Uzlifatul Laily, PPA Lubangsa Selatan Putri
Kehadiran santri
baru dan adanya peraturan-peraturan baru kini mewarnai suasana di PPA Lubangsa
Selatan Putri. Namun, peraturan baru yang dimaksud bukan lantas menghapus peraturan
yang lama, melainkan peraturan tambahan yang dianggap perlu diterapkan.
Peraturan tambahan dimaksud adalah pelokalan
santri baru. Pelokalan santri baru yang dimaksud di sini adalah santri baru
dilokalkan dalam asrama khusus dan tidak bercampur dengan santri lama.
Untuk diketahui, sejak
awal Agustus hingga
akhir September 2014
ini, santri yang mendaftar di PPA Lubangsa Selatan Putri mencapai 53 orang. Jumlah
ini lebih banyak dari tahun 2013 lalu yang hanya berjumlah 45 orang. Adapun jumlah total santri
pada tahun ini sebanyak 235 orang, termasuk pengurus pesantren.
Menurut ketua pengurus PPA Lubangsa Selatan Putri, Lailiyatur
Rahmah, pelokalan ini bertujuan untuk membimbing dan melindungi santri baru
secara intensif agar tidak terkontaminasi dengan santri lama yang berperilaku
kurang baik. Selain itu, pelokalan santri dalam satu kamar ini diharapkan agar sesama santri baru dapat menjalin
hubungan yang komunikatif dan dapat beradaptasi dengan baik termasuk dengan
lingkungan pesantren.
Ia juga menambahkan bahwa pelokalan ini sebagai pengganti Binasaba
bagi santri baru. Unuk mengurusi pelokalan santri baru ini, dibentuklah struktur
kepanitiaan yang bertujuan agar dapat memudahkan terlaksananya program-program kegiatan yang telah dicanangkan sebelumnya.
Struktur panitia ini meliputi ketua, pendidikan, peribadatan dan kesehatan.
Sedangkan program kegiatan dalam pelokalan santri baru yang kini
sebagian sudah berjalan di antaranya adalah bimbingan mengaji Al-Quran, bimbingan
belajar, dan struktur kepengurusan kamar yang sudah mulai stabil. Namun ada
beberapa hambatan yang menghalangi akan terlaksananya kegiatan tersebut seperti
adanya santri yang masih belum kerasan, rasa enggan santri untuk dilokalkan dan
kekurangan lokasi yang memadai.
“Saya sebagai
ketua pengurus saat ini lebih mengutamakan pendidikan
moral dan ngaji santri. Jadi saya tidak ingin ada santri yang tidak lancar
membaca al-Qur’an. Sebab, santri Annuqayah ini terkenal dengan kefashihannya
dalam membaca al-Qur’an,” ujar Lailiyatur Rahmah, yang saat ini menjadi mahasiswi
semester VII Fakultas Mu’amalah ini dengan nada penuh keprihatinan.
Akan tetapi, salah satu santri senior beranggapan bahwa pelokalan
ini hanya menjadi penghalang akan hubungan baik antara santri baru dan yang
lama. Akibatnya, akan jarang terlihat tegur sapa dari keduanya, karena mereka sama-sama
tidak mengenal. Terbukti, kemarin (23/09) di kamar mandi pada saat antre wudlu’
untuk mengikuti jamaah shalat zhuhur, antara santri baru dan yang lama tidak
ada komunikasi, bahkan untuk sekadar saling sapa. Terkecuali mereka sudah kenal
sebelumnya.
Penyempurnaan beberapa poin peraturan yang ada di PPA Lubangsa
Selatan Putri ini dilakukan untuk
memperbaiki dan mengubah perilaku kurang pantas di kalangan santri.
Terutama kedisiplinan dalam beribadah dan berperilaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar