Minggu, Oktober 20, 2013

IAA Pamekasan Resmi Dibentuk


Hairul Anam, Alumnus PPA Latee, Wartawan Kabar Madura

Ikatan Alumni Annuqayah (IAA) Cabang Pamekasan resmi dibentuk, Jumat (19/10) kemarin. Bertempat di kediaman salah seorang alumnus Annuqayah, H Miftahun Na’iem, Maddis, Desa Blumbungan, Kecamatan Kadur, Pamekasan, acara tersebut dihadiri oleh KH Basri Hasan (salah seorang pengasuh Annuqayah), Ketua IAA Pusat KH Ahmad Mawardi Jazuli beserta jajaran pengurus, dan tidak kurang dari 50 perwakilan alumni Annuqayah yang tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten Pamekasan.

Usai shalat Jumat, sekitar pukul 13.00 WIB, dipandu oleh H Mahmudi, proses pembentukan tersebut diawali dengan pemilihan Ketua IAA Cabang Pamekasan. Setelah muncul nama-nama, akhirnya H Miftahun Na’iem mengemban amanah untuk menakhodai IAA Cabang Pamekasan. Lelaki kelahiran Pamekasan ini terpilih secara aklamasi.

KH Ahmad Mawardi Jazuli dalam sambutannya menegaskan, alumni Annuqayah sudah banyak mengabdi di berbagai tempat. Sebut saja di pulau Jawa, Sumatra, Papua, dan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Bahkan, tersebar hingga ke luar negeri.

“Ini potensi besar. Manakala terus dilakukan komunikasi secara terus-menerus, tentu bisa menjadi kekuatan positif dalam memajukan bangsa dan agama,” terang lelaki yang juga tercatat sebagai anggota DPRD Sumenep ini.

Pihaknya berharap, di Kabupaten Pamekasan, pengurus IAA bisa terbentuk hingga ke tingkat kecamatan. Di Sumenep, terang K Mawardi, itu sudah tercapai.

“Sebagai pengurus IAA Pusat, kami berharap, daerah yang belum terbentuk IAA, bisa segera terbentuk. Di organisasi ini ada bidang usaha. Karenanya, mari berupaya untuk melakukan terobosan-terobosan,” ujarnya.

K Mawardi mencontohkan usaha IAA Kabupaten Sumenep. IAA Sumenep telah mengadakan urunan untuk membeli tanah. Dalam hal ini, menggerakkan usaha properti. Nantinya, hasilnya akan dipersentasekan untuk juga diberikan ke Annuqayah.

"Kita akan berjalan bersama. Apa yang bisa kita inveskan ke alumni di Pamekasan, nanti kita usahakan. Saling memberikan manfaat adalah kuncinya," tekannya.

Usai K Mawardi memberikan sambuatan dan arahan, Koordinator Divisi Usaha, K Kurdi Khan menjelaskan sekilas keberhasilan usaha yang telah dan sedang dilakukan IAA Pusat, dalam hal ini, ialah IAA Kabupaten Sumenep.

“Salah satu usaha yang sudah dikelola adalah usaha properti. Kami sudah mencoba mulai dari prinsip usaha yang kami garap, agar tidak terjebak pada kepentingan pribadi. Prinsip usaha di dalamnya ialah membangun kebersamaan dan silaturrahim. Bukan semata-mata mencari keuntungan belaka, melainkan itu menjadi pintu masuk pada pembangunan silaturrahim antar-sesama alumni. Uang bukanlah segalanya,” beber K Kurdi Khan.

Diungkapkan, dari perjalanan 1,5 bulan, penggarapan properti tersebut mengalami peningkatan yang menggembirakan. Dengan nilai investasi awal Rp. 123.600.000, saat ini, tanah yang dibeli itu, ada yang menawar Rp 150 juta.

“Padahal, baru kita lunasi sekitar sepuluh hari yang lalu. Karena nilai jual tanah di Sumenep terus naik, maka kami pertahankan untuk tidak dijual. Kami target Rp 2 juta per meter, ujung-ujungnya nanti bisa mencapai Rp 200 juta,” gagasnya penuh semangat.

Menurutnya, usaha properti terbilang tidak terlalu rumet; tidak ada penjaga, tidak ada sistem yang terlalu mengikat. “Saham-saham yang bersumber dari setoran pengurus alumni di Sumenep, kami investasikan ke properti. Penghasilannya nanti, kami alokasikan untuk diberikan ke Annuqayah sebesar 25 persen. Bisa berwujud beasiswa bagi santri tak mampu yang berprestasi,” tukasnya.

Usai sambutan dan pengarahan pengurus IAA Pusat, acara dilanjutkan dengan diskusi dan atau tanya jawab. Tabri S Munir, alumnus Annuqayah Latee yang kini menjadi Wartawan Sport Harian Pagi Kabar Madura tampil kali pertama.

“Sebelumnya, kami sangat bangga bila Annuqayah dikenalkan sebagai pesantren yang cinta lingkungan. Dulu Annuqayah dapat Kalpataru. Jadi, mohon properti dipertimbangkan lagi,” usulnya.

Namun demikian, bila properti dipandang penting, pihaknya menyatakan penting adanya master plan yang jelas. “Misalnya tanah tersebut nantinya akan dibangun rumah khusus, mana lahan yang akan dibeli, dan berapa rumah yang akan dibangun,” kata Tabri menggambarkan.

“Annuqayah ini dikenal dekat dengan masyarakat, karena dekat dengan masyarakat kecil, maka usaha properti bisa dijalankan untuk mengikuti perkembangan zaman, tetapi tidak sampai meninggalkan usaha yang bersentuhan dengan masyarakat kecil,” pungkasnya.

Usai Tabri S Munir, Fathorrachman juga tampil berbicara. Dosen Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) ini menyatakan tertarik bila IAA Pusat mau membangun usaha properti.

“Dana Rp 126 juta itu terlalu kecil. Jadi, mari kita tidak hanya berwacana. Sekarang kita langsung tentukan siapa saja yang mau berinvestasi. Untuk master plan, ada pengurus IAA Pusat. Kemudian, mohon dibentuk sekarang kepengurusannya,” terang Oong, panggilan akrab Fathorrachman.

Ditambahkan oleh Oong, alumni Annuqayah diharapkan tidak hanya bergerak di wilayah ekonomi, tetapi juga bisa merambah ke yang lebih luas, semisal pemerintahan dan legislatif.

Semua usul alumni ditanggapi secara positif oleh pengurus IAA Pusat. Atas semua itu, pengurus IAA Pusat menenkan betapa usaha yang sudah dan yang akan diadakan nantinya harus terus berpijak pada niatan mempererat jalinan komunikasi dan silaturrahim antar-alumni Annuqayah.

Sementara itu, K Basri Hasan, salah seorang pengasuh Annuqayah, dalam tausiyahnya juga menyatakan bangga atas pembentukan IAA di berbagai daearah. “Kepedulian terhadap Annuqayah harus terus kita bina. Pembentukan organisasi ini, mari kita luruskan niat terlebih dahulu: apa niat kita membentuk IAA Pamekasan?” terang kiai yang kini menjadi pengasuh pondok pesantren di daerah Blumbungan, Larangan, Pamekasan ini.

“Niat ini menjadi inti poin dari langkah kita. Jangan sampai menjadi organisasi yang sektarian. Karena dengan berbagai warna, dimungkinkan hal itu terjadi. Teman-teman tadi menyinggung pengembangan ekonomi. Ini penting,” terang Kiai Basri Hasan.

Lebih dari itu, selanya, IAA harus benar-benar menjadi kontrol, support, dan bisa memagari dari hal-hal yang semestinya tidak terjadi di Annuqayah. “Saya lihat Annuqayah saat ini sedang krisis. Pertama, krisis kepemimpinan,” ungkapnya.

Ketika K Basyir dan K Warits tidak ada, misalnya bepergian, kata Kiai Basri Hasan, penggantinya sepertinya tidak ada. Karenanya, alumni diharapkan bisa memberi masukan.

“Kedua, krisis pemikiran. Munculnya pemikiran liberal. Ketiga, krisis keilmuan. Contohnya saja dalam kemampuan kitabiyah. Ngennes abe', bagaimana kelanjutan pondok pesantren ke depan sesuai cita-cita terdahulu masyayikh pesantren,” ujarnya.

Kiai Basri Hasan juga menghadirkan contoh krisis kepemimpinan saat ini di Annuqayah. Menurutnya, ketua pengurus PP Annuqayah, K Ainul Yaqin, sudah berakhir masa kepemimpinannya, sehingga di-Plt-kan kepada K Moh. Naqib Hasan.

Dalam kesempatan itu, pengurus IAA Cabang Pamekasan dibentuk, setelah sebelumnya dibuat tim formatur. Sebagai tindak lanjut dari pembentukan pengurus IAA Cabang Pamekasan, dalam waktu dekat ini akan dilangsungkan launching IAA Cabang Pamekasan yang tempatnya belum ditentukan.

Tidak ada komentar: