Selasa, Juni 22, 2010

Rasa Jenuh Santri Terobati


Hairul Anam al-Yumna, PPA Latee

Guluk-Guluk—Ahad sore (20/6) kemarin, sebagian besar pengurus PPA Latee bergotong-royong memasang antena televisi di depan MI 1 Annuqayah. Mereka berbaur dengan semangat membara guna menyukseskan acara nonton bersama Piala Dunia 2010 yang rencananya bakal digelar malam harinya. Ada yang mencari tali sebagai pengikat bambu untuk menjunjung antena dan ada pula yang masih di atas mobil untuk memarani televisi di Desa Lampereng, Pragaan, Sumenep.

“Ya, televisi yang akan digunakan nanti berasal dari kesudian ustadz Athwi (ketua pengurus Latee, red.) bekerja sama dengan lembaga yang ada di rumahnya,” ungkap Ali Makki, sang sopir yang kini masih dipercaya sebagai bendahara Latee.

Ketika lantunan ayat suci al-Qur’an mulai menggema di masjid jamik Annuqayah, persiapan sudah mapan dan pengurus bersiap diri menghalau santri untuk shalat berjama’ah di mushalla Latee. Di mushalla, tampak dari sebagian besar wajah santri yang ingin segera nonton Piala Dunia 2010 antara Italia dan Selandia Baru.

“Saya jadi penasaran bagaimana sepak terjang Italia dan Selandia Baru nanti. Sekali lagi saya sangat penasaran,” ujar M Khalil Zaen usai shalat tatkala dimintai komentarnya.

Hal senada juga dikatakan Suryadi. Mantan ketua Darul Lughah masa bakti 2007/2008 ini menambahkan bahwa sejak dimulainya Piala dunia 2010 beberapa hari yang lalu, sedetik pun tidak pernah menontonnya.

“Hasrat untuk nonton tentu sangat tinggi. Hanya saja saya tidak boleh melanggar peraturan pesantren. Untungnya pengurus pengertian terhadap kondisi kami, sehingga kami diberi kesempatan untuk nonton bersama,” katanya panjang lebar.

Tepat setelah selesai shalat Isya’ berjama’ah, acara nonton bersama dimulai. Dengan memanfaatkan televisi 29 inchi, santri tampak ceria dengan wajah berseri-seri.

“Rasa bosan yang selama ini mendera saya seakan hilang dengan sendirinya. Nonton bersama ini, bagi saya, sangat besar manfaatnya. Salah satunya, pikiran saya menjadi tenang setelah selama satu tahun mengikuti kegiatan pesantren,” kata M Syaiful Bahri detail sambil lalu tetap memosisikan dirinya menghadap layar televisi.

Sorak sorai mewarnai acara nonton bersama ini. Selain santri, terlihat beberapa pengurus yang ikut berbaur dalam acara tersebut. Dinginnya malam seakan tak terasa oleh mereka.

1 komentar:

RUDI DOANK mengatakan...

ya... t memang harus biar santri tidak banyak kelaur pesantren. di masa saya dulu nnton bersama tu ada asal santri tidak riuh tidak rame sehingga kyai n tetangga tidak merasa terganggu...

sukseskan ustadz atwhi....