Rabu, Desember 30, 2009

10 Muharram, Santri Lubangsa Berbondong-Bondong Puasa Sunnah

Jamaluddin M Haz, PPA Lubangsa

Datangnya 10 Muharram 1431 H pada hari Ahad kemarin (27/12) disambut baik oleh santri Lubangsa, yaitu dengan melakukan puasa sunnah bersama. Puasa sunnah ini dilakukan oleh 90 % santri Lubangsa.

Pengurus menghimbau agar seluruh santri melaksanakan puasa sunnah pada tanggal 10 Muharram. Himbauan itu disampaikan oleh pengurus PK (peribadatan dan kepesantrenan). Pengurus juga memampangkan pengumuman dan hadits-hadits tentang keutamaan berpuasa pada tanggal 10 Muharram tersebut.

Pada saat waktu sahur sekitar pukul 02.30 WIB, Lubangsa sudah ramai dengan santri yang memasak untuk melaksanakan sahur bersama. Suasana sahur pada malam itu tidak ada bedanya dengan suasana sahur pada bulan puasa.

“Saya senang bisa melakukan puasa sunnah 10 Muharram ini, karena, sebagai santri saya harus bisa melakukan ajaran-ajaran Islam dengan baik,” ungkap Abd. Basith salah satu santri yang berkamar di blok D/1 itu.

Puasa sunnah 10 Muharram oleh sabagian santri dianggap sebagai bentuk apresiasi terhadap terciptanya kalender Islam, yang dalam pembentukannya penuh dengan perdebatan. Tak lupa juga ada sebagain santri yang menjadikan 10 Muharram sebagai media untuk mengenang hijrahnya Rasulullah dari Mekkah ke Madinah.

Menjelang waktu buka puasa, banyak santri yang sibuk mempersiapkan buka puasa mereka masing-masing. Ada yang sibuk memasak dan ada juga yang membeli persiapan buka puasa di kantin. Di kantin Lubangsa putri, sekitar pukul 17.35 WIB santri masih memadati kantin tersebut.

Ketika adzan Maghrib dikumandangkan, santri dengan nikmat melaksanakan buka puasa. Masjid yang biasa sudah ramai dengan suara santri yang mengaji Al-Qur’an, pada malam itu sepi, karena santri masih ada di pondoknya masing-masing.

Setelah santri berbuka puasa, mereka kemudian berbondong-bondong berangkat ke masjid untuk melakukan shalat jamaah Maghrib bersama K.H. A. Warits Ilyas selaku pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa.

Selasa, Desember 29, 2009

Nufa Membuat Master Untuk Album Ketiga

Fandrik Hs Putra, PPA Lubangsa

Perjalanan Jam’iyyatul Hadrah Nurul Fata (Nufa) PPA Lubangsa hingga saat ini masih tetap eksis dengan tembang-tembang islaminya. Hal itu dibuktikan dari dua album yang telah dirilis pada tahun sebelumnya. Album yang pertama dengan judul Ya Abal Hasan dan yang kedua berjudul Fi Hubbi.

Untuk menambah koleksi albumnya, Nurul Fata saat ini sedang merilis album terbaru. Jum’at kemarin (25/12), kelompok yang dipimpin oleh Maswari itu melakukan pengambilan gambar klip video volume 3 di depan Masjid Jamik Annuqayah. Pengambilan gambar itu berlangsung seru. Banyak kesalahan yang dilakukan oleh para personelnya, utamanya dari segi gerakan. Hal itu dikarenakan mereka grogi, sebab di samping para santri yang melihat penampilan tersebut, juga banyaknya wali santri yang pada saat itu sedang mengunjungi anaknya sempat melihat penampilan mereka.

Hal itu diungkapkan oleh Maswari, salah satu pengurus seksi kesenian yang menaungi kelompok seni tersebut. Ia mengatakan bahwa kesalahan-kesalahan dalam pola gerak tersebut dikarenakan banyaknya personel yang baru, sehingga mereka masih agak kaku dengan hal tersebut.

“Kami akui memang. Tapi, saya tetap optimis mereka juga akan bisa beradaptasi. Maklum, mungkin ini pengalaman pertama bagi mereka,” ungkapnya.

Seluruh lagu dari album ketiga tersebut diciptakan oleh Ahmad Yani dan bekerja sama dengan Jaya Baya Record Surabaya. Selain mengambil gambar di depan Masjid Jamik, tempat yang akan diambil gambarnya pula adalah disekitar bukit Lancaran STIK Annuqayah.

“Itu (pengambilan gambar) masih akan kami tawarkan pada pihak studio, apa cocok atau tidak. Kami hanya sebatas berusaha,” tambahnya.

Senin, Desember 28, 2009

Sanggar Pelangi MI 3 Annuqayah Reboisasi di Bukit Lancaran


Muhammad-Affan, PPA Al-Furqaan Sabajarin

Untuk pertama kali, Komunitas Sanggar Pelangi MI 3 Annuqayah melakukan reboisasi (reforestation) di Bukit Lancaran. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis 24 Desember 2009, bertempat di sebelah timur Kampus STIK Annuqayah.

Acara yang diikuti oleh 43 siswi, 2 orang guru, dan 2 orang fasilitator ini dimulai dengan pembukaan, kemudian dilanjutkan dengan diskusi pengantar bertema ‘Mengapa Kita Melakukan Penghijauan’, dipandu oleh Mega Eka Suciyanti, fasilitator Sanggar Pelangi MI 3 Annuqayah. Meski hanya berlangsung sekitar 15 menit, diskusi berjalan cukup aktif.

Beberapa diantara mereka langsung mengemukakan pendapat dan alasannya. Acara seremonial ditutup dengan pembacaan ‘Doa Ekologi’, doa untuk keselamatan alam, dipimpin oleh Ibu Roziqoh, salah satu guru MI 3 Annuqayah yang turut hadir bersama Ibu Homaidah, S.Pd.I.

Selanjutnya, Roziqoh menentukan lokasi tempat penanaman bibit. “Bibit-bibit ini kita tanam di lahan-lahan yang kosong,” katanya, memberi pengantar. Dalam hitungan menit, 25 bibit sudah tertanam. Proses penanaman cukup singkat karena anak-anak sudah menyiapkan peralatan (arit dan pisau besar) untuk menggali lubang.

Jumlah bibit paling banyak dari jenis bibit asam. Sisanya, bibit mangga dan salak. Siti Mailah, salah satu Fasilitator Sanggar Pelangi yang juga hadir pada acara tersebut menjelaskan, “Pada proses pembibitan di awal kami memang tidak menentukan jenis bibitnya. Biarkan anak-anak sendiri yang memilih dan membenih. Ternyata mereka banyak memilih biji asam. Selain bijinya mudah didapat, tanaman ini juga cukup efektif untuk menjaga keseimbangan alam,” katanya, menjelaskan.

Beberapa saat kemudian, gerimis turun. Hal ini tentu menguntungkan, utamanya untuk bibit yang baru saja mereka tanam. Sebelum pulang, anak-anak berteduh di serambi kampus STIK Annuqayah. Sembari menikmati snack yang mereka bawa dari rumah masing-masing, mereka menyanyi dan bercerita. Menjelang pukul 17.00 WIB anak-anak pulang ke rumah masing-masing.

Berita ini dikutip dari Blog Madaris 3 Annuqayah.

Minggu, Desember 27, 2009

Pengurus Nirmala Direshuffle

Sumarwi, PPA Nirmala

GULUK-GULUK—Tim Formatur Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Nirmala mereshuffle struktur kepengurusan tahun pendidikan 2009-2010. Surat Keputusan No:02/SK/PPA.DN/XII/1431 dibacakan Jum’at kemarin (25/12) malam oleh Ahmad Fadali, salah satu anggota Tim Formatur sebelum acara rutin Kultum (kuliah tujuh menit) dimulai.

Penambahan, pengurangan, dan pergantian jabatan ini tidak terjadi di semua seksi, akan tetapi hanya di beberapa seksi saja seperti di P2O (pramuka, PMR, dan olahraga), di seksi Penerbitan dan Perpustakaan dan BINKADIS, dan lain-lain.

Tim Formatur yang beranggotakan 6 orang yaitu Mahmudi Abdul Halim, S. Pd.I, Ahmad Fadali, S. Pd.I, Subaidi, S. Pd.I, M. Kamil Ustadzi, S. Th.I, Ali Makki Khairi, S. Pd.I dan Abd Wasik Dasuki telah berhasil mereshuffle beberapa stuktur kepengurusan. Yang paling diutamakan dalam perubahan susunan struktur ini adalah di seksi BINKADIS (seksi pembinaan keamanan dan kedisiplinan) karena di seksi ini minim kader.

Mulanya pengurus BINKADIS hanya ada 2 orang saja, setelah direshuffle bertambah 2 orang lagi yaitu Lutfi Imam dan Mahsun. Mahmudi yang awalnya menjadi koordinator sekarang hanya menjabat sebagai anggota saja digantikan oleh Lutfi Imam.

A. Fadali, anggota Tim Formatur, mengatakan bahwa perubahan susunan struktur ini karena ada sebagian pengurus salah jabatan, mengingat potensi yang dimilikinya tidak sesuai dengan jabatan yang ia emban.

"Ini hanya reshuffle tahap awal saja. Ada kemungkinan akan ada reshuffle lagi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi," ujar Fadali.

Berbeda halnya dengan yang diungkapkan oleh Ketua Pengurus dan anggota Tim Formatur, Ali Makki bahwa perubahan struktur ini hanya dalam rangka mensinergikan kinerja pengurus agar lebih bertanggung jawab.

Lutfi Imam, koordinator baru pengurus seksi bidang BINKADIS, setelah shalat jama'ah isya' memberikan sambutan di hadapan para santri dengan penuh semangat. Bagi Lutfi jabatan ini adalah tanggung jawab besar yang harus ia emban.

"Sekarang saya adalah panglima para santri sekalian, meskipun secara fisik saya kurang pas untuk menjabat di seksi ini," tuturnya.

Dalam jabatan barunya ini Lutfi sudah merancang beberapa model cara menindak santri. Ia menyebutnya dengan 5K, yaitu Kasih Sayang, Kekeluargaan, Kekompakan, Keharmonisan, dan Kekerasan. Jika keempat "K", lanjut Lutfi, tidak mempan dalam menindak santri yang bermasalah, maka terpaksa "K" yang terakhir akan diberlakukan, yaitu kekerasan.

"Oleh sebab itu, dukunglah saya untuk merealisasikan program saya ini," ujarnya.

Kebetulan malam sebelumnya memang ada kasus. Sebelum mengakhiri sambutannya, ia memanggil beberapa daftar nama santri yang bermasalah.

Sabtu, Desember 26, 2009

Pramuka, Ekstra Kurikuler Baru di MI 3 Annuqayah


Muhammad-Affan, PPA Al-Furqaan Sabajarin

Tahun ini kegiatan ekstra kurikuler MI 3 Annuqayah bertambah satu lagi: Pramuka. Tidak tanggung-tanggung, Kepala Sekolah MI 3 Annuqayah, H.M.Mahfud Manaf, A.Md, meminta khusus kepada Kak Mundarin, S.Pdi, Ketua Gudep Pramuka Annuqayah, untuk membimbing langsung siswi-siswi MI 3 Annuqayah secara intens.

“Saya berharap dengan bimbingan Kakak senior Pramuka Annuqayah, Pramuka MI 3 Annuqayah bisa menjadi yang terbaik,” ucapnya, mantap. Dalam kegiatan ini Kak Mundarin mengajak Kak Mamat, salah satu kader fasilitator Pramuka Annuqayah. Meski tergolong baru berjalan dan merupakan kegiatan ekstra yang tidak diwajibkan, peserta Pramuka MI 3 Annuqayah terus bertambah. Kalaupun ada diantara mereka yang tidak ikut, kendalanya karena tempat tinggal yang jauh atau karena berbenturan dengan sekolah sore (diniyah) dan kegiatan pondok. “Saya ingin ikut pramuka tapi rumah saya jauh, takut kalau pulang sendirian,” kata salah satu siswi kalong kelas 3 MI.

Untuk mendukung kegiatan yang pertama kali dilaksanakan pada 11 Oktober 2009 yang lalu tersebut, pihak sekolah menganggarkan dana secara khusus pembelian seragam pramuka dan dibagikan secara gratis kepada seluruh siswi MI 3.

Selain kapabilitas fasilitator yang sudah tidak diragukan lagi, kegiatan ini juga didukung oleh lokasi Madaris III yang memiliki halaman sangat luas, sehingga anak-anak betah berlama-lama mengikuti materi. Seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya, sesi materi dilaksanakan di ruangan kelas kemudian dilanjutkan sesi belajar sambil bermain (game) di halaman Laboratorium Madaris III Annuqayah.

“Saya senang, siswi MI 3 sangat semangat dalam kegiatan ini,” kata Kak Mundarin ketika diminta pendapatnya tentang keaktifan anak-anak dalam kegiatan tersebut.

Hingga saat ini kegiatan Pramuka sudah berlangsung 9 kali tatap muka. Adapun materi yang dipelajari meliputi; Arah Angin dan LKBB, Arti Pramuka, Dasa Dharma Pramuka, dan Tri Satya Pramuka. Pada pertemuan terakhir, 20 Desember 2009 kemarin, Kak Mamat membagi anak-anak menjadi 3 regu. “Nah.. sekarang sudah ada tiga regu; Regu Mawar, Melati, dan Bougenville. Regu ini sebagai regu resmi kalian dan tidak perlu pindah-pindah lagi. Pada pertemuan mendatang kita akan lebih banyak belajar sambil bermain. Masing-masing regu harus berlomba menjadi yang terbaik,” ujarnya, disambut sorak sorai peserta. Pertemuan tersebut dihadiri sebanyak 43 siswi dan kemungkinan akan terus bertambah.

Go Scouts MI3A.


Berita ini dikutip dari Blog Madaris 3 Annuqayah.

Minggu, Desember 20, 2009

ISI Rayakan 1 Muharram dengan Kajian Sejarah

Jamaluddin M Haz, PPA Lubangsa

Menyambut datangnya tahun baru Hijriyah 1 Muharram 1431 H, Ikhwanussubban Al-Islamiyyin (ISI) mengadakan kajian sejarah terbentuknya perayaan tahun baru Islam tersebut. Acara ini diselenggarakan pada malam Jum’at (18/12) yang lalu, bertempat di kelas XII IPS 1 MA 1 Annuqayah.

Perayaan yang diadakan oleh ISI ini diikuti oleh seluruh anggota dan pengurus ISI yang berjumlah tujuh puluh orang. Rasa bangga dalam merayakan 1 Muharram ini terpancar jelas dalam semangat seluruh peserta dalam mengikuti kajian ini.

“Saya sangat merasa senang bisa merayakan tahun baru Islam, karena dengan perayaan ini kita bisa menunjukkan pada dunia bahwa kita punya kelender sendiri,” uangkap Halfi salah satu anggota ISI.

Perayaan ini mengambil tema Eksistensi 1 Muharram di Era Digital. Dengan tema ini organisasi ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana kondisi 1 Muharram di mata dunia pada saat ini.

“Tujuan diadakannya acara ini karena kami merasa iri pada orang-orang yang merayakan 1 Januari dengan begitu meriahnya, baik itu orang muslim sendiri atau non muslim,” papar Yusron Hidayatullah selaku ketua panitia. Dia juga menambahkan agar seluruh peserta yang hadir bisa menyimak dengan seksama apa yang akan disampaikan oleh fasilitator pada malam itu.

Acara ini dimulai pada pukul 20.30 WIB dan berakhir pada 23.15 WIB. Pada acara ini hadir Ustad Abdul Basith sebagai fasilitator yang akan mengkaji tentang 1 Muharram. “Saya sangat merasa senang sekali bisa hadir pada hari ini dan bisa mengisi acara kajian ini bersama seluruh anggota ISI,” uangkap salah satu santri Latee tersebut.

Pada penyajian ini fasilitator mengupas habis tentang prihal 1 Muharram, terutama ada sejarah terciptanya kalender Islam tersebut. Beliau menyebutkan bahwa lahirnya kalender Islam ini dicetuskan pertama kali oleh Sayyidina Umar Bin Khattab, yang pada waktu itu mengumpulkan para sahabat untuk mendiskusikan rencananya untuk membuat kalender Islam.

Pada sesi diskusi, para audiens sangat antusias untuk bertanya tentang apa yang tidak dimengerti oleh mereka. Syauqi, salah satu mahasiswa Sekolah Tinggi Keislaman Annuqayah (STIKA), bertanya tentang orang-orang yang merayakan 1 Muharram dengan pergi ke tempat-tempat keramat.

Setelah acara selesai seluruh panitia membersihkan ruangan bersama-sama. Setelah ruangan dibersihkan mereka pulang ke pondok masing-masing.

Sabtu, Desember 19, 2009

TK-TPA Al-Wildan Meriahkan 1 Muharram 1431 H dengan Pawai

Sumarwi, PPA Nirmala

GULUK-GULUK—Jum’at (18/12) kemarin, TK-TPA Al-Wildan Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Nirmala Putri merayakan Tahun Baru Hijriyah, 1 Muharram 1431 dengan pawai. Sekitar lebih kurang 120 siswa-siswi TK ikut turun ke jalan meramaikan pawai ini. Para siswa dan siswi pawai dengan ditemani oleh para walinya.

Peserta diberangkatkan sekitar pukul 08.30 WIB, dimulai dari Mushalla PPA Nirmala dan berakhir di lapangan Kemisan, Guluk-Guluk. Peserta pawai dibagi ke dalam 7 kelompok, yaitu Siti Aisyah, Siti Maryam, Siti Fatimah, Siti Khodijah, Masyitoh, Aisyiyah, dan Robiah al-Adawiyah.

Tidak cuma TK Al-Wildan saja yang meramaikan pawai kemarin. Sejumlah lembaga juga ikut diundang seperti TK al-Qalam, Penanggungan, dan TK al-Azhar dari Lengkong Bragung.

Setelah para peserta sampai di lapangan, sebagian mereka ada yang membaca puisi, bermuhadatsah, bernyanyi bersama, dan menabuh hadrah.

Thoyyibatul Hasanah, Ketua Panitia kegiatan sekaligus Ketua Pengurus Nirmala Putri mengatakan bahwa tujuan diadakannya kegiatan ini ialah dalam rangka menanamkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW dan menyiarkan kepada khalayak umum bahwa tahun Hijriyah 1430 sudah berakhir.

“Saya berharap dengan bermuhasabah mengenai segala perbuatan dan amal yang telah kita lakukan selama ini, kita akan benar-benar hijrah,” tutur Toy.

“Walaupun cuma sedikit yang merayakan, kami tetap termotivasi untuk mengadakan kembali tahun depan,” tambahnya.

Acara pawai kemarin dimeriahkan dengan kelompok musik drum band Duta Band yang diundang dari Desa Penanggungan Guluk-Guluk.

Minggu, Desember 13, 2009

Pondok Khadim Pengasuh Nirmala Dibobol Maling

Sumarwi, PPA Nirmala

GULUK-GULUK—Pondok khadim (pembantu) pengasuh K.H. A. Hamidi Hasan dibobol maling, Jum’at (12/12) siang kemarin. Pada saat kejadian, penghuni sedang tidak ada di pondok karena pergi ke masjid untuk menunaikan Shalat Jum’at.

Pondok yang terletak di sebelah utara Perpustakaan Nirmala ini memang agak rawan, karena selain jauh dari keramaian juga dekat dengan jalan yang dilalui oleh khalayak umum. Keadaan sepi dan waktu yang sempit ini dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pencuri untuk melancarkan aksinya.

Edi Susianto (24), salah seorang penghuni pondok, baru menyadari bahwa kamarnya dimasuki maling setelah dia pulang dari masjid melihat isi lemarinya acak-acakan. Dia juga sempat memeriksa kamar sebelahnya. Ternyata lemari milik Sudiono, teman yang tinggal di sebelah timur pondoknya, terbuka lebar. Tanpa pikir panjang dia langsung memberi tahu Sudiono.

Setelah Sudiono mengecek seluruh isi lemarinya, celana jeans dan casing handphone miliknya raib dibawa kabur maling. “Beruntung tadi saya tidak meninggalkan HP dan dompet saya di sini. Tapi anehnya sabuk yang melekat pada celana saya itu tidak dibawa,” tuturnya terheran-heran.

“Tadi sebelum berangkat ke masjid, perasaan saya memang tidak enak. Rencananya HP saya mau dicas, tetapi saya khawatir banget untuk meninggalkan HP saya di kamar ini. Akhirnya saya bawa meskipun sak baju penuh dengan barang-barang,” tambahnya.

Menurut seorang saksi mata, Khairul Mubarik (25), salah seorang penjaga toko ABC (Annuqayah Bussines Center), dia melihat seoarang laki-laki duduk dengan santai di sebelah barat pondok khadim, padahal di masjid sudah dikumandangkan iqamah.

“Raut wajahnya kusam dan kumuh. Dia memakai jaket biru, kopiah nasional dan bersarung,” aku Mubarik yang kebetuan lewat di situ dengan terburu-buru menuju Pondok Nirmala.

“Saya ingat betul orangnya, tetapi kayaknya dia bukan santri dan tetangga dekat daerah sekitar di sini,” tambahnya.

Sementara ini yang bisa dilakukan oleh Sudiono hanya berusaha mencari informasi lebih lanjut tentang kemungkinan pelaku pencurian barang-barangnya.

Sabtu, Desember 12, 2009

OSIS SMA 3 Annuqayah Adakan Seminar Sanitasi Lingkungan

Siti Nujaimatur Ruqayyah, PPA Karang Jati Putri (Assaudah)

OSIS SMA 3 Annuqayah memang tidak pernah jemu mengadakan seminar bertema tentang lingkungan. Apalagi saat ini merupakan detik-detik musim pancaroba. Kamis kemarin, 10 Desember 2009, mereka melaksanakan seminar sanitasi lingkungan yang merupakan salah satu program divisi kebersihan dan kesehatan.

Seminar yang diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat terutama generasi muda tentang pentingnya pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari ini sengaja menghadirkan nara sumber dari UPTD Puskesmas Guluk-Guluk yang diwakili Bapak Syafruddin Syaf, A.Md. Kes. Kurang lebih ada 50 peserta yang hadir dalam acara tersebut. Selain siswa, acara ini juga dihadiri oleh masyarakat sekitar lingkungan Madaris III Annuqayah, di antaranya alumni SMA 3 Annuqayah sendiri.

Awalnya Mus’idah, S.Pd.I, pembina OSIS, mengaku cemas kalau-kalau acara akan tak terlaksana, karena hingga sampai pukul 09.00 WIB nara sumber tidak kunjung tiba. “Namun akhirnya saya bisa bernafas lega, dari kejauhan saya melihat ambulans. Itu pasti dari UPTD Puskesmas,” katanya. Meskipun Bapak Syafruddin hanya sebagai perwakilan dari Kepala UPTD Puskesmas yang saat itu berhalangan, tapi seluruh panitia tetap bersyukur karena acara masih dapat berjalan dengan lancar dan sukses.

Acara tersebut juga dimeriahkan oleh Paduan Suara Madaris III Annuqayah (PARAMARTA), yang selain membawakan Himne dan Mars Madaris juga menyanyikan lagu lingkungan.

Bapak Nasir pun, Waka Kurikulum SMA 3 Annuqayah dalam sambutannya memberikan nilai plus pada OSIS yang telah berinisiatif mengadakan acara tersebut.

Pembahasan tema fokus terhadap lingkungan sekolah dan pesantren, namun tidak begitu luas, sebab nara sumber lebih suka pada dialog. Namun beliau sempat mengupas mengenai penyakit-penyakit yang biasa diderita oleh santri, seperti bisul dan diare, mulai dari gejalanya hingga cara mengatasinya. “Namun sayang, Bapak nara sumber malah memberikan jalan akhir dengan memakai obat yang berbahan kimia. Padahal saya tidak suka obat-obatan,” kata Ummul Karimah, siswa yang saat itu bertugas sebagai perekam proses.

Materi segera ditutup dan waktu untuk dialog lebih panjang. Saat dialog dimulai seluruh siswa dan masyarakat yang hadir pro aktif serta berebut bertanya. Moderator sudah membuka dua termin penanya. Termin pertama dengan tiga penanya dan termin kedua dengan enam penanya. 10 orang penanya tersebut bertanya dengan pertanyaan yang beraneka ragam. Bahkan dari masing-masing penanya tak hanya satu pertanyaan, namun berisi tiga atau lebih.

Tapi sayangnya masih saja banyak peserta yang tidak kebagian untuk bertanya, karena nara sumber punya kesibukan dan harus segera berangkat ke kantor. Peserta diminta untuk mengontak langsung menggunakan nomor telepon yang beliau berikan.

Berita ini dikutip dari Blog Madaris 3 Annuqayah.

Jumat, Desember 11, 2009

Nonton Bareng Film 2012, Bayar 500 Rupiah

Sumarwi, PPA Nirmala

GULUK-GULUK—Puluhan santri Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Nirmala Kamis (10/12) kemarin malam nonton bareng film 2012, bertempat di Mushalla lantai II Nirmala. Kegiatan ini dimonitoring oleh para Pengurus Perpustakaan Nirmala. Para santri yang ingin nonton film dikenakan biaya sebesar Rp.500. Hasil dari penjualan tiket ini dipergunakan untuk membayar sewa LCD Proyektor ke sebuah lembaga di PP Annuqayah dan sisanya akan dimasukkan sebagai pendapatan perpustakaan.

Sejumlah pengurus perpus mulai sibuk sejak setelah pembacaan Shalawat Barzanji untuk menyiapkan segala sesuatunya, mulai dari laptop, sound system dan semacamnya. Tampak Affan Ready, penanggung jawab kegiatan ini, paling sibuk mengkoordinasi teman-temannya. Sebelum acara pemutaran film dimulai santri, yang masih berdiam di Mushalla Lt II disuruh turun terlebih dahulu agar diketahui antara santri yang membeli tiket dan yang tidak.

Pemutaran film yang dimulai sekitar pukul 19.30 WIB dan berakhir kira-kira pukul 22.30 WIB ini disambut meriah oleh para santri. Terbukti para santri saling berebut untuk masuk ke ruangan lantai II. Tidak hanya kalangan santri saja yang menonton, sebagian pengurus juga ikut meramaikan nonton bareng ini, dan juga ada beberapa santri dari luar Nirmala yang hadir.

Affan mengatakan bahwa pemutaran film 2012 ini dalam rangka menjawab kegelisahan para santri yang selama ini bertanya-tanya tentang film yang begitu menghebohkan ini. Bahkan sempat beredar info bahwa akan benar-benar terjadi kiamat sungguhan. Selain itu film ini adalah film terbaru yang layak ditonton.

“Semoga kegelisahan mereka terjawab dalam pemutaran film ini,” ungkapnya di sela-sela pemutaran film kemarin malam.

”Pemutaran film semacam ini tidak akan hanya ada pada malam ini saja. Besar kemungkinan akan diadakan setiap setengah bulan sekali. Kami masih ingin bermusyawarah dengan teman-teman,” tambahnya.

”Sejak kemarin saya cuma mendengar cerita dari seorang teman di sekolah, kayaknya ceritanya seram banget, namun ternyata tak seseram yang saya bayangkan kemarin. Saya lihat ada yang lucu dari film ini yaitu ketika semua mati dan alam ini hancur ada beberapa orang yang masih hidup,” kata Ali Buldan, salah seorang santri yang masih duduk di bangku Aliyah.

Hikmah yang dapat diambil dari film ini, lanjut Buldan, adalah kehancuran bumi ini yang membuat kita teringat pada mati—juga kiamat.

”Saya yakin kehancuran dunia pada kiamat yang sesungguhnya nanti lebih dari yang digambarkan dalam film itu,” tuturnya

Santri menilai ending film ini mirip dengan cerita Nabi Nuh As yang membuat sebuah kapal untuk ummatnya.

Kamis, Desember 10, 2009

PSG Gelar Acara Bertajuk “Meraih Mimpi Bersama Bapak Sirojul Muntaha”

Ummul Karimah, PPA Karang Jati Putri (Assaudah)

GULUK-GULUK—Pemulung Sampah Gaul (PSG) Madaris 3 Annuqayah adakan acara santai bertajuk “Meraih Mimpi Bersama Bapak Sirajul Muntaha”, Senin (07/12) kemarin.

Acara tersebut sebenarnya acara rapat evaluasi kerja dan tasyakkuran. Namun karena Mus’idah Amin mengundang Sirojul Muntaha, sesepuh IPPNU, maka jadilah acara tersebut memiliki 3 agenda. Mus’idah juga mengatakan bahwa acara tersebut tak lain untuk memupuk semangat para peserta. “Dengan ini anak-anak diharapkan bisa sebih memantapkan diri menjadi pahlawan lingkungan,” katanya.

Acara yang dimulai pada pukul 12.00 WIB dan bertempat di Laboratorium IPA Madaris 3 Annuqayah itu, berjalan lancar, meskipun Sirojul Muntaha selaku pembicara hadir terlambat. Ia datang pas saat acara dialog akan dimulai. Hal ini sempat membuat risau para anggota PSG yang berjumlah 72 dan 3 guru pembimbing yang hadir, yaitu Mus’idah, Syaiful Bahri dan Bekti Utami. Namun begitu, rasa risau tersebut tertepis oleh semangat Sirojul Muntaha yang berkobar dan tertular kepada seluruh anggota saat dialog dimulai.

Begitu panjang dialog siang itu, hingga acara berlangsung cukup lama namun santai. Ini dirasakan oleh Istifadatul Qamariyah salah satu anggota Tim Pupuk Organik yang mengatakan bahwa ia menyukai acara tersebut. “Kami bisa mengeluhkan kesulitan tim kami. Mungkin beliau bisa membantu membuka jalan keluar bagi kami. Juga Tim Sampah Plastik yang kini seluruh mesin jahitnya sekarat,” katanya dengan nada khas Katawang Lao’nya.

Adapun hasil dari rapat panjang tersebut cukup banyak dan menarik. Di antaranya Syaiful Bahri yang mengusulkan agar pengukuran volume samapah segera ditindak lanjuti. Dengan mantap ia mengatakan bahwa ia sanggup mendampingi dan membuatkan alat pengukuran sampah yang dibutuhkan untuk Madaris 3 khususnya dan Annuqayah pada umumnya. “Kalau masalah alat gampang. Saya akan buatkan dan kita cukup sepakati saja kapan waktu pengukurannya. Pagi sebelum siswa datang, atau siang setelah siswa pulang,” imbuhnya panjang lebar, yang langsung disambut dengan tepuk tangan.

Berita ini dikutip dari Blog Madaris 3 Annuqayah.

Selasa, Desember 08, 2009

Study Comparative FKAPP Makassar ke PP Annuqayah

Sumarwi dan Fandrik HS Putra

GULUK-GULUK—Sejumlah anggota Forum Komunikasi Antar Pondok Pesantren (FKAPP) Makassar mengadakan study comparative ke berbagai pondok pesantren di Pulau Jawa, salah satunya ke Pondok Pesantren Annuqayah. Senin (07/12) kemarin rombongan itu tiba di PP Annuqayah sekitar pukul 15.15 WIB dengan menggunakan 2 mobil Xenia hitam. Ketika memasuki lingkungan PP Annuqayah mereka terlebih dahulu berkeliling ke berbagai komplek daerah pesantren sebelum memasuki area MA 1 Annuqayah Putri.

Rombongan yang berjumlah 14 orang tersebut disambut langsung oleh Ketua Pengurus PP Annuqayah, Drs. K.H. A. Hanif Hasan di ruang pertemuan MA 1 Annuqayah. Turut menyambut pula sejumlah Masyayikh di antaranya, Drs. K.H. A. Warits Ilyas dan K.H. Ahmad Basyir AS. Acara yang berlangsung selama kurang lebih satu jam itu diisi dengan silaturrahmi dan sharing bersama mengenai prospek pondok pesantren ke depan.

Drs. Muhlis Chalik selaku pembicara dari FKAPP menyebutkan bahwa tujuan meraka berkunjung ke Annuqayah adalah bersilaturrahmi, sharing bersama dan meminta tausiyah mengenai pengembangan pondok pesantren yang baik. Beliau juga menguraikan beberapa permasalahan yang dialami pesantren-pesantren di Makassar. Salah satunya adalah santri ketika berada di lingkungan pondok pesantren menjadi liar padahal menurutnya seharusnya santri itu jinak.

"Kami sudah mengajarkan kitab klasik seperti kitab Ta'limul Muta'allim, agar santri bisa berakhlakul karimah dengan baik, akan tetapi mereka tetap saja liar," ungkapnya.

Sebagai pengenalan kepada para rombongan FKAPP mengenai PP Annuqayah, Kiai Warits memulai dengan menguraikan sejarah berdirinya Pondok Pesantren Annuqayah dan perkembangannya sampai saat ini. Beliau juga menyinggung mengenai lembaga-lembaga pendidikan dan daerah-daerah di Annuqayah beserta para pengasuhnya.

"Pertama kali pondok pesantren ini bukan bernama Annuqayah, tetapi bernama Pesantren Guluk-Guluk. Sejak didirikan pada tahun 1887, alhamdulillah kami telah melahirkan santri yang bisa berperan penting di masyarakat," tutur beliau.

Beliau juga mengatakan, meski PP Annuqayah terdiri dari berbagai daerah, bukan lantas berjalan sendiri-sendiri. Ada bentuk penyatuan yang dilakukan oleh pengasuh antar daerah, semisal penyatuan lembaga pendidikan formal. Para kiai dan asatidz saling mengisi pengajian kitab antardaerah. Santri juga boleh mengikuti pengajian kitab ke daerah mana saja. Beliau juga sedikit mengupas mengenai SPP di PP Annuqayah yang relatif murah.

"Dari tingkat TK sampai tingkat MA para siswa tidak dipungut SPP, hanya ada sumbangan sebesar 30 ribu untuk pesantren selama satu tahun. Madrasah Diniyah, gurunya tidak digaji. Mereka mengajar sebagai bentuk pengabdian terhadap pesantren untuk mendapat barokah," ungkap pengasuh PPA Lubangsa tersebut.

Setelah itu, dilanjutkan dengan sesi pertanyaan dari pihak FKAPP. Namun yang ditanyakan hanya satu pertanyaan. Menurut Drs. Muhlis Chalik, pertanyaan-pertanyaan itu sudah bisa dijawab ketika berkeliling Annuqayah.

Sebagai penutup pada acara itu, Kiai Basyir menutup dengan doa. Setelah itu, para peserta pulang. Sebelum pulang, beberapa peserta masih mengabadikan kunjungan ke Annuqayah, yaitu melakukan foto bersama dengan beberapa santriwati yang kebetulan pada waktu itu berada di sana.

Senin, Desember 07, 2009

Pelantikan Ketua STIK Annuqayah dan Kepala MA 1 Annuqayah Putri Masa Bakti 1430-1434H./2009-2013M.


Suasana prosesi pelantikan Ketua STIKA dan Kepala MA 1 Putri



Pembaiatan (pembacaan ikrar) Kedua Pimpinan
dipimpin Ketua Dewan Masyayikh K. H. Ahmad Basyir AS


Sambutan Ketua STIK Annuqayah 2009-2013, Drs. K.H. M. Abbadi Ishom, M.A.

Sambutan Kepala MA 1 Annuqayah Putri 2009-2013, Drs. K.H. Muhammad Muhsin Amir

Tausiyah Dewan Masyayikh oleh K. H. A. Warits Ilyas
Para undangan berbondong-bondong memberikan ucapan selamat usai acara