Senin, Oktober 31, 2011

Lejitkan Semangat Pemuda dengan “Meraba Indonesia”


Fandrik HS Putra, PPA Lubangsa

Guluk-Guluk—Dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober, Kamis malam kemarin (27/10), OSIS SMA 3 Annuqayah mengadakan pembacaan fragmen dan pemutaran film dokumenter Meraba Indonesia: Ekspedisi Gila Keliling Nusantara karya Ahmad Yunus. Acara ini diselenggarakan di halaman Perpustakaan Madaris 3 Annuqayah.

Pemutaran film dokumenter yang banyak mengandung nilai-nilai kebangsaan itu diharapkan bisa melejitkan semangat pemuda Indonesia untuk mengenal lebih dekat dan mencintai NKRI.

“Sebagasi generasi muda, kita semestinya bisa menggali nilai-nilai kebangsaan dalam film itu, sehingga selaku pelajar bisa menghadapi dan menjawab tantangan zaman,” kata M. Mushthafa, kepala SMA 3 Annuqayah yang mengaku telah mendapatkan film dan buku itu pada awal bulan Ramadan lalu.

Sebelum pemutaran film dilakukan, Anisah, siswa kelas XI IPA SMA 3 Annuqayah, membacakan fragmen Meraba Indonesia: Ekspedisi Gila Keliling Nusantara sebagai “pengantar” sebelum pemutaran film.

Buku dan film dokumenter ini merupakan kisah dua orang wartawan, Ahmad Yunus dan Farid Gaban, yang selama setahun, sejak bulan juli 2009 sampai dengan juni 2010, bersepeda motor mengelilingi Nusantara. Dimulai dari Jakarta, mereka melakukan ekspedisinya. Dengan berkeliling Nusantara, dua wartawan freelance itu ingin mengenal lebih dekat dengan Indonesia dalam segala hal.


Ada dua poin penting yang bisa diambil dari film ini, yakni menakjubkan dan mencengangkan. Pertama, menakjubkan. Kita akan disuguhkan oleh kadaan alam nusantara yang begitu indah serta potensi alam yang luar biasa.

Kedua, mencengangkan. Kita juga akan disuguhkan oleh kondisi sosial bangsa Indonesia, dari berbagai suku, ras, dan agama, yang kehidupannya berbanding terbalik dengan kondisi alam yang ada. Potensi kekayaan alam yang dimiliki negara ini tidak bisa “menyejahterakan” penduduknya sendiri. Mereka berada dalam wilayah garis kemiskinan.

Sementara itu, di tempat terpisah namun di waktu yang sama sama, OSIS SMA Annuqayah juga mengadakan nonton film bersama untuk memperingati hari Sumpah Pemuda. Film yang dipilih adalah Tanah Air Beta yang juga mengandung nilai-nilai kebangsaan.

Selasa, Oktober 25, 2011

Instika Mewisuda 554 Mahasiswa

Fandrik HS Putra, PPA Lubangsa

Guluk-GulukSabtu pagi kemarin (22/10), 554 mahasiswa Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) dari semua jurusan melaksanakan prosesi wisuda Strata Satu (S1). Prosesi yang dimulai sejak pukul 08.30 WIB sampai dengan 11.30 WIB ini berjalan khidmat.

Turut hadir pada waktu itu, Dewan Masyayikh Annuqayah yang menjadi senat khusus serta beberapa kiai muda lainnya. Sedangkan dari instansi pemerintah ada Camat Guluk-Guluk, dan Wakil Bupati Sumenep, Sungkono Sidik.

Pada prosesi wisuda, Mahshushatul Hasanah dari program studi Muamalat, Desi Ratnasari dari program studi Pendidikan Agama Islam (PAI), dan Siti Mudrika Zen dari program studi Tafsir Hadis menjadi wisudawan terbaik tahun 2011. Masing-masing mendapat uang pembinaan sebesar Rp. 2.050.000,-. Rinciannya, Rp. 500.000,- dari Bank Syariah Mandiri Sumenep, Rp. 800.000,- dari Bank Jatim Sumenep, dan Rp. 750.000,- dari Bank BPRS Bhakti Sumekar.

Dalam sambutannya, Rektor Instika, Drs. Abbadi Ishomuddin, M.A. mengatakan bahwa kampus Instika bukan hanya sebagai kampus akademik tetapi juga kampus dakwah. Maka dari itu, tantangan alih status sangat besar. Karenanya, pihak Instika tetap berusaha meningkatkan kualitas dosen dan karyawan dengan menyekolahkan mereka ke jenjang yang lebih tinggi.

Pada tahun akademik selanjutnya, ia juga mengatakan bahwa Instika akan membuka Strata Dua (S2) jurusan Pendidikan Agama Islam. Selain itu, ia juga mempromosikan web Instika, instika.ac.id, kepada seluruh hadirin yang hadir.

Sebelum prosesi acara wisuda ditutup, Dewan Masyayikh Annuqayah memberikan tausiyah yang diwakili oleh Drs. K.H. A. Warits Ilyas. Beliau menyatakan bahwa sarjana Instika harus benar-benar siap mengabdi pada masyarakat.

“Tetapi yang paling utama adalah mahasiswa Instika harus berupaya dengan sungguh-sungguh menegakkan akidah yang telah kita anut bersama-sama di pesantren ini,” ungkapnya.

Wisuda tahun ini merupakan wisuda yang pertama setelah kampus yang berada di Pondok Pesantren Annuqayah ini beralih status dari sekolah tinggi menjadi institut pada bulan Oktober tahun lalu.


Selasa, Oktober 18, 2011

Opsaba 2011 Tanpa Kekerasan

Moh. Azhari & Zaifur Ramdlan, PPA Lubangsa

Guluk-Guluk—Rabu kemarin (12/10), pengurus PP Annuqayah daerah Lubangsa melaksanakan kegiatan Orientasi Pembinaan Santri Baru (Opsaba) 2011 dengan tema Peran Pendidikan Pesantren dalam Membentuk Karakter Santri. Acara ini berlangsung selama tiga hari, terhitung sejak hari Rabu sampai hari Jumat (12-14/10), bertempat di Masjid Jamik Annuqayah.

“Tema tersebut diangkat atas dasar ingin mengembalikan karakter santri dan menunjukkan bahwa pesantren adalah wadah untuk pendidikan keagamaan,” tutur Zainul Afifi, ketua panitia Opsaba 2011.

Peserta yang ikut dalam kegiatan tersebut sebanyak 225 santri baru. Materi yang disajikan sebanyak enam materi, yaitu Studium General sekaligus pembukaan, sejarah dan selayang pandang PP Annuqayah daerah Lubangsa, sosialisasi peraturan dasar dan tata tertib pesantren khusus daerah Lubangsa, manajemen taqwa dan akhlak, bimbingan thaharah dan shalat, dan urgensi pelestarian lingkungan di pesantren.

Kegiatan Opsaba 2011 kali ini memiliki nuansa berbeda daripada tahun-tahun sebelumnya. Jika pada tahun sebelumnya Opsaba identik dengan kekerasan atas dasar memberikan pendidikan mental kepada peserta semisal dibentak, maka Opsaba 2011 kali ini dikemas tanpa kekerasan dengan catatan peserta baru harus patuh dan mengikuti tatib yang ada.

“Jika ada santri yang melanggar, maka yang dilakukan oleh panitia Opsaba 2011 adalah memberikan teguran kepada peserta atau acaca dari ate ka ate,” pungkas mahasiswa Instika asal Jember tersebut.

Keliling Eropa Melalui Buku

Masluhatun, siswi kelas XI IPS 1 SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—Bedah buku Beasiswa Erasmus Mundus: The Stories Behind Jum'at (14/10) kemarin dilaksanakan oleh OSIS SMA 3 Annuqayah. Pembedahnya M. Mushthafa, guru SMA 3 Annuqayah yang merupakan alumnus beasiswa Erasmus Mundus.

Acara ini dikemas secara sederhana. Para pesertanya adalah utusan dari tiap-tiap kelas di SMA 3 Annuqayah, beberapa mahasiswi Institut Ilmu Keislaman Annuqayah, undangan OSIS dari MA 1 Annuqayah Putri, dan undangan dari beberapa daerah pondok pesantren Annuqayah. Jumlahnya lebih dari 60 orang. Semuanya duduk lesehan di lantai di ruangan Laboratorium IPA SMA 3 Annuqayah.

Buku yang dibedah berisi 15 pengalaman hidup mahasiswa asal Indonesia saat menjalani masa kuliah di Eropa. Semua penulisnya adalah alumni beasiswa Erasmus Mundus, beasiswa yang disponsori oleh Uni Eropa. M. Mushthafa termasuk menjadi salah satu penulis dan tim editor buku ini.

Saat bedah buku, beliau lebih banyak bercerita tentang pengalaman di Eropa, baik pengalaman beliau sendiri atau pengalaman dari beberapa teman beliau yang ceritanya sekilas dibacakan dari buku itu.

Peserta cukup antusias mengikuti acara ini. Apalagi saat tanya-jawab dan kuis di akhir acara berupa sovenir dari Uni Eropa. Acara ini berakhir pada jam 11.30 WIB, sebelum shalat Jum'at.

Berita ini dikutip dari blog Madaris 3 Annuqayah.

Jumat, Oktober 14, 2011

Alumni dan Wali Santri Peduli Nirmala

Sumarwi, PPA Nirmala

Guluk-Guluk—Temu Alumni VIII dan Wali Santri Pondok Pesantren Annuqayah Nirmala yang dilaksanakan pada hari Rabu (5/10) dinilai sukses. Hal itu dibuktikan dari catatan daftar hadir yang disediakan panitia. Dari 250 undangan yang disebar, Alumni dan Wali Santri yang hadir sekitar 195 orang.

Sejumlah Pengasuh PP Annuqayah Nirmala seperti K.H. A. Hanif Hasan, K. A. Farid Hasan, K. M. Naqib Hasan turut hadir dalam acara tersebut.

Tahun ini acara Temu Alumni VIII dan Wali Santri sengaja ditempatkan di Mushalla Lantai II Nirmala bagian timur, demi menghemat biaya sewa ruangan yang pada tahun sebelumnya bertempat di Aula Instika menyedot banyak biaya. Acara berjalan dengan lancar, mulai dari Pembukaan, Pembacaan Ayat Suci Alquran, Istighasyah, Prakata Panitia, Sambutan sekaligus Tausiyah Pengasuh, Musyawarah, hingga acara Penutup. Acara dimulai sekitar pukul 09.00 WIB dan berlangsung hingga pukul 12.00 WIB.

Silaturrahmi adalah tujuan utama acara ini, selain itu juga PPA Nirmala bermaksud mengajak Alumni dan Wali memikirkan Nirmala.

“Kami ingin para Alumni dan Wali Santri juga ikut memikirkan Nirmala ke depan,” ujar Ustadz Hamdi Zuhdi, Ketua  Panitia asal Desa Penanggungan.

Puncak acaranya terletak pada acara musyawarah. Musyawarah dipimpin oleh A. Hosaini Adhim, Alumni asal Bragung, kini sedang menjabat DPR di Kabupaten Sumenep. Para alumni dikumpulkan agar bermusyawarah dengan alumni dari daerah masing-masing, misalnya Bragung dengan Bragung dan Moncek dengan Moncek pula dalam rangka membicarakan pembangunan di Nirmala. Musyawarah berjalan dengan alot dan lancar. Hasilnya beberapa alumni ada yang menyumbang rumah bekas, Semen, Batu Bata, bahkan ada yang bermaksud menyumbang Motor sebagai sarana operasional di PPA Nirmala. Para Alumni sepakat bahwa dalam waktu dekat akan membangun MCK dan akan merenovasi Mushalla.


“Kita tinggal kerja saja, sebagian banyak bahan bangunannya sudah ada,” kata Ali Makki, mantan Ketua Pengurus PPA Nirmala.

“Insyaallah hari Sabtu kita akan membongkar  rumah shadaqah Ustadz Mahsul di Bataal,” tambahnya.

Selain itu kepedulian para alumni dan wali juga dicurahkan pada uang kontribusi, panitia mematok kontribusi sebesar Rp 20.000,- (dua puluh ribu rupiah), namun di luar dugaan banyak yang  memberi lebih. Dari Rp 50.000,- hingga Rp 100.000,-.

Minggu, Oktober 09, 2011

45 Santri Ikuti Eksplorasi Sanggar Saksi

Hairul Anam Al-Yumna, PPA Latee

Guluk-Guluk—Kamis (6/10) malam, sebanyak 45 santri mengikuti Eksplorasi yang digelar oleh Sanggar Saksi PP Annuqayah. Acara perekrutan anggota baru itu awalnya direncanakan bertempat di Sumenep pada Sabtu (24/9) lalu. Karena tidak mendapat izin dari pengasuh PP Annuqayah Latee, KH. Ahmad Basyir AS, pelaksanaannya pun ditunda dan dipindahkan ke bukit Lancaran sebelah tenggara PP Annuqayah.

Ali Makki selaku ketua Saksi menyatakan bahwa sistem perekrutan komunitas yang dinakhodainya itu cukup terbuka. Dengan kata lain, tidak ada pemaksaan di dalamnya.

“Bagi santri yang berminat, silakan ikut. Kami selalu mengedepankan kebebasan dalam menentukan pilihan. Saat ini ada 21 anggota yang aktif dan siap mendampingi kader-kadernya,” ujar Klebun—panggilan akrab Ali Makki—ketika diwawancarai saat perjalanan menuju bukit Lancaran, Kamis (6/9) malam.

Lebih lanjut Ali Makki memaparkan, terdapat empat materi yang diberikan dalam pelaksanaan Eksplorasi kali ini. Yaitu: Pengenalan Saksi, Keaktoran, Kepenulisan Puisi, dan Teknik Dasar Baca Puisi. Materi tersebut diberikan oleh para senior Saksi.

Penting diketahui, Sanggar Saksi ini merupakan komunitas seni dan sastra yang didirikan pada tahun 1992 oleh salah satu kiai muda Annuqayah, K M Zamiel El-Muttaqien. Anggotanya adalah santri Annuqayah. Dan pada perkembangannya kini, seluruh pesertanya adalah santri PP Annuqayah daerah Latee.

Sabtu, Oktober 08, 2011

LPM Instika Harus Tetap Jaya

Hairul Anam Al-Yumna, PPA Latee

Guluk-Guluk—Sekalipun pelantikan pengurus LPM Instika periode 2011-2012 sempat molor dua jam, Kamis (6/10) pagi, komitmen memajukan LPM Instika tetap menguat. Setidaknya, hal itu tercermin dari sambutan Pembantu Rektor III, KH Moh. Husnan A Nafi’ dan Ketua LPM periode 2011-2012, Paisun.

Dalam pandangan K Husnan—panggilan KH Moh. Husnan A Nafi’—LPM Instika selama ini terbilang jaya. Dari itulah ia sangat mengharap kepada pengurus kali ini untuk mempertahankan kejayaan tersebut.

“LPM Instika harus tetap jaya. Paling tidak kalian dapat mempertahankan prestasi yang telah diraih selama ini. Dan amat baik lagi manakala prestasi tersebut lebih ditingkatkan lagi,” kata K Husnan.

Prestasi yang dimaksud K Husnan ialah berkenaan dengan lomba-lomba kepenulisan dan penelitian, baik yang bertaraf lokal, regional, dan nasional.

“Di samping itu, kepengurusan yang baru ini harus mampu berinovasi dalam mewadahi bakat kepenulisan mahasiswa Instika serta pengembangan wawasan keilmuan mereka melalui penelitian,” harap pengasuh PP Annuqayah daerah Kusuma Bangsa itu.

Saat ini, lanjutnya, Instika membuat website yang ditangani oleh mantan pengurus LPM Instika, Abd. Warits. Dari itulah LPM Instika dituntut juga terlibat di dalamnya.

Dalam pada itu, Paisun membuka sambutannya dengan ucapan selamat bergabung bagi lima pengurus baru LPM Instika.

“Kalian adalah keluarga kami. Dan marilah ke depan kita majukan LPM Instika tercinta ini. Kita jadikan LPM Instika lebih kredibel lagi,” katanya santun.

Paisun juga menekankan bahwa kedisiplinan terhadap waktu adalah modal utama dalam meraih kesuksesan.

“Kita usahakan agar kebiasaan jam karet tidak lagi berlaku. Sebab, tradisi abai terhadap waktu adalah penyakit yang amat membahayakan. Mengenai perumusan program kerja, kita akan segera rampungkan dalam waktu dekat ini,” tandasnya.

Dari 14 pengurus LPM Instika, ada satu pengurus yang berhalangan hadir. Namanya Muhdlari, salah satu mahasiswa semester tiga yang beberapa bulan lalu mempresentasikan hasil penelitiannya di Universitas Airlangga Surabaya.

Jumat, Oktober 07, 2011

Pelantikan LPM Instika Molor Dua Jam


Fandrik HS Putra, PPA Lubangsa

Guluk-Guluk—Kamis Pagi kemarin (6/10), pengurus baru Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) periode 2011-2012 resmi dilantik oleh Pembantu Rektor III Instika, Drs. H. Husnan A. Nafi’, S.Ag. Beliau mewakili Rektor Instika yang berhalangan hadir.

Sebanyak 17 orang menghadiri acara itu. Terdiri dari pengurus LPM, delegasi BEM dan DPM, serta pengurus LPM yang lama.

Pelantikan yang ditempatkan di kampus utara bagian barat lantai II itu molor dua jam. Sedianya berlangsung pada jam 08.30 WIB, harus mundur sampai jam 11.30 WIB. Penyebab molornya adalah keterlambatan pengurus LPM asal PP Annuqayah Lubangsa hadir ke tempat acara sehingga waktu yang sudah dicanangkan harus diundur, karena pada jam 09.30-10.30 WIB, Pembantu Rektor III memiliki waktu mengajar di Instika putri. Pengurus LPM yang datang terlambat adalah Ach. Taufiqil Aziz, Ah. Fawaid, Salman Syam, dan Rusdiono.

Ketika sambutan, Purek III mengingatkan pengurus LPM untuk terus meningkatkan prestasinya. Minimal mempertahankan atas yang sudah diraih pada kepengurusan sebelumnya. Sejak tahun lalu, Instika telah memproklamasikan diri sebagai “kampus penulis”, dikarenakan banyak mahasiswa yang berprestasi di bidang tulis-menulis.

“Prestasi yang telah diraih, baik yang menjuarai lomba atau yang sudah tembus ke media, harus dipertahankan karena ini akan mengangkat citra kampus kita,” paparnya.

Selain torehan prestasi-prestasi di bidang tulis-menulis, Purek III juga memberikan apresiasi atas kader-kader LPM, Ach. Qusyairi Nurullah dan Syamsuni, yang saat ini telah ditahbiskan sebagai ketua BEM dan DPM periode 2011-2012. Bahkan, dengan sedikit guyon, beliau mengatakan tahun ini LPM bukan hanya menjadi lembaga pers, tetapi juga lembaga politik.

Pengurus LPM tahun ini akan dinahkodai oleh Paisun, santri PP Annuqayah Lubangsa Selatan, semester VII PAI, asal Lanjuk, Manding.

Purek III juga mengomentari soal keterlambatan beberapa pengurus LPM. “Saya harap kejadian ini tidak terulang lagi, karena kedisiplinan adalah kunci sukses untuk meraih prestasi,” ungkapnya yang juga turut kecewa atas molornya acara.

Kamis, Oktober 06, 2011

Pengurus OSIS dan DPS SMA 3 Annuqayah Dilantik


Masluhatun, siswa XI IPS 1 SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—Setelah beberapa hari sebelumnya SMA 3 Annuqayah melakukan kegiatan reformasi pengurus OSIS, pelantikan pengurus OSIS yang baru diadakan pada hari Ahad 2 Oktober yang lalu di Aula Madaris 3 Annuqayah.

Acara ini dimulai jam 08.00 WIB. Sebelumnya semua siswi SMA dipersilakan masuk ke ruang aula beserta beberapa guru yang hadir. Juga penyaji pada pagi itu yang datang sesuai jadwal.

Setelah beberapa acara selesai, kemudian pembawa acara membacakan acara inti pada pagi itu. Yaitu pembacaan Surat Keputusan (SK) dan prosesi pelantikan.

Tahun ini siswi-siswi yang dipercaya menjadi pengurus OSIS berjumlah 16 orang, berasal dari kelas X dan XI. Sedangkan untuk kelas XII walaupun tidak masuk dalam pengurus OSIS, tetapi tetap harus membantu SMA 3 Annuqayah dengan menjadi pengurus Dewan Perwakilan Siswa (DPS). DPS SMA 3 Annuqayah terdiri dari 6 siswi.

Pengurus OSIS baru dan DPS dilantik oleh kepala sekolah dengan mengucapkan ikrar, di depan siswi-siswi dan guru yang hadir.

Setelah prosesi pelantikan, ada sesi orasi kebangsaan dengan tema "Peran Pelajar Sebagai Generasi Masa Depan Bangsa" yang disampaikan oleh M. Muhri Zain, S. Th. I. (salah satu alumnus Annuqayah). Beliau memaparkan tema tersebut dalam waktu kurang dari 1 jam.

Acara terakhir ditutup dengan pembacaan doa oleh K. Marzuki, salah seorang guru senior di lingkungan Madaris 3 Annuqayah.

Setelah penutupan dan doa, karena masih jam 10.30 WIB dan sebagian guru pengajar pada hari itu ada, siswa diminta untuk tidak pulang dan mengikuti pelajaran pada hari itu. Sedangkan panitia masih harus bekerja membersihkan ruang aula dan mengatur meja-meja dan kursi-kursi ke tempat semula, karena ruangan itu masih akan digunakan sebagai ruang kelas.

Tulisan ini dikutip dari blog Madaris 3 Annuqayah.

Rabu, Oktober 05, 2011

Membincang Isu Perda Syariah di Sumenep

Hairul Anam Al-Yumna, PPA Latee

Guluk-Guluk—Sekalipun masih sebatas wacana, isu penerapan peraturan daerah (Perda) Syariah di Sumenep sudah menjadi bahan perbincangan hangat di lapangan. Ada yang menanggapinya secara serius dan ada pula yang memandangnya secara sinis. Setidaknya, hal itu tergambar dari diskusi ringan antara saya dengan beberapa pengurus Biro Pengabdian Masyarakat Pondok Pesantren Annuqayah (BPM-PPA), Senin malam (3/10).

“Saya pernah diskusi dengan kiai Dardiri (salah satu pengurus NU Sumenep, red.) tentang isu Perda Syariah di Sumenep. Menurutnya, hal itu belum begitu serius disikapi di ranah birokrasi pemerintahan,” ungkap staf administrasi dan keuangan BPM-PPA, M Kamil Akhyari.

Dalam perkembangan terkini, lanjut M Kamil Akhyari yang tetap mengacu pada informasi kiai Dardiri, ada kemungkinan diberlakukan Perda Syariah yang berkaitan dengan mengaji al-Qur’an usai Magrib.

Membincang Perda Syariah ini, mengingatkan staf BPM-PPA pada pemberlakuan Perda Syariah di Pamekasan. Dalam kenyataannya, kebobrokan moral pemuda Pamekasan seakan tidak terpulihkan. Bahkan, bisa dikata kian meningkat. Perilaku seks bebas (free sex) seakan sulit terbendung. Paling tidak, fenomena tersebut tak jarang diekspos oleh Harian Radar Madura.

Secara garis besar, diskusi ringan di ruang rapat BPM-PPA itu mengarah pada ketidaksetujuan terhadap Perda Syariah di Sumenep. Dalam kesempatan tersebut, dua staf BPM-PPA lainnya, Fahrur Rozi dan Hasyim mendengarkan secara khidmat perbincangan saya dengan M Kamil Akhyari. Mereka hanya senyum-senyum dan tampak sungkan melontarkan gagasannya. Sekalipun begitu, senyum mereka tetap mengembang mengimbangi raut wajah mereka yang tampak serius.

Senin, Oktober 03, 2011

Anisah Terpilih sebagai Ketua OSIS SMA 3 Annuqayah


Masluhatun, siswa XI IPS 1 SMA 3 Annuqayah

Guluk-Guluk—Setiap tahun OSIS SMA 3 Annuqayah selalu memperbaharui kepengurusannya. Pada hari Ahad (25/09) sampai hari Rabu (28/09), proses reformasi pengurus OSIS SMA 3 Annuqayah berlangsung. Puncaknya berupa pemilihan ketua OSIS dilaksanakan di barat mushalla PPA Al-Furqaan Putri.

Kandidat ketua OSIS diambil dari kelas X dan XI. Pada hari Ahad, para kandidat melewati tahap interview di tiga posko, yaitu posko I di barat mushalla Al-Furqaan, posko II di depan kantor MI 3 Annuqayah, dan posko III di depan Aula Madaris 3 Annuqayah. Setelah dilakukan penyaringan oleh Panitia Pengawas Pemilihan OSIS beserta Mus'idah Amin, S.Pd.I. (Pembina OSIS), terpilih 3 kandidat terbaik, yaitu Lu'luil Maqnun (XA), Ummu Naqiyatin (XI IPA), dan Anisah (XI IPA).

Setiap kandidat diwajibkan menyerahkan visi dan misinya kepada panwaspos pada hari berikutnya. Setelah itu kemudian dtempel di lingkungan SMA 3 Annuqayah, sehingga siswa dapat mengetahui visi dan misi dari kandidat yang akan dipilihnya.

Selanjutnya satu-persatu kandidat berkampanye di depan laboratorium IPA pada hari Selasa, didukung oleh siswa yang menyanyikan yel-yel untuk mendukung kandidatnya.


Pada hari Rabu dari jam 10.00 WIB pemilu OSIS mulai berlangsung. Para guru mulai memberi suara, kemudian siswa. Setelah dilakukan penghitungan surat suara maka didapat perolehan suara sebagai berikut:

Lu'luil Maqnun (cobik) 22 suara.
Ummu Naqiyatin (sobluk) 15 suara.
Anisah (kobejhen) 152 suara.
Tidak sah 14 suara.

Total semua surat suara adalah 203.


Dari perolehan surat suara di atas, maka jabatan ketua OSIS periode 2011-2012 mutlak dijabat oleh Anisah dari XI IPA. Penyerahan jabatan secara simbolis dilakukan oleh ketua OSIS lama (Muthmainnah) dengan menyerahkan mahkota yang dikenakannya kepada ketua OSIS baru (Anisah).

Seluruh rangkaian kegiatan reformasi OSIS berakhir pada Rabu (28/09) jam 12.00 WIB. Dan pelantikan pengurus OSIS SMA 3 Annuqayah yang baru dan orasi kebangsaan dengan tema "Peran Pelajar sebagai Generasi Masa Depan Bangsa" akan dilaksanakan pada hari Ahad 2 Oktober di Aula Madaris 3 Annuqayah.

Berita ini dikutip dari Blog Madaris 3 Annuqayah.

Minggu, Oktober 02, 2011

Menyelamatkan “Jendela” Santri Annuqayah

Fandrik HS Putra, PPA Lubangsa

Seberapa sering Anda mendengar kalimat yang menyatakan bahwa buku adalah jendela dunia? Seberapa besarkah perhatian masyarakat terhadap buku?

Pertanyaan-pertanyaan iseng itu muncul ketika saya melihat buku-buku milik Perpustakaan Pondok Pesantren Annuqayah yang berserakan di bawah tangga menuju lantai II di Kantor Sekretariat Bersama Pondok Pesantren Annuqayah. Ya, hampir tiga bulan buku itu berserakan di sana.

Buku yang jumlahnya sudah tidak sampai 150 eksemplar itu dipindah dari kantor Perpustakaan Annuqayah yang terletak di kompleks Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa guna mengantisipasi hilangnya buku lebih banyak lagi.

Niat awal memang baik, yakni menyelamatkan buku-buku yang tersisa setelah sekian banyak buku yang hilang dibandingkan dengan yang ada saat ini. Maksud hati ingin menyelamatkan buku, justru malah semakin menelantarkannya dan semakin membuat tidak jelas nasibnya. Buku yang menjadi “jendela” bagi santri Annuqayah itu berserakan tanpa ada yang mau peduli.

Lalu, muncul inisiatif Riyadi, kepala staf Pondok Pesantren Annuqayah, untuk memindahkan buku-buku itu ke kantor Penerbitan Pondok Pesantren Annuqayah di Sekretariat Bersama PPA lantai II. Inisiatif itu muncul karena perpustakaan Annuqayah dengan penerbitan Annuqayah masih berada dalam satu biro di dalam struktur pengurus Annuqayah, yaitu Biro Publikasi Informasi dan Kepustakaan Pondok Pesantren Annuqayah.

Maka, pada malam Kamis (28/09) yang lalu, atas persetujuan K.H. A. Hanif Hasan, ketua pengurus Pondok Pesantren Annuqayah, buku tersebut untuk sementara dipindah ke kantor penerbitan.

Buku itu dipindah dari tempat awal karena administrasi Perpustakaan Annuqayah amburadul sehingga santri yang meminjam buku banyak yang tidak mengembalikan dan pengurus perpustakaan tidak memiliki data yang valid untuk melacaknya.

Namun, buku-buku itu hanya dipindah saja. Tidak ada penyelamatan yang berarti ketika dipindah ke Sekretariat Bersama PPA sehingga santri yang berkunjung ke kantor itu bisa asal comot saja dan membawanya—entah, dikembalikan atau tidak. Selain itu, beberapa mahasiswa Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) semester VII yang kebetulan menjadi pengurus di salah satu kantor di Sekretariat Bersama PPA ini dan mulai menggarap proposal skripsi juga turut mengambil buku-buku tersebut..

Semoga dalam waktu dekat ini ada tindakan yang semestinya agar pondok pesantren tercinta ini bisa memandang dunia dengan lebih luas. Amien.