Hairul Anam al-Yumna, PPA Latee
Guluk-Guluk—Rapat persiapan visioning Biro Penerbitan, Perpustakaan, dan Pusat Data PP Annuqayah (BP3 PPA) digelar di kediaman K M Faizi Sabtu malam (13/11). Rapat ini dihadiri oleh KH Muhammad Shalahuddin Warits, K M Zamiel El-Muttaqien, K M Faizi, K M Naqib Hasan. Hadir pula saat itu enam pustakawan Annuqayah dan tiga jurnalis dari Pusat Data Annuqayah. Rapat dipandu langsung oleh ketua biro BP3 PPA, KH Muhammad Shalahuddin Warits.
Ujung dari rapat itu disepakati bahwa perlu diadakan workshop dalam rangka visioning BP3 PPA. Sementara, workshop disetujui akan dilaksanakan pada tanggal 25-26 bulan ini dengan membentuk tim. Fandrik HS Putra dipercaya sebagai ketua tim oleh ketua BP3 PPA.
Perkenalan mengawali acara rapat. Inilah yang menjadikan rapat berjalan santai tapi pasti. Keseriusan ada kalanya diimbangi dengan guyonan-guyonan yang menyegarkan.
Sebagai pengantar, K Mamak—panggilan akrab KH Muhammad Shalahuddin Warits—menginginkan agar potensi kegiatan PP Annuqayah bisa terakomodasi dengan baik. Peran BP3 PPA sangat menentukan hal itu.
“Hal semacam itu telah diperbincangkan dalam Jumat Informal Meeting (JIM), Jumat kemarin (12/11). Ketua pengurus PP Annuqayah, K Hanif Hasan, juga hadir saat itu,” kata K Naqib Hasan.
JIM adalah semacam forum yang mempertemukan kiai-kiai muda Annuqayah tiap kali usai salat Jumat. Kadang bertempat di masjid jamik Annuqayah, ada kalanya pula ditempatkan di kediaman kiai-kiai muda Annuqayah, semisal kediamannya K M Faizi.
Menurut K Naqib Hasan, kerja BP3 PPA selama ini masih belum jelas tujuannya.
“Seperti menerbitkan media cetak, kemudian mati,” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut K Naqib Hasan, setidaknya terdapat tiga poin penting yang perlu dimusyawarahkan dalam rapat persiapan visioning BP3 PPA.
Pertama, inventarisasi kegiatan. Kedua, membenahi manajemen pengelolaan data dan perpustakaan. Ketiga, peserta rapat juga memikirkan dan menyusun draf kegiatan agar visioning nanti lebih jelas arahnya.
Sebelum banyak berkomentar, K Miming—panggian akrab K M Zamiel El-Muttaqien—mempertanyakan jumlah perpustakaan yang ada di lingkungan Annuqayah kepada pusat data dan pustakawan Annuqayah. Semuanya tidak dapat menjawab.
“Hal-hal ringan seperti itu harusnya juga diketahui oleh teman-teman,” tegas K Miming.
Beliau melanjutkan bahwa segala informasi yang berkenaan dengan perpustakaan di lingkungan Annuqayah harusnya berpusat di perpustakaan pusat Annuqayah.
“Perpustakaan Annuqayah harus menjadi civitas akademika di lingkungan pesantren untuk mengakses semua buku yang ada di Annuqayah. Teman-teman pustakawan dituntut bisa memainkan posisi sentrum,” paparnya.
Sebagai tahap awal, tambah K Miming, BP3 PPA mesti mempunyai gambaran struktur yang pasti.
“Saya membayangkan ada tiga lembaga di biro ini. Tapi yang menjadi persoalan ialah bagaimana kemudian dengan tugas biro,” tanya K Miming.
K Mamak tidak melewatkan begitu saja pertanyaan direktur BPM Annuqayah di atas.
“Setidaknya, biro ini membuat kita berada di Google. Hanya saja kita mungkin sudah kurang menguasai ilmunya,” kata K Mamak.
Persoalan itu, kata K Miming, sangat mudah diatasi melalui kerja sama dengan ITS. Yang terpenting ialah BP3 PPA memiliki satu inti yang harus dipegang oleh biro. Memenej informasi dengan baik juga menjadi keharusan yang tak terelakkan.
Sebagai tahap awal, lanjutnya, penting kiranya diadakan workshop supaya visi-misi BP3 PPA menjadi terarah dan ada kejelasan.
“Teman-teman BPM bisa bantu. Peralatan di BPM lengkap. Nanti teman-teman bisa pinjam. Selain itu, teman-teman juga bisa minta bantuan kepada ‘senior’ BPM, Sunandar, untuk menjadi fasilitator jalannya workshop,” ujar K Miming.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar