mengundang beberapa tokoh di Annuqayah yang memang berpengalaman dalam dunia kepenulisan. Di samping berbagi pengalaman menulis, tokoh yang diundang juga berdiskusi dan menjawab setiap masalah yang ditanyakan oleh peserta..Mereka yang diundang dan hadir pada kegiatan karantina tersebut adalah K. M. Faizi, K. A. Maimun Syamsuddin, A Wahid Hasan, dan K. M. Mushthafa.

Usaha Ach Khotib ternyata tidak sia-sia. Sebagian peserta tampak bertambah semangatnya setelah dimotivasi oleh para tamu undangan tersebut, sebagaimana yang diungkapkan oleh Acik, ”Saya banar-benar bersemangat setelah dimotivasi oleh mereka.” Dia berharap agar setelah karantina berkhir, kegiatan tulis-menulis tetap ditradisikan.

1 komentar:

Ally Jane mengatakan...

Apakah karantina kepenulisan ini dibuka untuk umum?
Apakah ada nomor yang dapat dihubungi untuk informasi lebih lengkap?
Terima kasih