Fandrik HS Putra, Instik Annuqayah
Guluk-Guluk—Tahun ini, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Instika dipastikan akan kembali
menggelar acara Festival Cinta Buku (FCB) IV berskala nasional. Acara yang mengusung tema “Membangun
Peradaban Bersama Buku” itu akan berlangsung selama seminggu, terhitung sejak
tanggal 20-26 Mei 2012 di Aula as-Syarqawi.
Acara tersebut akan dimeriahkan dengan
beberapa lomba: cerpen dan esai tingkat mahasiswa se-Indonesia, menulis resensi
tingkat umum se-Madura, debat tingkat SLTA se-Madura, dan baca puisi tingkat
umum se-Madura. Selain itu, ada acara bedah buku, pentas seni, bazar buku
murah, bedah film, serta seminar regional bertema “Nasionalisasi Aset Bangsa:
Membendung Industrialisasi Migas di Madura” yang akan menjadi pembuka acara.
Buku-buku yang akan dibedah ada empat: Pembaruan
Hukum Islam karya Dr. K.H. Maltuf Siroj, M.Ag., Garam, Kekerasan, dan
Aduan Sapi, buah pikir Huub De Jonge, kumpulan cerpen Para Nabi dalam Botol Anggur buah tangan Ach. Dhofir Zuhry, dan antologi puisi Labuk Dhellika
buah imaji Yan Zafin Aundjand.
FCB yang selalu dilaksanakan dalam empat
tahun terakhir ini merupakan yang pertama kali dinamakan FCB Nasional. Tahun pertama FCB hanya diikuti
oleh peserta berskala lokal, yakni se-Sumenep, sedangkan tahun kedua dan ketiga diikuti oleh peserta se-Madura.
“Kami merintis FCB Nasional agar Instika
juga tambah dikenal di Nusantara. Selain itu, rintisan FCB ini untuk memberikan
kesan bahwa Keluarga Besar Mahasiswa (BEM, DPM dan LPM) tidak hanya bisa berpartisipasi
di acara luar kampus baik itu berupa undangan kegiatan kemahasiswaan atau berpartisipasi dalam bentuk
lomba,” ungkap Ubaidullah Muayyad, ketua panitia.
Ubaid, panggilannya, mengaku bahwa FCB IV
Nasional dipersiapkan hanya sebulan. Kali pertama rapat pembentukan panitia
dilakukan pada awal bulan April. Kemudian, rampungnya struktur panitia,
pembuatan Term of Reference (TOR), dan pengajuan proposal persetujuan
kegiatan ke kampus dilakukan pertengahan April.
Karena persiapan yang begitu sempit, ia berani
mempamitkan beberapa panitia yang dirasa memiliki peran penting untuk non-aktif
dari pesantren
sejak tanggal 20 April-27 Mei 2012. Mereka adalah Akmaluddin, ketua Sterring Committee
(SC), Ubaidullauh Muayyad (ketua panitia), Taufikurrahman (sekretaris), Muslimu (bendahara), dan Fandrik Ahmad (koord. SC tim lomba). Kesemua orang tersebut adalah santri PPA Lubangsa.
“Tanpa mengeyampingkan peran panitia yang
lain, mereka
benar-benar sangat dibutuhkan. Dan, alhamdulillah, dengan demikian kami lebih fokus mempersiapkan acara,”
paparnya saat di kantor BEM (25/04).
Akmaluddin mengatakan, sampai saat ini
(26/04) panitia masih terus melengkapi segala hal teknis, seperti penyaji bedah buku, pengumuman dan undangan partisipasi
lomba, para juri lomba, undangan pementasan, proposal dana, dan lain-lain.
Pengumuman dan undangan partisipasi lomba
sudah disebar ke beberapa lembaga pendidikan di Madura. Sedangkan di luar Madura,
informasi lombanya menggunakan jejaring sosial facebook.
Ia mengungkapkan, dari keempat buku yang
akan dibedah, yang masih belum clear adalah buku karya Huub de Jonge.
“Bila si penulis (Huub De Jonge) tidak bisa hadir, kami sudah
memiliki solusi pembedah lain yang juga banyak tahu tentang Madura. Bahkan, ia
juga telah melahirkan buku tentang Madura,” ungkapnya yang kurang berkenan
mengatakan nama penyaji itu karena masih dalam proses komunikasi.
Sedangkan untuk bazar buku, yang akan berpartisipasi
dimungkinkan sudah lebih dari sepuluh penerbit atau toko buku.
“Sekarang kami lebih fokus pada pengadaan
dana acara. Sebab, dana yang dibutuhkan tidak sedikit, yakni empat puluh juta
lebih. Pihak kampus angkat tangan dan hanya akan membantu menyumbangkan dana
semampunya,” tambahnya.
Ia mengungkapkan, wajar dana FCB untuk
tahun ini besar mengingat besaran hadiah lomba untuk saat ini diumumkan, tidak
seperti FCB tahun-tahun sebelumnya yang besaran hadiahnya disembunyikan.
“Kami tidak ingin para juara nanti merasa
kecewa karena hadiah lomba tidak sesuai yang diharapkan. Selain itu, rintisan
FCB Nasional tahun ini untuk mengembalikan citra FCB yang pada tahun sebelumnya
sedikit tercoreng karena ketidakjelasan hadiah lomba serta persiapan panitia yang
kurang matang,” paparnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar