Senin, Mei 14, 2012

Pengurus Departemen Pendidikan Latee II Gelar Pekan Raya Seni


Qiswatin Hasanah, PPA Latee II

Guluk-GulukKamis (10/5), pengurus pendidikan PPA Latee II menggelar Pekan Raya Seni. Acara yang diselenggarakan di Mushalla ar-Rahmah ini diisi adalah acara pentas seni untuk setiap blok dan kelompok mahasiswa.

Di dalamnya terdapat acara presentasi muhadlarah dari tujuh blok yang ada di latee II, penerimaan hadiah pemenang muhadlarah terbaik dari beberapa kategori, seperti kategori MC terbaik, shalawat terbaik, syarhil Qur’an terbaik, dan lain-lain. Begitu juga dengan muhadlarah mahasiswa.

Selain itu ada juga penerimaan hadiah pemenang lomba yang diadakan oleh pengurus departemen pendidikan, seperti lomba resensi tingkat mahasiswa kategori fiksi maupun nonfiksi, serta pemenang lomba esai tingkat mahasiswa.

Pekan Raya Seni tahun ini bertemakan budaya. Di dalamnya ada berbagai penampilan dari masing-masing blok. Setiap blok mendapatkan nama daerah tertentu yang diambil dari wilayah Indonesia dari departemen pendidikan setengah bulan sebelum acara diselenggarakan.

Misalnya Jawa Barat dengan tari jaipong untuk blok az-Zahro’, Sulawesi Selatan dengan tari kipas untuk blok as-Shafie, Aceh dengan tari sammannya untuk blok al-Faradits, DKI Jakarta dengan tari ronggeng untuk blok al-Qudusy, Banten dengan tari topengnya untuk blok al-Mahfudzy, Sumatera Barat dengan tari piringnya untuk blok ar-Rayyan, serta Bali dengan tari pendet untuk blok al-Qamary.

Selain ketujuh tarian daerah tersebut, setiap blok juga membuat rumah adat. Dan rumah adat terbaik mendapatkan penghargaan dari pengurus departemen pendidikan. Tujuan dari tema tersebut adalah untuk mengenalkan adat yang ada sebagai wawasan baru bagi santri PPA Latee II, karena sepertinya jarang sekali santri yang mengenal aneka kebudayaan daerah di Indonesia.

“Kami ingin para santri mengetahui adat dari beberapa daerah yang ada di Indonesia, agar tidak hanya mengetahui adat Madura tetapi juga adat daerah lain,” ungkap ketua panitia Pekan Raya Seni, Sab’atul Qamariyah.

“Dengan itu juga, kami berharap mereka bisa mengambil hikmah dari masing-masing budaya, serta mengeratkan tali ukhuwah,” lanjutnya menerangkan.

Pekan Raya Seni ini bukan hanya semata ditujukan untuk mengenalkan adat yang ada di Indonesia, tetapi juga agar para santri mampu memahami apa yang tersirat di dalamnya, seperti tari adat yang sekilas menoton, tapi ternyata mempunyai makna tersirat di dalamnya.

Acara ini berlangsung cukup meriah dengan setting panggung yang unik khas. Juga penampilan spektakuler perwakilan dari mahasiswa yaitu deklamasi dan dramatisasi puisi. Acara ini berakhir pada pukul 23.55 WIB. Sebelum ditutup, panitia mengumumkan juara umum muhadlarah blok dan muhadlarah mahasiswa. Juara umum blok berhasil diraih oleh blok as-Shafie dan muhadlarah mahasiswa oleh kelompok wixiou.

Jumat, Mei 11, 2012

Sukses, “Final Jam Closing Meeting” 5 Lembaga Latee II

Qiswatin Hasanah, PPA Latee II

Guluk-GulukKamis (3/5) lalu, Final Jam Closing Meeting Lima Lembaga Latee II berjalan sukses meski harus molor dari waktu yang direncanakan. Acara ini baru dimulai pukul 21.00 WIB dan berakhir pada pukul 01.30 WIB. Hal ini terkait dengan beberapa halangan. Seperti dekorasi yang belum siap, dan lain sebagainya.

Final Jam Closing Meeting Lima Lembaga merupakan program tahunan pengurus lima lembaga, yaitu meliputi Jam’iyah Tahfidzul Qur’an (JTQ), Raudhatul Lughah Al-Arabiyah (RLA), Forum Lingkar Pena (FLP), Jam’iyah Qira’atul Kutub (JQK) dan Aphrodite English Club AEC.

Final Jam Closing Meeting Lima Lembaga kali ini bertema “Embrio Kandela Karang.” Hal ini terkait dengan misi 5 lembaga, yaitu melahirkan embrio unggul yang bersinar dan tangguh seperti karang.

“Embrio adalah hasil pembuahan dari ovum dan sprema. Jadi embrio adalah zigot paling unggul karena mampu mengalahkan ribuan bahkan jutaan zigot yang berperang memasuki rahim. Sedangkan kandela berasal dari bahasa latin Candella yang berarti bercahaya. Dan karang adalah sebuah batu yang tetap mampu berdiri kokoh meski badai gelombang menerjang. Maka dari itu, kami mengumpamakan ini dengan anak lembaga yang akan menyinari sekitarnya dan menjadi pribadi tangguh setelah sebelumnya mereka berhasil masuk lembaga melalui tes serta menyisihkan santri lain yang juga ingin menjadi bagian dari salah satu lembaga yang ada di latee II ini.” Tutur Nur Hasanah dalam sambutannya malam itu sebagai ketua panitia.

Acara ini disukseskan dengan performance yang disuguhkan. Hal ini tidak lepas dari kreatifitas dan kerja sama yang baik antar lembaga. selain itu, dari kesuksesan yang telah diraih, diharapkan semakin menarik minat santri Pondok Pesantren Annuqayah Latee II untuk menjadi bagian dari salah satu lembaga. Kesuksesan itu juga didukung dengan dekorasi unik yang nyaris sempurna.

“Acaranya oke banget! Penampilannya juga bagus-bagus.” Ungkap Zayana Harifa salah satu santri Pondok Pesantren Annuqayah Latee II ketika diwawancarai.

Kesuksesan ini juga terlihat dari banyaknya santri yang turut menghadiri acara tersebut. Namun, sebagian dari mereka juga ada yang harus mendesah kecewa ketika tidak mendapatkan tempat untuk menonton, karena tempat yang tersedia memang sangat terbatas. Padahal acara ini adalah acara yang sangat ditunggu-tunggu oleh mereka.

Selain penampilan, lima lembaga juga menyuguhkan sebuah acara perenungan, yaitu ceramah keagamaan yang disampaikan oleh Maimunatul Kamilia. Dan sebagai acara puncak, penutupan seluruh kegiatan lima lembaga ditandai dengan pemotongan ayam panggang yang diiringi dengan yel-yel lima lembaga. Acarapun semakin meriah melihat performance cukup memukau, membuat penonton bertepuk tangan senang.

Salah satu acara yang juga ditunggu-tunggu oleh anggota lima lembaga adalah pembacaan penobatan anggota terbaik (the best) dari masing-masing lembaga. Karena dengan pembacaan inilah akan diketahui hasil akhir para anggota selama satu periode. Para penonton kembali bertepuk tangan ketika para anggota terbaik dibacakan. satu anggota terbaik dari lembaga RLA, FLP, dan AEC, dua orang terbaik dari JTQ dan JQK. Ketujuh The Best ini dibacakan oleh masing-masing ketua lembaga. Mereka juga menerima tropi/suvenir dari masing-masing lembaga sebagai penghargaan atas prestasi mereka selama satu periode. Adapun mereka adalah, Qurratul Aini (RLA), Helmawati (FLP), Zaifina Iflah Illiyyin (AEC) Titin Azizah dan Imlaul Hasanah (JTQ), serta Anisatus Sa’iedah dan Rif’atul Mahmudah (JQK).

Adanya penobatan anggota terbaik masing-masing lembaga ini sebagai motivasi untuk anggota lain agar lebih giat lagi dalam belajar dan mengikuti kegiatan yang diprogramakan pengurus lembaga. Semoga kesuksesan acara ini tidak membuat lima lembaga lantas merasa bangga dan cukup, sehingga melalaikan pengembangan-pengembangan lima lembaga. Tetapi, semoga justru menjadi cambuk bagi anggota maupun pengurus lima lembaga untuk menjadikan lima lembaga lebih baik lagi ke depan.

Kamis, Mei 10, 2012

Pengasuh PPA Lubangsa Tiba dari Tanah Suci

Fandrik HS Putra, PPA Lubangsa

Guluk-GulukPukul 13.00 WIB Senin kemarin (7/5) selepas melaksanakan jamaah shalat Zhuhur, wajah santri PPA Lubangsa semringah mendengar pengeras suara dari kantor pesantren memberitahukan bahwa sebentar lagi rombongan yang menjemput K.H. A. Warits Ilyas dari tanah suci Mekah akan tiba di kompleks Lubangsa.

Beberapa santri kemudian berbaris dari depan kantor pesantren sepanjang jalan menuju kediaman beliau, siap menyambut.

Menurut penuturan Pak Said, abdi dhelem, rombongan saat itu sudah berada di Ganding. ”Tadi saya dikontak kalau sebentar lagi rombongan akan sampai,” tuturnya.

Tiga puluh menit kemudian, rombongan tersebut tiba di Lubangsa. Beberapa santri berdiri bersikap takzim. Wajah mereka berseri-seri. Kerinduan terasa terobati menyaksikan deretan mobil yang memasuki area kediaman pengasuh.

Selama setengah bulan, terhitung sejak tanggal 20 April sampai 7 Mei, PPA Lubangsa ditinggal pengasuhnya yang melaksanakan ibadah umrah. Beliau berangkat umrah tidak sendirian, melainkan ditemani istri, Nyai Hj. Nafisah Kholid beserta ketiga putrinya: Nyai Khotibah A.Win, Nyai Shafiyah A. Win, dan Nyai Nurdiana A. Win.

Beberapa pengasuh Annuqayah turut pula menyambut, antara lain: K.H Ahmad Basyir AS. Pengasuh PPA Latee tersebut tiba sesaat setelah rombongan masuk area kediaman pengasuh. Beliau ditemani cucunya, lora Nobel.

Saat Kiai Warits di tanah suci, kebijakan kepesantrenan yang berkaitan langsung dengan pengasuh seperti izin pulang santri dan menjadi imam shalat jamaah diserahkan kepada putra beliau, K. Muhammad ‘Ali Fikri dan pengurus pesantren.

Beberapa santri tetap berjubel di simpang tiga jalan menuju pengasuh. Mereka bersiap-siap untuk sowan (bersalaman). Namun, karena para tamu terus berdatangan, santri mengurungkan niatnya.

Akhirnya, niat tersebut baru terwujud selepas melaksanakan jamaah shalat Maghrib. Pengasuh memberikan kesempatan kepada seluruh santrinya untuk bersalaman.

Rabu, Mei 09, 2012

Aliansi 5 Lembaga Meriahkan Afranquraj Awards

Qiswatin Hasanah, PPA Latee II

Guluk-GulukSantri Pondok Pesantren Annuqayah Latee II berbondong-bondong memasuki Musholla Ar-Rahmah Rabu kemarin, (2/5) sekitar pukul 20.30 WIB. Malam itu adalah malam pelaksanaan Afranquraj Awards. Acara ini adalah bagian dari acara Closing Meeting Aliansi Lima Lembaga di Latee II.

Acara ini diadakan sebagai acara pentas seni lima lembaga dan penerimaan hadiah pemenang lomba (contest dust) yang diadakan masing-masing kelima lembaga tersebut ataupun lomba yang diadakan panitia closing meeting untuk santri Latee II yang bukan anggota salah satu lembaga. Acara ini dipandu oleh dua presenter yaitu Khalishatun dan Alfin Maghfiroh.

Contest dust ini diadakan sejak tanggal 19-22 April 2012 lalu. Ada 10 lomba yang dilaksanakan oleh panitia closing meeting. Dua lomba dari masing-masing lembaga. Lomba-lomba tersebut adalah cari ayat dalam kamus dan munaqasyah hifdzil qur’an (Jam’iyah Tahfidzul Qur’an), i’lan at-tijary dan khitobah ‘arabiyah (Raudlatul Lughah Arabiyah), gambus sharfiyah dan ibarah tematik (Jam’iyah Qiraatul Kutub), berburu berita dan balas pantun dan lagu (Forum Lingkar Pena), serta aphrodite get talent dan search explore vocabularies (Aphrodite English Club).

Lomba ini diadakan bertujuan untuk mengasah kreativitas serta kemampuan santri latee II. Juga sebagai sarana mencari kader untuk setiap lembaga.

Setelah empat hari megikuti lomba, pada Rabu malam itulah para pemenang dibacakan. Selain pemenang lomba, juga ada pemenang password terbaik serta juara umum dari semua lomba.

Acara ini dimeriahkan dengan penampilan utusan dari kelima lembaga. Penampilan gokil dari FLP yang mengajak penonton bernyanyi gokil di awal namun berubah menjadi momen mengharukan manakala mereka menyanyikan lagu perpisahan untuk bunda tercintanya yaitu ketua FLP ranting Pondok Pesantren Annuqayah Latee II. Kemudian dilanjutkan dengan penampilan dari AEC berupa ekspresi kreatif, yaitu mereka menyanyikan vocab sambil bergaya ala penyanyi, selanjutnya penonton dibuat kagum dengan suara merdu arek-arek RLA dalam nasyid Islami, dan suasana berubah menjadi semakin ramai manakala kolaborasi dari JQK dan JTQ tampil. Para penonton memegang perut mereka sambil tertawa terbahak-bahak.

Namun, suasana berubah menegangkan ketika juara umum siap dibacakan. Dan ternyata juara umum kali ini berhasil diraih oleh blok al-Qudusy sebagai pemenang terbanyak dari blok lain. Blok ini memenangkan sembilan lomba. Sedangakan pemenang  password terbaik berhasil diraih oleh blok as-Shafie. “Bisah tak bisah paggun maju paste bisah,” begitu mereka meneriakkan password.  

Jumat, Mei 04, 2012

Lubangsa Putri Kembali Torehkan Prestasi


Nur Faizah, PPA Lubangsa Putri

Guluk-Guluk—Tahun ini sepertinya merupakan masa keemasan Lubangsa Putri. Setelah akhir April lalu Nurul Alfiyah Kurniawati dan Wafa’ Ahmad Afifi Shaleh meraih penghargaan untuk lomba cerpen di Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar Pamekasan, baru-baru ini Lubangsa Putri kembali mendapat penghargaan terbanyak pada gebyar lomba bertajuk Lailatul Qiraah yang dilaksanakan oleh Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Putri Pondok Pesantren Annuqayah. Pengumuman dan penyerahan hadiah dilaksanakan pada Kamis malam, 3 Mei 2012. Ajang ini merupakan yang pertama dilaksanakan karena LPTQ Putri memang baru didirikan.

Gebyar lomba yang dilaksanakan lima hari berturut-turut sejak tanggal 29 April  sampai 3 Mei 2012 ini menggelar berbagai macam lomba, yaitu Musabaqah Hifdzil Quran, Musabaqah Syarhil Quran, Musabaqah Tilawatil Quran, Musabaqah Tartilil Quran dan Musabaqah Qasidah serta Musabaqah Khattil Quran. Di semua musabaqah ini peserta dari PPA Lubangsa Putri meraih prestasi.

Juara 1, 2 dan 3 Musabaqah Hifdzil Quran seluruhnya diraih oleh santri Lubangsa Putri. Juara pertama diraih oleh Wiam Ahmad Afifi Shaleh, juara kedua diraih oleh Raudhatul Jannah yang berasal dari pulau Lombok, sedangkan juara ketiga diraih oleh Raudhatul Jannah asal Kecamatan Gapura.

Pada Musabaqah Syarhil Quran, Elviana meraih juara pertama dan Wasilah berada di urutan kedua. Tak jauh berbeda dengan Musabaqah Khattil Quran. Juara pertama diraih Siti Muafatun, juara kedua diraih Ma’ayisyah dan harapan satu diraih oleh Khadijah Ahmad.

Sementara untuk Musabaqah Qasidah, Tilawatil Quran dan tartilul Quran, Lubangsa Putri hanya mendapatkan satu penghargaan di masing-masing lomba. Tetapi semuanya berada di urutan pertama. Mariyatul Qibtiyah juara pertama Musabaqah Qasidah, Raudhatul Jannah juga juara pertama pada Musabaqah Tilawatil Quran. Demikian juga dengan Musabaqah Tartilil Quran yang menempatkan Uzlifatul Biladina sebagai juara pertama.

“Ini merupakan anugerah yang luar biasa bagi Lubangsa Putri. Awalnya kami ragu saat akan mendelegasikan beberapa santri di lomba ini karena persiapan yang kami lakukan hanya dua hari,” tutur Kurratun Aini, ketua pengurus PPA Lubangsa Putri. Namun persiapan yang cukup singkat itu membuahkan hasil yang cukup membanggakan.

Walau sebenarnya ia merasa kelelahan dengan persiapan yang singkat itu tapi penghargaan yang telah diperoleh menghapus segala lelah. Begitu penuturan Hannani, yang juga sibuk mempersiapkan peserta untuk berpartisipasi di lomba ini.

Pernyataan Hannani ini diamini oleh Siti Romlah Ahsan, panitia Lailatul Qiraah yang berasal dari Lubangsa Putri. Ia ikut bangga dengan prestasi yang diraih oleh santri Lubangsa Putri. Kelelahan yang dia rasakan selama lima hari mengurusi gebyar lomba Lailatul Qiraah langsung lenyap ketika mengetahui bahwa Lubangsa Putri meraih penghargaan terbanyak untuk lomba ini.