M. Faizi, PPA Al-Furqaan
Guluk-Guluk—Rainer Maria Rilke (1875-1926) merupakan
salah satu penyair terbesar untuk sajak-sajak berbahasa Jerman. Karyanya
termasuk dalam jajaran literatur dunia. Bukunya, “Kedalaman, Terarah Padamu” yang
berisi puisi-puisinya dalam Bahasa Indonesia, telah diterbitkan dalam buku “10
tahun Seri Puisi Jerman”.
Buku yang berjudul asli Bahasa Jerman Tiefen, Dir Zugekehrt ini
diluncurkan dan dibedah di PP Annuqayah, Ahad 23 Pebruari 2014, pukul 10.00. Adapun pembicara dalam diskusi buku kali ini adalah Agus R Sarjono (Penerbit
buku Rilke) dan Berthold Damshäuser (ahli Bahasa Indonesia dari Bonn, Jerman). K.
Muhammad Zamiel el-Muttaqien, ketua Bengkel Puisi Annuqayah, memandu jalannya
diskusi yang berlangsung di Aula As-Syarqawi Kampus INSTIKA, PP Annuqayah.
Sedianya, acara
peluncuran buku ini dijadwalkan Sabtu, 22 Pebruari 2014. Namun, secara mendadak
pada hari itu Annuqayah berkabung karena salah seorang pengasuh sepuhnya, KH.
A. Warits Ilyas, berpulang ke rahmatullah, acara terpaksa ditunda. Sempat
muncul ide untuk tetap melangsungkan acara diskusi di malam hari. Atas berbagai
saran dan pertimbangan ketidakmungkinannya, acara pun ditunda ke esok harinya,
Ahad. Beruntung, pihak Goethe Institute dan Wisma Jerman yang diwakili oleh
Berthold Damshäuser dan Birgit Steffan pun memakluminya. Akhirnya, mereka
istirahat di sebuah hotel di Pamekasan untuk menunggu acara esok harinya.
Bahkan, Agus R. Sarjono sempat datang ke Annuqayah untuk turut serta mengiringi
jenazah KH. A. Warits Ilyas ke peristirahatan terakhirnya.
Sempat terjadi kekhawatiran atas ketakhadiran peserta karena perubahan
jadwal yang mendadak di samping suasana duka yang masih menggelayut di dalam
keluarga besar Annuqayah. Ketika itu, kegiatan belajar
mengajar di madrasah dan sekolah tidak berjalan normal, bahkan nyaris terhenti
karena perkabungan. Akan tetapi, ternyata sebagian guru dan banyak siswa yang
akhirnya justru datang ke aula untuk mengikuti acara diskusi buku puisi yang
notabene merupakan yang pertama kali di Annuqayah untuk diskusi buku penyair
kelas dunia tersebut.
Dalam diskusi
yang dihadiri oleh ratusan santri dan sebagian undangan umum itu, melalui makalahnya,
Berthold Damshäuser menjelaskan posisi Rilke dalam khazanah sastra dunia,
“Menuju Keutuhan Agung: Rainer Maria Rilke”. Ia juga menyitir puisi Mohammeds
Berufung (Penasbihan Muhammad), salah satu puisi Rilke yang dianggap
penting dalam hubungan kedekatan Rilke dengan Islam, sebagaimana penyair Jerman
yang lain, Goethe. Sementara Agus R. Sarjono berbicara perihal teknis
penerbitan, kesusastraan secara umum, juga dalam kaitannya dengan tradisi
literer di pesantren.
Selepas acara yang berlangsung kurang lebih 2,5 jam itu, rombongan yang
terdiri dari Pak Trum (panggilan akrab Berthold Damshäuser) beserta istri; Dian
Apsari, Agus R. Sarjono, dan Birgit Steffan, melakukan takziyah ke rumah duka,
kediaman mendiang KH. A. Warits Ilyas yang disambut oleh putra-putri almarhum,
salah satunya adalah KH. Muhammad Shalahuddin. Dari sana, rombongan kemudian berkunjung ke kediaman K.M. Faizi
untuk selanjutnya bertolak menuju Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar