Jumat, Februari 08, 2013

Mading 3 Dimensi Turut Meriahkan Pekan Maulidiyah IV



Musyfiqur Rahman, PPA Latee

Sudah sepuluh hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 29 Januari 2013, acara Pekan Maulidiyah IV MA Tahfidh Annuqayah dibuka dan berjalan dengan lancar serta sangat menakjubkan. Acara yang dibuka dengan nonton bareng “Rumah Tanpa Jendela” itu merupakan acara yang paling bergengsi yang dilaksanakan sekali dalam setahun dan merupakan salah satu program unggulan Pengurus OSIS MA Tahfidh Divisi Pendidikan dan Pengajaran.

Berbagai macam lomba yang telah berlalu dan tersaji dengan sangat menarik telah cukup banyak memotivasi siswa-siswa untuk terus berkreasi dan  berkompetisi, seperti halnya lomba Pidato 4 Bahasa, Drama, Deklamasi Puisi, Debat 2 Bahasa, Karya Tulis (Resensi, Cerpen, LKTI dan Puisi), Tahfidh Juz 1 dan Juz 30, Mufakat (Musabaqah Fahmil Kutub At-Turatsiyah) dan banyak lomba menarik lainnya yang kemudian diakhiri dengan lomba paling bergengsi, yaitu Mading 3 Dimensi.

Lomba yang satu ini merupakan satu-satunya lomba yang tidak boleh tidak harus melibatkan semua siswa dalam sebuah kelas, karena memang membutuhkan banyak waktu, tenaga, dana dan pikiran dari berbagai pihak di kelas tersebut. Sebab, setiap kelas wajib membuktikan kreativitas mereka untuk dapat bersaing satu sama lain dengan baik hingga dapat melakukan pencapaian prestisius dengan dinobatkan sebagai juara pertama.

Dan hal itu memang tampak dalam proses setiap kelas untuk menjadi yang terbaik, mulai dari berkumpul bersama untuk membuat miniatur dan tema yang akan dibahas dalam Mading 3 Dimensi mereka, iuran dana, makan bersama setelah bekerja keras lembur tiap malam dan aktivitas lainnya yang mereka lakukan hanya demi membuktikan bahwa kelas mereka adalah kelas yang paling kreatif dan inovatif serta ingin membuktikan bahwa siswa-siswa MA Tahfidh secara umum adalah siswa yang meskipun miskin finansial, tapi insya Allah tidak miskin intelektualitas dan kreativitas.

Proses perlombaan Mading 3 Dimensi Pekan Maulidiyah IV kali ini melalui tahapan demi tahapan yang kemudian diakhiri dengan tahapan yang paling paripurna, yaitu presentasi dihadapan dewan juri, yang bertempat di Panggung Utama halaman MA Tahfidh Annuqayah.

10 menit sebelum presentasi dimulai, Rabu sore (6/2) lalu, halaman MA Tahfidh Annuqayah telah sesak dipenuhi para penonton, baik dari kalangan siswa MA Tahfidh itu sendiri, ataupun santri Annuqayah secara umum yang juga hadir untuk memeriahkan dan berpartisipasi dalam acara presentasi Mading 3 Dimensi kali ini. Ini adalah bukti konkret para tim kreatif dari semua kelas untuk mempersembahkan hasil jerih payah mereka kepada khalayak umum. Mereka hendak mengatakan kepada yang hadir saat itu bahwa meskipun MA Tahfidh sangat miskin finansial, namun tidak berarti miskin kreativitas.

Beberapa menit kemudian, K. Moh. Hasbi, S.Ag, juri dalam lomba ini, tiba di halaman MA Tahfidh. Beberapa saat kemudian, beliau mengelilingi dan mengamati dengan sangat cermat satu persatu Mading 3D yang telah terlahir dari semangat dan tetesan keringat anak-anak didik beliau, karena beliau memang pengajar materi Bahasa Indonesia kelas X.

Setelah penilaian dari segi “keajaiban” hasil karya para siswa tersebut selesai, mulai dari segi desain, bentuk, dan karya, maka sampailah pada tahapan paling akhir, yaitu presentasi! Satu persatu dewan juri memanggil koordinator tim kreatif sambil ditemani panitia Tim Lomba, Moh. Ainur Ridha dan Taufiqurrahman di Panggung Utama.

Peserta pertama yang dipanggil adalah koordinator tim kreatif Mading 3 Dimensi kelas XII B, Musyfiqur Rahman. Ia tampil sebagai peserta pertama yang naik panggung untuk mempresentasikan Mading kelasnya, yaitu Mading dengan miniatur pom bensin lengkap dengan mushalla, toilet dan kamar tidurnya. Dalam presentasinya dia menyampaikan bahwa dia dan rekan-rekannya sengaja membuat desain pom bensin karena tema yang mereka usung adalah BBM, jadi ada kesesuaian yang sangat erat yang hendak disampaikan melalui mading ini, yaitu integritas sebuah miniatur dan karya tulis yang termuat di dalamnya, membahas panjang lebar keluh kesah masyarakan tentang BBM, komentar para ekonom Indonesia, sikap para pemuda dan lain sebagainya.

Berikutnya disusul oleh saudara Abd. Mun’iem, koordinator tim kreatif Mading 3 Dimensi kelas XI A tampil dengan presentasinya tentang gerobak yang menjadi miniatur utamanya. Dalam salah satu pemaparan yang disampaikan adalah bahwa gerobak dalam kehidupan nyata memuat beragam makanan dengan kesederhanaan, termasuk juga dengan para siswa MA Tahfidh Annuqayah, meskipun sangat tampak kesederhanaan dalam watak dan cara bersikap, namun secara esensial siswa MA Tahfidh akan terus senantiasa menjadi kader-kader siap pakai.

Setelah itu satu persatu koordinator masing-masing kelas dipanggil ke Panggung Utama untuk mempresentasikan hasil karya mereka, yang kemudian ditutup dengan presentasi tim kreatif kelas XII A, yaitu Moh. Zaimil Alivin dkk, dengan miniatur gedung MA Tahfidh Annuqayah yang tepat di depannya terdapan miniatur pesawat terbang, sedangkan di samping kanan, tampak sebuah menara terkenal di Prancis, yaitu menara Eiffel dan di samping kiri terdapat miniatur Monas, Jakarta yang dalam salah satu pemaparannya, para generasi siswa MA Tahfidh Annuqayah kelak akan mengembangkan wawasan dan keterampilan mereka setinggi menara Eiffel namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Qur’ani sebagaimana yang telah mereka dapatkan dari guru-guru mereka di kelas.

Dalam salah satu komentarnya K. Moh. Hasbi, S.Ag, selaku dewan juri mengatakan bahwa meskipun MAT adalah lembaga yang miskin finansial, tapi dia yakin bahwa MAT tidak akan pernah kering dan miskin akan potensi dan intelektualitas. “Saya bangga pada anak-anakku sekalian yang telah berjuang mati-matian hanya untuk mengatakan bahwa MAT pasti bisa!” tuturnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh salah satu panitia Tim Lomba, Taufiqurrahman, bahwa ia merasa sangat bangga dengan pencapaian para siswa MA Tahfidh kali ini.

1 komentar:

M. Faizi mengatakan...

Sebuah karya yang patut mendapatkan komentar. Saya salut dan kagum. Di zaman saya dulu, belum pernah terpikir untuk membuat seperti ini.