A. Munawwir, PPA Latee
Guluk-Guluk—Darullughah al-‘Arabiyyah wal Fiqh as-Salafi (Dalfis), kompleks
bahasa Arab di PP Annuqayah Latee, telah mengadakan salah satu kegiatannya,
ujian semester I. Kegiatan yang berlangsung mulai tanggal 28 Desember 2013
sampai 3 Januari 2014 ini banyak memakan tenaga pengurus Dalfis, lebih-lebih
pengurus departemen pendidikan dan pengajaran (qism at-Tarbiyah wa at-Ta’lim).
“Ujian semester I ini banyak menyita tenaga, karena kami masih disibukkan dengan
tugas kuliah dan sekolah, serta pengumpulan soal dari semua mu’allimin,” tegas A.
Munawwir, koordinator departemen ini.
Namun demikian, semua pengurus tidak pernah letih untuk mengerjakan apa
yang menjadi kewajibannya. Dengan semangat pengabdian dan do’a kepada Allah,
semuanya berjalan sesuai dengan harapan tanpa ada rintangan.
Materi yang diujikan adalah al-Qawaid al-‘Arabiyah, Muhadatsah
(hanya untuk tingkat I’dadi dan Mubtadi’), Qira’atul Kitab
at-Turatsi, Muthala’ah (hanya untuk tingkat Mutawassith dan Mutaqaddim),
dan Istima’. Meski terbilang sedikit, 5 materi ini mendapat tempat
strategis di hati para santri, sehingga mereka benar-benar belajar untuk
menghadapi ujian semester I.
“Para santri sangat antusias untuk mengikuti ujian semester I ini.
Seringkali kami melihat mereka belajar sampai larut malam di teras Dalfis,”
ujar Musyfiqur Rahman, ketua tanfidzi Dalfis periode 2013/2014.
Untuk ujian semester I kali ini, ada dua format materi ujian yang berubah,
yaitu materi Qira’atul Kitab at-Turatsi dan Muthala’ah untuk
tingkat Mutaqaddim. Biasanya format ujian Muthala’ah adalah
dengan tes tulis. Tapi untuk ujian kali ini, format yang diterapkan adalah
dengan cara ujian lisan. Mereka dipanggil satu persatu untuk
mempresentasikan satu tema yang sudah ditentukan di depan audien yang jumlahnya
kira-kira mencapai 10 orang dengan menggunakan mikrofon. Dalam hal ini, mereka
diberikan waktu untuk presentasi kurang lebih 5 menit. Format yang baru ini
menurut Ustadz Sudarmin Hamzah, S.Th.I., sebagai pengajar Muthala’ah sekaligus
penguji di tingkat Mutaqaddim, akan lebih baik ketimbang sebelumnya,
sebab mereka akan selalu termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh.
Tidak mau kalah dengan format ujian materi Muthala’ah, materi Qira’atul
Kitab at-Turatsi yang dibimbing oleh Ustadz Faishal Khair, S.Ud. ini
berlangsung kurang lebih 4 malam. Biasanya, format ujian materi ini hanya
membutuhkan satu malam saja. Santri yang mengikutinya akan dipanggil satu
persatu oleh penguji ke dalam ruangan tertutup untuk diuji kemampuannya. Ujian
ini meliputi membaca, memberi pemahaman, dan menjawab pertanyaan dari penguji,
baik berupa persoalan ilmu morfologi, nahwu, maupun memecahkan permasalahan
yang bersifat praktis.
Lebih dari itu, ujian Qira’atul Kitab at-Turatsi untuk santri Mutaqaddim
kali ini diletakkan di ruang terbuka, serambi Dalfis. Tiap malamnya ada dua
santri Mutaqaddim yang wajib membaca kitab Khashaisu al-Ummah
al-Muhammadiyyah karangan Sayyid Muhammad bin ‘Alawi bin Abbas al-Maliki
al-Makki al-Hasani di depan semua santri dan pengurus.
Sebenarnya, format ujian Qira’atul Kitab at-Turatsi seperti ini
terinspirasi dari pesantren salaf, begitulah penjelasan Ustadz Faishal Khair,
S.Ud. ketika memberikan maw‘izhah hasanah di serambi Dalfis. Di samping
itu, lanjutnya, santri akan merasa tertantang karena mereka harus berhadapan
langsung dengan semua santri dan pengurus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar