Senin, Februari 24, 2014

Diskusi Buku Tiefen, Dir Zugekehrt karya Rainer Maria Rilke di Annuqayah





M. Faizi, PPA Al-Furqaan

Guluk-Guluk—Rainer Maria Rilke (1875-1926) merupakan salah satu penyair terbesar untuk sajak-sajak berbahasa Jerman. Karyanya termasuk dalam jajaran literatur dunia. Bukunya, “Kedalaman, Terarah Padamu” yang berisi puisi-puisinya dalam Bahasa Indonesia, telah diterbitkan dalam buku “10 tahun Seri Puisi Jerman”.

Buku yang berjudul asli Bahasa Jerman Tiefen, Dir Zugekehrt ini diluncurkan dan dibedah di PP Annuqayah, Ahad 23 Pebruari 2014, pukul 10.00. Adapun pembicara dalam diskusi buku kali ini adalah Agus R Sarjono (Penerbit buku Rilke) dan Berthold Damshäuser (ahli Bahasa Indonesia dari Bonn, Jerman). K. Muhammad Zamiel el-Muttaqien, ketua Bengkel Puisi Annuqayah, memandu jalannya diskusi yang berlangsung di Aula As-Syarqawi Kampus INSTIKA, PP Annuqayah.

Sedianya, acara peluncuran buku ini dijadwalkan Sabtu, 22 Pebruari 2014. Namun, secara mendadak pada hari itu Annuqayah berkabung karena salah seorang pengasuh sepuhnya, KH. A. Warits Ilyas, berpulang ke rahmatullah, acara terpaksa ditunda. Sempat muncul ide untuk tetap melangsungkan acara diskusi di malam hari. Atas berbagai saran dan pertimbangan ketidakmungkinannya, acara pun ditunda ke esok harinya, Ahad. Beruntung, pihak Goethe Institute dan Wisma Jerman yang diwakili oleh Berthold Damshäuser dan Birgit Steffan pun memakluminya. Akhirnya, mereka istirahat di sebuah hotel di Pamekasan untuk menunggu acara esok harinya. Bahkan, Agus R. Sarjono sempat datang ke Annuqayah untuk turut serta mengiringi jenazah KH. A. Warits Ilyas ke peristirahatan terakhirnya.

Sempat terjadi kekhawatiran atas ketakhadiran peserta karena perubahan jadwal yang mendadak di samping suasana duka yang masih menggelayut di dalam keluarga besar Annuqayah. Ketika itu, kegiatan belajar mengajar di madrasah dan sekolah tidak berjalan normal, bahkan nyaris terhenti karena perkabungan. Akan tetapi, ternyata sebagian guru dan banyak siswa yang akhirnya justru datang ke aula untuk mengikuti acara diskusi buku puisi yang notabene merupakan yang pertama kali di Annuqayah untuk diskusi buku penyair kelas dunia tersebut.

Dalam diskusi yang dihadiri oleh ratusan santri dan sebagian undangan umum itu, melalui makalahnya, Berthold Damshäuser menjelaskan posisi Rilke dalam khazanah sastra dunia, “Menuju Keutuhan Agung: Rainer Maria Rilke”. Ia juga menyitir puisi Mohammeds Berufung (Penasbihan Muhammad), salah satu puisi Rilke yang dianggap penting dalam hubungan kedekatan Rilke dengan Islam, sebagaimana penyair Jerman yang lain, Goethe. Sementara Agus R. Sarjono berbicara perihal teknis penerbitan, kesusastraan secara umum, juga dalam kaitannya dengan tradisi literer di pesantren.

Selepas acara yang berlangsung kurang lebih 2,5 jam itu, rombongan yang terdiri dari Pak Trum (panggilan akrab Berthold Damshäuser) beserta istri; Dian Apsari, Agus R. Sarjono, dan Birgit Steffan, melakukan takziyah ke rumah duka, kediaman mendiang KH. A. Warits Ilyas yang disambut oleh putra-putri almarhum, salah satunya adalah KH. Muhammad Shalahuddin. Dari sana, rombongan kemudian berkunjung ke kediaman K.M. Faizi untuk selanjutnya bertolak menuju Surabaya.

Tidak ada komentar: