Selasa, April 14, 2009

Magang Calon Pustakawan Perpustakaan Lubangsa Selatan

Fahrur Rozi, PPA Lubangsa Selatan

GULUK-GULUK—Memasuki detik-detik terakhir kepemimpinan Mohammad Hauqil, internal perpustakaan PPA Lubangsa Selatan, Guluk-Guluk, Sumenep, mulai mempersiapkan diri merekrut pengurus baru. Proses perekrutan ini dimulai Februari kemarin yang menghasilkan sebelas orang masuk dalam daftar nominasi. Kesebelas orang tersebut masing-masing tiga orang masih duduk di bangku MTs dan delapan orang lainnya mendiami bangku MA/sederajat. Sekadar informasi, di perpustakaan Lubangsa Selatan memang menetapkan peraturan bahwa pengurus perpustakaan harus dari siswa MTs dan MA/sederajat. Mahasiswa tidak mendapat jatah. Kesebelas orang tersebut telah menjalani seleksi dengan berbagai pertimbangan dan musyawarah yang matang. Pengurus perpustakaan menetapkan beberapa kriteria sebagai barometer untuk mengukur kemampuan calon pustakawan. Sebelum benar-benar menjalani kehidupan sebagai pustakawan, mereka juga terlebih dahulu harus melewati proses magang.
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, kali ini proses perekrutan benar-benar sangat diperhatikan. Alasannya, menurut Mohammad Faizun, penasihat Perpustakaan Lubangsa Selatan, yang ditemui Jum’at (10/4), hal itu karena melihat hasil seleksi sebelumnya yang out put-nya banyak yang tidak akrab dengan dunia buku. Dia sangat menyayangkan bilamana perpustakaan sebesar Lubangsa Selatan harus dikelola oleh orang-orang yang tidak banyak tahu tentang dunia perbukuan.
Melihat realitas demikian, Faizun, panggilan sehari-harinya, merasa perlu merombak sistem perekrutan. Barangkali dari sinilah awal mula kesalahan itu terjadi. Kalau dulu seluruh santri yang masuk seleksi rekrutmen sudah pasti menjadi pengurus perpustakaan, tapi sekarang lain cerita. Mereka ditempa dulu dengan berbagai materi dan pelatihan-pelatihan. “Jika mereka tidak lolos dalam beberapa materi yang kami berikan, kami tidak akan mengangkat mereka,” katanya.
Proses magang berlangsung selama sebulan lebih, mulai 16 Februari-26 Maret 2009. Acara-acara yang dilaksanakan dalam kegiatan tersebut meliputi, latihan menulis, presentasi, diskusi, jaga perpustakaan, dan sosialisasi kepustakaan. Latihan menulis, presentasi, dan diskusi dilangsungkan pada setiap hari Senin dan Kamis pagi, selepas jamaah Subuh. Di dalam latihan menulis ini peserta magang diharuskan menulis karangan secara bebas dan dalam bentuk esai. Tema yang diangkat berkisar dunia buku dan perpustakaan. Setelah menulis mereka bergantian mempresentasikan hasil tulisannya. Tulisan itu kemudian didiskusikan bersama letak kelebihan dan kekurangannya.
Sementara tugas menjaga perpustakaan dilakukan tiap malam, kecuali malam Jum’at. Mereka bergantian menjaga sambil didampingi oleh pengurus perpustakaan. Pustakawan selain melayani kebutuhan pengambil jasa perpustakaan, juga melayani pertanyaan dan keluhan yang dilontarkan oleh peserta magang ketika jam buka berlangsung.
Selain itu, sosialisasi diberikan untuk mengetahui secara menyeluruh tentang perpustakaan PPA Lubangsa Selatan. Sosialisasi ini akan disampaikan oleh ketua dan koordinator masing-masing divisi yang ada di perpustakaan. Divisi-divisi itu meliputi Pengadaan, Inventaris, Pelayanan, Jildanrana (Penjilidan dan Prasarana). Sosialisasi ini akan diberikan setelah semua program sebelumnya terlaksana atau mendekati masa-masa penentuan magang resmi menjadi pustakawan.
Kini semua program itu sudah dilaksanakan. Hanya menunggu waktu untuk menentukan kapan acara penentuan itu akan dilaksanakan. Ditanya kapan waktunya, Abd. Wahid Muslim, sekretaris perpustakaan, yang dikonfirmasi Sabtu (11/4), menyatakan, dirinya tidak bisa memastikan kapan acara penentuan itu akan dilangsungkan. “Kami merasa kesulitan karena Ketua dan Wakilnya dalam beberapa hari terakhir ini tidak ada di sini,” jelasnya. Muslim, nama panggilannya, juga memaklumi karena kebanyakan pengurus harian terdiri dari siswa kelas tiga MA/sederajat. Mereka disibukkan dengan persiapan Ujian Nasional (UN) yang hanya menunggu beberapa hari saja. “Mungkin selepas UN nanti acara tersebut baru akan kelar,” katanya mengakhiri perbincangan.
Moh. Kayyiz, salah satu yang masuk nominasi magang, Ahad (12/4) kemarin mengatakan tetang perasaannya jika dirinya tereleminasi dari pengurus perpustakaan PPA Lubangsa Selatan. Ia merasa kecewa karena baginya perpustakaan merupakan tempat yang didamba-dambakan selama ini. “Saya kecewa karena peluang untuk membaca buku semakin sempit,” lanjutnya. Remaja yang masih duduk di bangku kelas tiga Madrasah Tsanawiyah ini memang sudah akrab dengan buku semenjak baru masuk di MTs. Ia juga termasuk calon pustakawan termuda tahun 2009 ini. Umurnya baru menginjak 14 tahun.

Tidak ada komentar: