Sabtu, Agustus 16, 2014

Santri Baru Banjiri Latee

Zainal Arifin, PPA Latee

Guluk-Guluk—Santri baru yang mendaftar di Pondok Pesantren Annuqayah daerah Latee saat ini sudah lebih 200 orang, tepatnya 212 santri baru. Sebagai perbandingan, pada tahun 2013 jumlah santri yang mendaftar di awal tahun seluruhnya mencapai 338  santri baru.

Para santri baru itu berasal dari berbagai daerah yaitu dari kabupaten Sumenep, Pamekasan, dan sebagainya. Bahkan ada yang berasal dari daerah kepulauan, yakni Masa Lembu, Sumenep. Ada pula yang berasal dari Jakarta.

Pada umumnya, santri baru yang mendaftar ini banyak yang berusia sekitar 12 tahun atau usia pendidikan tingkat MTs/SMP.

Ketua pengurus PPA Latee, Faishal Khair, S.Ud., mengungkapkan bahwa jumlah santri baru masih sangat mungkin bertambah. “Pada hari ini (14/8) masih berjumlah 212 santri baru. Kami yakin hari Ahad dan Rabu yang akan datang santri yang mendaftar masih ada,” jelasnya.

Dengan bertambahnya santri baru yang mendaftar, pengurus saat ini sedang membenahi semua sarana pondok, seperti atap pondok dan dapur. Tidak hanya itu, kegiatan kependidikan khusus santri baru juga tengah dipersiapkan.

Kemungkinan besar, kegiatan rutin untuk santri baru yang di Latee disebut Binasaba akan kami format berbeda. Rencananya akan ada karantina untuk santri baru. Dalam karantina, ada dua materi yang akan ditekankan yaitu masalah akidah yang akan menggunakan kitab Sullamuttaufiq dan materi SKIA dalam bab shalat,” tutur Faishal.

Menurut Faishal, dua hal ini dipandang hal yang sangat penting untuk ditanamkan kepada santri baru selain tema-tema yang sudah lazim disampaikan dalam Binasaba.

Sementara itu, kordinator Rayon Assyafi’e, Azizi Arman, menyampaikan bahwa banyaknya santri baru di Latee menuntut ketersediaan fasilitas berupa gedung/asrama. Saat ini ada sebagian kamar yang luasnya tidak seberapa tapi ditempati hingga 12 santri. Karena itu, pengurus juga mulai membicarakan tentang penambahan asrama,” jelasnya.

Jumat, Agustus 15, 2014

Lubangsa Adakan Temu Wali Santri





Moh. Romli Firdaus, PPA Lubangsa

Guluk-Guluk—Pengurus Harian Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa mengadakan acara temu wali santri pada hari Kamis (14/08) pagi kemarin. Acara ini bertempat di Aula Lubangsa.

Acara yang dimulai pada pukul 08.20 WIB ini dihadiri langsung oleh Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa, K. Muhammad ‘Ali Fikri, M.Pd.I. dan K.H. Muhammad Sholahuddin A. Warits, beserta kurang lebih 530 orang wali dari semua santri yang ada di Lubangsa.

“Sebenarnya, acara temu wali ini merupakan program kerja yang ada pada akhir masa jabatan Samsul Arifin, pengurus Lubangsa periode lalu. Namun karena tidak ada waktu yang pas maka dilaksanakan pada awal masa jabatan saya,” komentar Ketua Pengurus PP Annuqayah Daerah Lubangsa, Khairul Hasan, saat ditemui beberapa saat seusai acara berlangsung.

Lebih lanjut, dia juga menjelaskan bahwa tujuan dilaksanakannya acara ini adalah sebagai media silaturahmi antara pengurus dan pengasuh dengan wali santri. Di samping itu, juga sebagai tempat musyawarah bersama mengenai pengembangan Lubangsa ke depan, seperti pengembangan pendidikan, fasilitas, sarana dan prasarana, serta kondisi santri.

Ketua panitia temu wali santri, Wildan Mahfudi, mengatakan bahwa acara dilangsungkan dengan cara musyawarah. Namun sebelum itu, ada sambutan dari ketua pengurus dan selanjutnya diteruskan oleh Dewan Pengasuh Lubangsa.

“Penyampaian oleh Ketua Pengurus diisi dengan pemaparan tentang keadaan Lubangsa secara umum termasuk tentang kondisi dan kegiatan kepesantrenan. Sedangkan, sambutan Dewan Pengasuh terkait dengan rencana yang akan dirancang Lubangsa ke depan. Setelah itu acara dilanjutkan dengan dialog bersama para wali santri,” papar pengurus asal Lenteng tersebut.

Mengenai hasil dari temu wali santri, ada beberapa keputusan yang belum final dan akan dirapatkan kembali dan menunggu kepastian sampai Hari Raya Idul Adha mendatang. Misalnya, usulan alumni yang mengharap SPP pesantren naik dari Rp. 10.000,- menjadi Rp. 50.000,- per tahun dan juga keputusan mengenai pengelompokan asrama santri yang akan disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.