Hairul Anam,
Alumnus PPA Latee, Wartawan Kabar Madura
Ikatan
Alumni Annuqayah (IAA) Cabang Pamekasan resmi dibentuk, Jumat (19/10) kemarin. Bertempat
di kediaman salah seorang alumnus Annuqayah, H Miftahun Na’iem, Maddis, Desa
Blumbungan, Kecamatan Kadur, Pamekasan, acara tersebut dihadiri oleh KH Basri
Hasan (salah seorang pengasuh Annuqayah), Ketua IAA Pusat KH Ahmad Mawardi
Jazuli beserta jajaran pengurus, dan tidak kurang dari 50 perwakilan alumni
Annuqayah yang tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten Pamekasan.
Usai shalat
Jumat, sekitar pukul 13.00 WIB, dipandu oleh H Mahmudi, proses pembentukan
tersebut diawali dengan pemilihan Ketua IAA Cabang Pamekasan. Setelah muncul
nama-nama, akhirnya H Miftahun Na’iem mengemban amanah untuk menakhodai IAA
Cabang Pamekasan. Lelaki kelahiran Pamekasan ini terpilih secara aklamasi.
KH Ahmad
Mawardi Jazuli dalam sambutannya menegaskan, alumni Annuqayah sudah banyak
mengabdi di berbagai tempat. Sebut saja di pulau Jawa, Sumatra, Papua, dan daerah-daerah
lainnya di Indonesia. Bahkan, tersebar hingga ke luar negeri.
“Ini potensi
besar. Manakala terus dilakukan komunikasi secara terus-menerus, tentu bisa
menjadi kekuatan positif dalam memajukan bangsa dan agama,” terang lelaki yang
juga tercatat sebagai anggota DPRD Sumenep ini.
Pihaknya
berharap, di Kabupaten Pamekasan, pengurus IAA bisa terbentuk hingga ke tingkat
kecamatan. Di Sumenep, terang K Mawardi, itu sudah tercapai.
“Sebagai
pengurus IAA Pusat, kami berharap, daerah yang belum terbentuk IAA, bisa segera
terbentuk. Di organisasi ini ada bidang usaha. Karenanya, mari berupaya untuk
melakukan terobosan-terobosan,” ujarnya.
K Mawardi
mencontohkan usaha IAA Kabupaten Sumenep. IAA Sumenep telah mengadakan urunan
untuk membeli tanah. Dalam hal ini, menggerakkan usaha properti. Nantinya, hasilnya
akan dipersentasekan untuk juga diberikan ke Annuqayah.
"Kita
akan berjalan bersama. Apa yang bisa kita inveskan ke alumni di Pamekasan,
nanti kita usahakan. Saling memberikan manfaat adalah kuncinya," tekannya.
Usai K
Mawardi memberikan sambuatan dan arahan, Koordinator Divisi Usaha, K Kurdi Khan
menjelaskan sekilas keberhasilan usaha yang telah dan sedang dilakukan IAA
Pusat, dalam hal ini, ialah IAA Kabupaten Sumenep.
“Salah satu
usaha yang sudah dikelola adalah usaha properti. Kami sudah mencoba mulai dari
prinsip usaha yang kami garap, agar tidak terjebak pada kepentingan pribadi.
Prinsip usaha di dalamnya ialah membangun kebersamaan dan silaturrahim. Bukan
semata-mata mencari keuntungan belaka, melainkan itu menjadi pintu masuk pada
pembangunan silaturrahim antar-sesama alumni. Uang bukanlah segalanya,” beber K
Kurdi Khan.
Diungkapkan,
dari perjalanan 1,5 bulan, penggarapan properti tersebut mengalami peningkatan
yang menggembirakan. Dengan nilai investasi awal Rp. 123.600.000, saat ini,
tanah yang dibeli itu, ada yang menawar Rp 150 juta.
“Padahal,
baru kita lunasi sekitar sepuluh hari yang lalu. Karena nilai jual tanah di
Sumenep terus naik, maka kami pertahankan untuk tidak dijual. Kami target Rp 2
juta per meter, ujung-ujungnya nanti bisa mencapai Rp 200 juta,” gagasnya penuh
semangat.
Menurutnya,
usaha properti terbilang tidak terlalu rumet; tidak ada penjaga, tidak ada
sistem yang terlalu mengikat. “Saham-saham yang bersumber dari setoran pengurus
alumni di Sumenep, kami investasikan ke properti. Penghasilannya nanti, kami
alokasikan untuk diberikan ke Annuqayah sebesar 25 persen. Bisa berwujud
beasiswa bagi santri tak mampu yang berprestasi,” tukasnya.
Usai
sambutan dan pengarahan pengurus IAA Pusat, acara dilanjutkan dengan diskusi
dan atau tanya jawab. Tabri S Munir, alumnus Annuqayah Latee yang kini menjadi
Wartawan Sport Harian Pagi Kabar Madura tampil kali pertama.
“Sebelumnya,
kami sangat bangga bila Annuqayah dikenalkan sebagai pesantren yang cinta
lingkungan. Dulu Annuqayah dapat Kalpataru. Jadi, mohon properti
dipertimbangkan lagi,” usulnya.
Namun
demikian, bila properti dipandang penting, pihaknya menyatakan penting adanya master
plan yang jelas. “Misalnya tanah tersebut nantinya akan dibangun rumah
khusus, mana lahan yang akan dibeli, dan berapa rumah yang akan dibangun,” kata
Tabri menggambarkan.
“Annuqayah
ini dikenal dekat dengan masyarakat, karena dekat dengan masyarakat kecil, maka
usaha properti bisa dijalankan untuk mengikuti perkembangan zaman, tetapi tidak
sampai meninggalkan usaha yang bersentuhan dengan masyarakat kecil,” pungkasnya.
Usai Tabri S
Munir, Fathorrachman juga tampil berbicara. Dosen Institut Ilmu Keislaman
Annuqayah (Instika) ini menyatakan tertarik bila IAA Pusat mau membangun usaha
properti.
“Dana Rp 126
juta itu terlalu kecil. Jadi, mari kita tidak hanya berwacana. Sekarang kita
langsung tentukan siapa saja yang mau berinvestasi. Untuk master plan,
ada pengurus IAA Pusat. Kemudian, mohon dibentuk sekarang kepengurusannya,”
terang Oong, panggilan akrab Fathorrachman.
Ditambahkan
oleh Oong, alumni Annuqayah diharapkan tidak hanya bergerak di wilayah ekonomi,
tetapi juga bisa merambah ke yang lebih luas, semisal pemerintahan dan
legislatif.
Semua usul
alumni ditanggapi secara positif oleh pengurus IAA Pusat. Atas semua itu,
pengurus IAA Pusat menenkan betapa usaha yang sudah dan yang akan diadakan
nantinya harus terus berpijak pada niatan mempererat jalinan komunikasi dan
silaturrahim antar-alumni Annuqayah.
Sementara
itu, K Basri Hasan, salah seorang pengasuh Annuqayah, dalam tausiyahnya juga
menyatakan bangga atas pembentukan IAA di berbagai daearah. “Kepedulian
terhadap Annuqayah harus terus kita bina. Pembentukan organisasi ini, mari kita
luruskan niat terlebih dahulu: apa niat kita membentuk IAA Pamekasan?” terang
kiai yang kini menjadi pengasuh pondok pesantren di daerah Blumbungan, Larangan,
Pamekasan ini.
“Niat ini
menjadi inti poin dari langkah kita. Jangan sampai menjadi organisasi yang
sektarian. Karena dengan berbagai warna, dimungkinkan hal itu terjadi.
Teman-teman tadi menyinggung pengembangan ekonomi. Ini penting,” terang Kiai Basri
Hasan.
Lebih dari
itu, selanya, IAA harus benar-benar menjadi kontrol, support, dan bisa
memagari dari hal-hal yang semestinya tidak terjadi di Annuqayah. “Saya lihat
Annuqayah saat ini sedang krisis. Pertama, krisis kepemimpinan,” ungkapnya.
Ketika K
Basyir dan K Warits tidak ada, misalnya bepergian, kata Kiai Basri Hasan, penggantinya
sepertinya tidak ada. Karenanya, alumni diharapkan bisa memberi masukan.
“Kedua,
krisis pemikiran. Munculnya pemikiran liberal. Ketiga, krisis keilmuan.
Contohnya saja dalam kemampuan kitabiyah. Ngennes abe', bagaimana
kelanjutan pondok pesantren ke depan sesuai cita-cita terdahulu masyayikh
pesantren,” ujarnya.
Kiai Basri
Hasan juga menghadirkan contoh krisis kepemimpinan saat ini di Annuqayah. Menurutnya,
ketua pengurus PP Annuqayah, K Ainul Yaqin, sudah berakhir masa kepemimpinannya,
sehingga di-Plt-kan kepada K Moh. Naqib Hasan.
Dalam
kesempatan itu, pengurus IAA Cabang Pamekasan dibentuk, setelah sebelumnya
dibuat tim formatur. Sebagai tindak lanjut dari pembentukan pengurus IAA Cabang
Pamekasan, dalam waktu dekat ini akan dilangsungkan launching IAA Cabang
Pamekasan yang tempatnya belum ditentukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar