M. Kamil Akhyari, PPA. Latee
Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Latee menyelenggarakan reuni alumni dari angkatan pertama sampai 2011 di Aula Asy Syarqawi, PP. Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep, Minggu (27/11).
Reuni yang diselenggarakan merupakan kali yang ke empat kalinya. Panitia reuni menyebar 1500 undangan ke berbagai daerah para alumni, namun alumni yang hadir hanya sekitar 450 alumni. Hal itu membuat Ketua Ikatan Alumni PP. Annuqayah Latee merasa kecewa dengan alumni. Dalam sambutannya, Drs. H Alimuddin mengajak alumni untuk lebih mementingkan kebutuhan pesantren dari pada kebutuhan pribadi atau bisnis.
“Rasa memiliki terhadap pondok pesantren (mari kita) bangun. Apa yang dibutuhkan kita berikan,” katanya didepan para masyaikh PP. Annuqayah Latee. “Seandainya sadar pekerjaan yang didapat sekarang berkah pengasuh maka akan ditinggalkan,” lanjutnya dengan nada serius.
Sementara Ketua Panitia Ke-3 dalam laporan keuangan, menyebutkan, keberadaan reuni alumni sangat penting. Sekalipun tidak banyak memberikan bantuan dana, tapi cukup memberikan rangsangan untuk lebih lagi dalam mendapatkan sumbangan dari simpatisan dalam menuntaskan pembangunan.
“Kami telah berhasil membangun madrasah diniyah dengan lantai dua dan pembangunan masjid dilantai dua, hal itu tidak lepas dari bantuan para alumni sekalipun tidak seberapa besarannya. Tapi keberadaan alumni sangat memberikan semangat kepada kami,” tutur Drs. KH. M. Syafi'ie Anshori.
Selain keberhasilan beberapa bangunan fisik yang telah dibangun, K. Syafi'ie demikian panggilan akrabnya Drs. KH. M. Syafi'ie Anshori, banyak menuturkan keberhasilan para santri dalam menyebit prestasi, baik ditingkat lokal, regional maupun nasional. “Dan setidaknya alumni PP. Annuqayah Latee telah tiga orang yang telah mendapat gelar doktor,” pungkasnya seraya diiringi tepuk tangan hadirin.
Tampak hadir pada kesempatan tersebut, Pengasuh PP. Annuqayah Latee sekaligus Rais Syuriah PCNU Sumenep KH. Ahmad Basyir AS, Dewan Masyaikh PP. Annuqayah Latee; Drs. KH. Abd. Wadud Munir, K. Ainul Yaqin, KH. M. Mustofa Erfan, Lc., Ketua Pengurus PP. Annuqayah Drs. KH. A. Hanif Hasan, Ketua Yayasan PP. Annuqayah Drs. H. Taufiqurrahman dan Ketua PCNU Sumenep H. A. Pandji Taufiq.
Lupa Sejarah
Setelah penyampaian laporan keuangan, acara reuni alumni dilanjutkan dengan tausyiah yang disampaikan pengasuh PP. Annuqayah Latee. Dalam tausyiahnya, KH. Ahmad Basyir AS banyak mengungkap keberadaan santri saat ini yang mulai lupa kepada sejarah Islam. Padahal sampainya dakwah Islam ke pelosok-pelosok di tanah air tidak lepas dari perjuangan Rasulullah untuk membangun Islam.
“Tetap menjaga dan memelihara pendidikan Islam berupa (madrasah) diniyah adalah sebuah keharusan untuk mengingat sejarah Islam,” tuturnya.
Selain itu, ulama karismatik di pulau madura tersebut mengajak hadirin untuk tidak melupakan sejarah. Momentum bulan Muharram sebagai tahun baru Islam suasana yang pas untuk mengenal dan mengenang sejarah perjuangan Islam.
Dikutip dari www.nu.or.id pada 28 November 2011.
Selasa, November 29, 2011
Minggu, November 20, 2011
Hajar: Markaz Bahasa Arab Annuqayah Harus Mendaerah
Hairul
Anam Al-Yumna, PPA. Latee
Guluk-Guluk—Saat
ini, pengurus Markaz Bahasa Arab Annuqayah membulatkan niat untuk mengembangkan
dan memajukan bahasa Arab di masing-masing pesantren daerah yang ada di bawah
naungan Annuqayah.
Hal
itu kian kukuh berirama dengan digelarnya rapat Serap Aspirasi pada Jumat (18/11)
malam bertempat di lantai II Sekretariat Bersama Annuqayah. Rapat yang
dilaksanakan pengurus Markaz tersebut mengundang seluruh pengurus lembaga bahasa Arab di tiap-tiap
daerah Annuqayah. Ada sekitar 30 orang yang hadir.
“Serap
aspirasi ini diadakan sebagai pijakan dalam penyusunan program kerja pengurus
Markaz Bahasa Arab untuk kepengurusan tahun ini. Dengan begitu, diharapkan
nantinya segala kegiatan Markaz bisa tepat sasaran,” papar ketua Markaz masa
bakti 2011-2012, ustadz Ibnu Hajar saat diwawancarai di kantornya usai memimpin
rapat Serap Aspirasi.
Pada
kepengurusan sebelumnya, Markaz mengadakan kursus intensif selama 3 bulan.
Sayang sekali berjalan kurang efektif karena pesertanya semakin berkurang dari
hari ke hari. Sebab, jadwal kursusnya berbenturan dengan kegiatan di
masing-masing daerah yang sebelumnya tak terpikirkan.
“Tak
terpikirkan karena pengurusnya terpusat pada daerah tertentu,” ujar Hajar.
Menurut
mantan penasehat Perpustakaan Latee itu, hingga kini masih terdapat 4 pesantren
daerah di Annuqayah yang sudah ada lembaga bahasa Arabnya. Yakni, daerah Latee,
Lubangsa, Nirmala, dan Lubsel.
“Selain
4 daerah itu, kami sedang menggagas terbentuknya lembaga bahasa Arab di daerah Sabajarin
yang meliputi Karang Jati dan Al-Furqaan,” tambah pemuda yang pernah juara 1
Lomba Karya Tulis Ilmiah Bahasa Arab se-Madura di STAIN Pamekasan itu.
Selama
ini, lanjut Hajar, daerah Sabajarin seakan
tak tersentuh oleh kegiatan-kegiatan Markaz. Padahal, di daerah itu terdapat beberapa
santri yang potensial dalam bidang bahasa Arab. Dari inilah pengurus Markaz
sekarang akan memanfaatkan mereka guna membina sekaligus mengembangkan bahasa
Arab di daerahnya.
“Saya
menganjurkan kepada saudara Guntur (santri Annuqayah daerah Al-Furqaan, red.)
selaku salah satu pengurus Departemen Koordinasi dan Public Relation untuk
menyeriusi penanganan bahasa Arab di daerah Sabajarin,”
tegas Hajar.
Dalam
perkembangan terkini, Markaz telah menyediakan tenaga pengajar dalam kursus
yang diadakan oleh lembaga bahasa Arab di masing-masing daerah. Sementara ini
yang berperan aktif menjadi tenaga pengajar tersebut ialah Ibnu Hajar, Abd.
Muqit, dan Dedi Anwari. Mereka adalah pengurus senior Markaz dan sudah kompeten
dalam bidang bahasa Arab.
Di
samping itu, pengurus Markaz sekarang akan memprogramkan kunjungan kerja ke
tiap-tiap daerah dalam rangka memantau perkembangan bahasa Arab. Rencananya
akan dilaksanakan tiap bulan sekali.
“Sebagai
tindak lanjut dari serap aspirasi ini, Minggu
(20/11) malam ini kami akan memanggil dua departemen untuk menghadap pengurus harian
Markaz. Dua departemen tersebut ialah Departemen Pendidikan dan Pengajaran serta
Departeman Pengembangan Dan Motivasi,” kata Hajar.
Sehari
setelah itu, lanjutnya, Departeman Penerbitan dan Pers beserta Departemen
Koordinasi dan Public Relation yang akan dipanggil ke pengurus harian
Markaz. Pertemuan itu, akan membahas tuntas program kerja di masing-masing
departemen. Setelah itu, akan dibawa ke rapat pleno untuk disosialisasikan.
Setelah
penyusunan program rampung, Markaz akan segera mengadakan opening program.
“Intinya, Markaz Bahasa Arab Annuqayah dari sekarang dan selanjutnya harus bisa
men-daerah,” tandas Hajar dengan raut wajah meyakinkan.
Label:
Pendidikan Kepesantrenan
Langganan:
Postingan (Atom)