Minggu, September 28, 2014

Lubsel Putri Atur Pelokalan Santri Baru




Uzlifatul Laily, PPA Lubangsa Selatan Putri

Kehadiran santri baru dan adanya peraturan-peraturan baru kini mewarnai suasana di PPA Lubangsa Selatan Putri. Namun, peraturan baru yang dimaksud bukan lantas menghapus peraturan yang lama, melainkan peraturan tambahan yang dianggap perlu diterapkan.

Peraturan tambahan dimaksud adalah pelokalan santri baru. Pelokalan santri baru yang dimaksud di sini adalah santri baru dilokalkan dalam asrama khusus dan tidak bercampur dengan santri lama.

Untuk diketahui, sejak awal Agustus hingga akhir September 2014 ini, santri yang mendaftar di PPA Lubangsa Selatan Putri mencapai 53 orang. Jumlah ini lebih banyak dari tahun 2013 lalu yang hanya berjumlah 45 orang. Adapun jumlah total santri pada tahun ini sebanyak 235 orang, termasuk pengurus pesantren.

Menurut ketua pengurus PPA Lubangsa Selatan Putri, Lailiyatur Rahmah, pelokalan ini bertujuan untuk membimbing dan melindungi santri baru secara intensif agar tidak terkontaminasi dengan santri lama yang berperilaku kurang baik. Selain itu, pelokalan santri dalam satu kamar ini diharapkan agar sesama santri baru dapat menjalin hubungan yang komunikatif dan dapat beradaptasi dengan baik termasuk dengan lingkungan pesantren.

Ia juga menambahkan bahwa pelokalan ini sebagai pengganti Binasaba bagi santri baru. Unuk mengurusi pelokalan santri baru ini, dibentuklah struktur kepanitiaan yang bertujuan agar dapat memudahkan terlaksananya program-program  kegiatan yang telah dicanangkan sebelumnya. Struktur panitia ini meliputi ketua, pendidikan, peribadatan dan kesehatan.

Sedangkan program kegiatan dalam pelokalan santri baru yang kini sebagian sudah berjalan di antaranya adalah bimbingan mengaji Al-Quran, bimbingan belajar, dan struktur kepengurusan kamar yang sudah mulai stabil. Namun ada beberapa hambatan yang menghalangi akan terlaksananya kegiatan tersebut seperti adanya santri yang masih belum kerasan, rasa enggan santri untuk dilokalkan dan kekurangan lokasi yang memadai.

Saya sebagai ketua pengurus saat ini lebih mengutamakan pendidikan moral dan ngaji santri. Jadi saya tidak ingin ada santri yang tidak lancar membaca al-Qur’an. Sebab, santri Annuqayah ini terkenal dengan kefashihannya dalam membaca al-Qur’an,” ujar Lailiyatur Rahmah, yang saat ini menjadi mahasiswi semester VII Fakultas Mu’amalah ini dengan nada penuh keprihatinan.

Akan tetapi, salah satu santri senior beranggapan bahwa pelokalan ini hanya menjadi penghalang akan hubungan baik antara santri baru dan yang lama. Akibatnya, akan jarang terlihat tegur sapa dari keduanya, karena mereka sama-sama tidak mengenal. Terbukti, kemarin (23/09) di kamar mandi pada saat antre wudlu’ untuk mengikuti jamaah shalat zhuhur, antara santri baru dan yang lama tidak ada komunikasi, bahkan untuk sekadar saling sapa. Terkecuali mereka sudah kenal sebelumnya.

Penyempurnaan beberapa poin peraturan yang ada di PPA Lubangsa Selatan Putri ini dilakukan untuk  memperbaiki dan mengubah perilaku kurang pantas di kalangan santri. Terutama kedisiplinan dalam beribadah dan berperilaku.

Tidak ada komentar: