Ach. Ainun Najib, MA Tahfidh Annuqayah
Setelah sekitar lima tahun MA Tahfidh merindukan hadirnya sosok
juara dalam lomba kepenulisan, akhirnya kerinduan itu dapat segera terobati
dengan hadirnya Taufiqurrahman. Siswa kelas akhir MA Tahfidh itu terpilih
sebagai Juara I dalam Lomba Esai Sosial Budaya Nasional tingkat SMA Sederajat dan sukses
membawa nama baik Pondok Pesantren Annuqayah dan MA Tahfidh Annuqayah ke
seantero Nusantara.
Lomba yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan
(Puslitbang) Kebudayaan Kemdikbud dengan tema “Hidup Harmonis di Tengah
Perbesaan” tersebut diikuti oleh 1387 naskah esai yang dikirim oleh pelajar
SMA Sederajat di Indonesia. Dari total 1387 naskah esai, dipilih 12 naskah
finalis yang harus dipresentasikan di depan dewan juri pada tanggal 27-29
Oktober 2013 di Jakarta. Naskah esai Taufiqurrahman yang berjudul “Dari
Pesantren untuk Indonesia (Pengalaman Pesantren dalam Pribumisasi
Nilai-Nilai Multikultural untuk Membangun Keharmonisan di Tengah Perbedaaan)”
menjadi salah satu dari 12 naskah tersebut.
Pada tanggal 27-29 Oktober 2013 Taufiqurrahman diundang ke Jakarta untuk
mempresentasikan karyanya bersama 11 finalis lainnya. Taufiq, begitu sapaan akrabnya,
yang berangkat pada tanggal 26 Oktober ke Jakarta untuk mempresentasikan
karyanya, pulang dengan membawa gelar juara dan mendapatkan uang sebesar Rp. 10.000.000.
“Sungguh saya tidak pernah menyangka akan dapat juara, karena
melihat finalis lainnya yang rata-rata berasal dari sekolah unggulan, sementara
saya sendiri adalah siswa pesantren yang sekolah di lembaga yang sangat
sederhana,” aku Taufiq ketika menyampaikan sambutannya di depan semua siswa MA
Tahfidh.
Namun, lanjut Taufiq, berkat doa kedua orang tua, para guru dan
masyaikh Annuqayah, dia merasa
sedikit beruntung daripada sebelas finalis lainnya. “Dan di sinilah,
saya yakin kekuatan barokah yang supra itu ada,” lanjutnya.
Di samping itu, apa yang diraih oleh Taufiq saat ini sebenarnya merupakan
jerih payahnya dalam berproses dan ketangguhannya dalam menghadapi kegagalan. “Apa
yang saya dapatkan saat ini hanyalah sebentuk penghargaan atas proses yang saya
jalani mulai kemarin. Jujur, mulai sejak kelas satu sampai sekarang saya sudah
enam kali mengikuti lomba menulis tingkat nasional, namun baru keenam kalinya
saya beruntung dan lima kali sebelumnya saya gagal total”, ungkap Taufiq sambil
mengenang kegagalannya.
“Maka, harapan saya kepada adik kelas saya, bermimpilah mulai saat
ini, sebab Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi kalian. Dan, yang terpenting adalah kalian
harus punya jiwa yang tangguh dalam berproses untuk mewujudkan semua
mimpi-mimpi kalian,” harapnya dengan penuh semangat.
Prestasi yang diraih Taufiqurrahman juga mendapat tanggapan positif
dari alumni Annuqayah yang ada di Jakarta. Mereka (alumni) sepakat berkumpul
untuk memberikan hadiah kepada Taufiq, karena menurut mereka, prestasi yang
digapai Taufiq adalah prestasi yang luar biasa. Namun, sayang mereka terlambat,
karena saat mereka mengonfirmasi kepada Kepala Sekolah MA Tahfidh Drs. KH. M.
Syafi’ie Anshari, Taufiq sudah berada dalam perjalanan pulang dari Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar