Hairul Anam al-Yumna, PPA Latee
Guluk-Guluk—Bertempat di kantor kecamatan Saronggi, Kamis pagi (5/8), sebanyak 198 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) STIK Annuqayah ditarik dari lokasi. Adapun serah terima dari Ketua STIK Annuqayah kepada Camat Saronggi berlangsung sebulan yang lalu (6/7). Sayangnya, pada acara penarikan tersebut, Ketua STIK Annuqayah berhalangan hadir sehingga diwakili oleh Pembantu Ketua (PK) I STIK Annuqayah, Drs. K. A. Washil Hasyim.
Dari laporan ketua panitia, A. Wahid Hasan, M. Ag, dapat diketahui bahwa peserta KKN 2010 ini tidak hanya berkegiatan di 14 desa se-kecamatan Saronggi. Kecamatan Batu Putih juga menjadi sasaran yang diamanahkan kepada 140 mahasiswi. Dari dua kecamatan ini, seluruh peserta KKN 2010 STIK Annuqayah berjumlah 338 orang.
Selain itu, Wahid menambahkan bahwa model KKN kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kalau tahun-tahun sebelumnya program yang dirumuskan para peserta bersifat “penawaran” tapi kali ini lebih pada bagaimana masyarakat juga terlibat dalam perampungan program tersebut. Harapannya, tatkala merealisasikannya mereka tidak kewalahan karena masyarakat bisa menjadi mitra yang bisa dibanggakan.
Lebih dari itu, program yang dibuat harus selaras dengan kebutuhan dan problem yang ada di masyarakat. Konsekuensinya, peserta KKN harus melakukan observasi dan wawancara terlebih dahulu untuk kemudian menentukan prioritas masalah. Prioritas masalah ini berdasarkan pada teori Problem Tree yang mengarah pada upaya menemukan masalah hingga ke akar-akarnya.
Dalam sambutannya, PK I STIK Annuqayah menyatakan bahwa salah satu tujuan dari pelaksanaan KKN ialah sebagai implementasi Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu Pengabdian. “Dengan adanya KKN, diharapkan mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah, meski harus diakui, teori di bangku kuliah adakalanya berbanding terbalik dengan kenyataan yang terdapat di masyarakat,” katanya detail.
Dalam kesempatan itu, pihak kecamatan juga memberikan sambutan yang disampaikan oleh sekretaris Camat, Warsono, SH, MH. Dia berkali-kali memohon maaf apabila selama menempuh KKN, mahasiswa mengalami tidak sedikit rintangan terutama berkenaan dengan pelayanan yang diberikan oleh Kepala Desa. Dari informasi yang diterimanya, dia mengungkapkan bahwa ada beberapa Kepala Desa yang kurang responsif terhadap peserta KKN.
Acara penarikan itu diparipurnai ketika jam sudah menunjukkan pukul 10.34 WIB. Tampak terlihat wajah-wajah peserta KKN sedih bercampur bahagia. Kesan selama mengikuti KKN tidak akan pernah terlupakan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar