Rabu, Desember 31, 2008

Tujuh Mahasiswa STIKA Dikarantina


Ach. Taufiqil Aziz, PPA Lubangsa

GULUK-GULUK—Untuk pertama kalinya, tujuh mahasiswa STIK Annuqayah dikarantina di Aula Assyarqawi, mulai dari selasa (16/12/2008) sampai malam rabu kemarin (30/12/2008). Kegiatan yang fokus mempelajari kepenulisan dan berlangsung selama setengah bulan ini dibimbing oleh Ach Khotib, mahasiswa STIKA semester 9 yang beberapa kali menjuarai Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat nasional. Selain itu, ada juga materi logika.

Kegiatan ini bukan program dari STIKA atau BEM, melainkan kemauan dan usaha para peserta sendiri. Sedangkan tujuannya, menurut Syafiqurrahman, sebagai ketua panitia karantiana, sebagai upaya regenerasi dalam dunia tulis-menulis. “Ya kami tidak mau kalau misalkan STIKA kering dalam hal tulis-menulis. Untuk itu kegiatan seperti ini menjadi sangat perlu. Apalagi sudah ada potensi dan bibit unggul yang memang gemar dalam dunia tulis-menulis, sehingga kegiatan ini hanya berupaya untuk menyiram bibit unggul itu sehingga bisa berkembang, dan nantinya diharapkan STIKA dapat memiliki ‘stok’ penulis yang banyak,” ujarnya berapi-api.

Selama karantina, peserta tidak diperbolehkan keluar, kecuali hanya sekadar kuliah. Peserta juga masih dapat mengikuti kegiatan kepesantrenan, semisal pengajian kitab dan shalat berjamaah. Setiap hari, peserta harus menyetor dua tulisan, sehingga otak peserta sangat diperas dan peserta harus bekerja keras. Jadi, kegiatan utamanya berselang seling antara penyajian materi, tugas menyusun tulisan, dan presentasi.

Akibat padatnya kegiatan, seperti diungkap oleh Syafiqurrahman, salah satu peserta ada yang sakit. Menurut Syafiq, semakin hari para peserta tampak semakin “lemah”, baik itu lemah semangat, maupun lemah dalam mencari ide. Melihat kenyataan itu, Ach Khotib, sebagai fasilitator sudah melakukan berbagai cara untuk dapat mengantisipasinya, misalkan mengurangi target setoran tulisan setiap hari dari dua kali menjadi satu kali, bahkan juga diselingi menonton film.

Sedangkan untuk menyuntikkan semangat kepada peserta, beliau mengundang beberapa tokoh di Annuqayah yang memang berpengalaman dalam dunia kepenulisan. Di samping berbagi pengalaman menulis, tokoh yang diundang juga berdiskusi dan menjawab setiap masalah yang ditanyakan oleh peserta..Mereka yang diundang dan hadir pada kegiatan karantina tersebut adalah K. M. Faizi, K. A. Maimun Syamsuddin, A Wahid Hasan, dan K. M. Mushthafa.

Usaha Ach Khotib ternyata tidak sia-sia. Sebagian peserta tampak bertambah semangatnya setelah dimotivasi oleh para tamu undangan tersebut, sebagaimana yang diungkapkan oleh Acik, ”Saya banar-benar bersemangat setelah dimotivasi oleh mereka.” Dia berharap agar setelah karantina berkhir, kegiatan tulis-menulis tetap ditradisikan.

Selasa, Desember 30, 2008

Semarak Tahun Baru TK Al-Wildan Nirmala


Sumarwi, PPA Nirmala

GULUK-GULUK—TK Al-Wildan Nirmala kemarin (29/12/08) mengadakan pawai dalam rangka peringatan 1 Muharram. “Dengan Peringatan Tahun Baru Hijriyah Kita Sambut Kebangkitan Islam,” demikian bunyi salah satu spanduk yang berada di barisan paling depan. Para peserta pawai yang berjumlah lebih kurang 80(delapan puluh) anak-anak TK ini dibagi menjadi empat kelompok. Pertama, kafilah Abu Bakar As-Siddiq, kedua, kafilah Umar bin Khattab, ketiga, kafilah Utsman bin Affan, keempat, kafilah Ali bin Abi Thalib. Para peseta memakai seragam putih dan setiap kelompok dipandu oleh para ustadzah dan para wali santri TK yang juga bersemangat mengikuti jalannya pawai.
“Beberapa kali TK Al-Wildan menyelenggarakan Haflatul Imtihan tapi tak pernah mengadakan pawai. Itulah salah satu alasan kami mengadakn pawai pada saat ini,” tutur Badriyah (20), ketua panitia acara ini. Selain itu, menurutnya, acara ini juga dimaksudkan untuk memeriahkan momen Tahun Baru Hijriyah. “Pawai ini kami adakan juga agar menjadi ciri khas baru di TK Al-Wildan yang mudah-mudahan dapat terus terlaksana pada tahun-tahun yang akan datang,” lanjutnya.
Dalam acara pawai tersebut ada beberapa atraksi yang ditampilkan di lapangan Guluk-Guluk setelah melewati rute perjalanan dari PPA Nirmala menuju lapangan Guluk-Guluk. Salah satu atraksi ialah puitisasi ikrar, drama islami, dan nyanyian.
Mu’iz (20), salah seorang pengunjung yang juga sempat hadir mengatakan bahwa dia sangat bangga sekali dengan diadakannya acara ini yang begitu semarak dan spektakuler. “Kami berharap agar tahun-tahun yang akan datang seluruh komplek di Annuqayah juga ikut menyemarakkan perayaan Tahun Baru Hijriyah,” katanya.

Senin, Desember 29, 2008

Pengurus PP Annuqayah Adakan Pertemuan Pimpinan Satuan Pendidikan di Annuqayah


Fahmi, Sekretariat PPA

GULUK-GULUK—Tadi siang (Senin, 29/12/2008) Pengurus Pondok Pesantren Annuqayah menggelar acara pertemuan seluruh pimpinan satuan pendidikan di Annuqayah, mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak hingga Perguruan Tinggi. Acara yang dihadiri oleh sekitar 70 orang yang terdiri dari Pengurus Pesantren, Pengurus Yayasan, dan jajaran pimpinan satuan pendidikan itu berlangsung di lantai II Aula MI 1 Annuqayah.
Ketua Pengurus Pondok Pesantren Annuqayah, K.H. A. Hanif Hasan dalam pengantarnya menyampaikan bahwa salah satu bertujuan pertemuan ini adalah agar semua permasalahan kependidikan yang dihadapi lembaga-lembaga formal bisa tertampung dan kemudian bisa diatasi bersama. “Salah satu tujuan kenapa kita harus berkumpul di sini tidak lain untuk membicarakan berbagai permasalahan yang kita hadapi, baik pengurus pesantren atau satuan pendidikan di Annuqayah, yang tujuannya nanti kita bisa mencari solusinya bersama-sama,” paparnya di awal acara. Apalagi, demikian menurut beliau, saat ini pendidikan formal menjadi tujuan utama santri yang mondok ke Annuqayah.
Melihat begitu pentingnya pertemuan antarpimpinan lembaga pendidikan di Annuqayah ini, Pengurus Pondok Pesantren Annuqayah berusaha mengagendakan pertemuan ini menjadi pertemuan rutin. Peserta rapat tadi siang menyepakati pertemuan akan dilaksanakan setiap satu bulan sekali, pada hari Jum'at minggu pertama bulan hijriyah.
Peserta rapat memberikan respons positif atas kesepakatan ini. Usman Fatmala, waka kesiswaan MA Tahfidh Annuqayah misalnya, sangat setuju sekali dengan kesepakatan itu. “Ya.. saya sendiri sepakat dengan keputusan ini. Bagaimanapun ini sangat penting. Semoga saja ini mejadi langkah awal Pondok Pesantren Annuqayah untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita,” paparnya di akhir acara.
Sementara itu, Muhammad Afnan, waka kesiswaan SMA, mengingatkan bahwa dalam pertemuan rutin mendatang, jangan sampai acara dimulai molor karena keterlambatan para undangan.
Rapat ini juga membahas secara umum masalah-masalah kependidikan yang dihadapi bersama. Beberapa pimpinan lembaga pendidikan mengemukakan temuan-temuannya di lapangan. Seperti tentang pengangkatan guru, keterbatasan sarana, masalah yang dihadapi TK dan MI, ketidakberimbangan kemampuan dana di satuan pendidikan, penerimaan siswa baru, Haflatul Imtihan, dan sebagainya. Masalah-masalah inilah yang nantinya akan menjadi salah satu agenda pertemuan bulanan tersebut.

Minggu, Desember 28, 2008

BEM Putri STIK Annuqayah Meriahkan Hari Ibu

Nur Faizah, Rosyifatul M, Siti Khairiyah, LPM Putri STIK Annuqayah

GULUK-GULUK—Kamis hingga Jum’at (25-26/12) kemarin, BEM Putri STIK Annuqayah menyelenggarakan Seminar Regional, Bedah Buku, dan Pagelaran Seni secara serentak di auditorium STIKA dalam rangka memperingati Hari Ibu. Tema yang diusung adalah "Peran Perempuan dalam Meningkatkan Kualitas dan Stabilitas Negara". Acara akbar tersebut diselenggarakan selama dua hari. "Hari pertama untuk Seminar Regional dan Bedah Buku yang dibuka untuk umum (mahasiswa putra dan putri). Sedangkan untuk Pagelaran Seni terbatas bagi mahasiswa putri saja," kata Ana Dailatul Lailiyah, ketua panitia saat ditemui di ruang sekretariat. "Acara ini merupakan gabungan dari tiga departemen BEM," tambahnya.
"Selama ini perempuan hanya dilibatkan dalam ruang domestik saja. Padahal ia mempunyai peran yang signifikan dalam menentukan kualitas suatu bangsa," ucap Saidah, Presma BEM Putri ketika memberikan sambutan yang dihadiahi aplaus oleh peserta. Dalam kesempatan yang sama, PK III STIK Annuqayah, Moh. Husnan A. Nafi' S.Ag. mengomentari keberadaan mahasiswa putra yang lebih sedikit jumlahnya dibandingkan mahasiswa putri dalam acara tersebut. "Apakah ini salah satu bentuk diskriminasi laki-laki terhadap perempuan atau promosi perempuan kurang menarik bagi laki-laki?" ujarnya yang disambut tawa riuh peserta.
Acara ini dihadiri oleh delegasi dari STAIN, UIM, dan UNIRA (Perguruan Tinggi Pamekasan), dan YUNIAM, STITA, IDIA, UNJA, dan STKIP (Perguruan Tinggi Sumenep), yang difasilitatori oleh aktivis muda PMII, Abd. Hadi, M.Pd., dan Khairun Nisa', S.Ag.
Kemudian pada jam 14.00 WIB, acara dilanjutkan dengan Bedah Buku berjudul Utang dan Korupsi Racun Pendidikan karangan Darmaningtyas yang dibedah oleh Edi Subhan yang didatangkan dari Jakarta dengan K. M. Zamiel El-Muttaqien dan Halimi, SE sebagai pembanding. Acara ini berlangsung tak kalah meriah dengan Seminar Regional.
"Salah satu penyebab korupsi adalah sistem demokrasi," ujar Halimi yang membangkitkan keheranan peserta dan tak ayal lagi pada waktu sesi diskusi pertanyaan pun diajukan, namun semuanya dapat dijawab tuntas oleh para penyaji.
Keesokan harinya, Jum’at (26/12) tiba acara Pagelaran Seni yang dimeriahkan oleh sanggar Al-Fatihah dan PSM (STIKA), teater Debu (YUNIAM), Komunitas Pilar (STITA), dan sanggar Cemara (UNIJA). Ada beberapa delegasi lain yang tidak bisa hadir karena bersamaan dengan acara masing-masing.
Serangkaian acara yang dimotori BEM Putri STIK Annuqayah ini berlangsung cukup meriah dan sukses walau sempat molor dari jadwal yang diagendakan panitia. "Seharusnya acara dimulai pukul 08.00 WIB malah molor satu jam, tapi Alhamdulillah tetap terlaksana sesuai dengan apa yang kami harapkan," ucap Ummi Salamah, salah satu panitia.

Sabtu, Desember 27, 2008

Tes Evaluasi Klub Penerjemah Madaris 3 Annuqayah


An’amah, PPA Al-Furqaan Putri

GULUK-GULUK—Jum’at sore (26/12/08), Klub Penerjemah Perpustakaan Madaris 3 Annuqayah mengadakan tes evaluasi untuk seluruh anggotanya. Pukul 15.45 WIB tes dimulai. Tes ditempatkan di dua ruang kelas. Kelas pertama untuk anggota Klub dari siswa-siswa SMA 3 yang berjumlah 16 siswa. Empat siswa berhalangan hadir. Sedang kelas kedua adalah kelas untuk anggota Klub dari tingkat STIK Annuqayah yang berjumlah 8 orang.
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman anggota Klub menerjemah dan memahami teks. Teks tes yang diberikan pada peserta kelompok siswa dan mahasiswa hampir sama. Hanya saja, perbedaannya terletak pada kerumitan struktur kalimat.
“Memang, teks bahasa Inggris yang harus diterjemah hanya sekitar 250 kata. Tapi kami cukup tegang menghadapi tes ini,” demikian komentar salah satu peserta tes evaluasi. Meski begitu, dia menyatakan bahwa tes evaluasi ini sangat bermanfaat dan menumbuhkan motivasi.
Tes berlangsung sekitar 90 menit. Saat waktu tes berakhir, tak semua anggota Klub menyelesaikan terjemahan mereka. Namun demikian, M. Mushthafa, pendamping kegiatan Klub, menyatakan gembira dengan hasil tes. “Hasilnya cukup memuaskan. Targetnya memang bukan menyelesaikan seluruh teks untuk diterjemah, tapi lebih pada pemahaman logika dan struktur kalimat,” tambahnya.
Empat orang anggota Klub dari kelompok siswa yang tidak mengikuti tes kemarin sore akan mengikuti ujian susulan dalam waktu dekat. Setelah tes evaluasi ini, kegiatan rutin Klub libur sejenak karena siswa SMA 3 akan menghadapi ujian. Sedangkan kegiatan rutin kelompok mahasiswa tetap berjalan seperti biasa.

Rabu, Desember 24, 2008

MA 1 Annuqayah Putra Gelar Pentas Seni

M Faiz Arifanto, PPA Lubangsa

GULUK-GULUK—Madrasah Aliyah 1 Annuqayah Putra mengadakan acara Dialog Seni sekaligus Pentas Seni di Annuqayah pada Kamis (18/12) yang lalu. Acara ini diselenggarakan oleh OSIS MA 1 Annuqayah Putra Divisi IV (bidang kesenian), mulai Kamis siang hingga malam Jum’at. Kamis siangnya diisi acara dialog dengan nara sumber K. A. Maimun Syamsuddin, M.Ag., dengan tema Seni dan Pesantren. Dialog ini dibuka oleh Waka Bidang Kesiswaan MA 1 Annuqayah Putra, Moh. Kholili KN.
Kegiatan dialog ini dihadiri oleh siswa MA 1 Annuqayah Putra dengan jumlah peserta kurang lebih 30 siswa. Acara dialog dimulai pada pukul 13.00 WIB hingga 15.30 WIB.
Sedangkan acara pentas seni dilaksanakan pada malam harinya, dengan pembawa acara Fadlurrahman. “Pementasan kali ini dimeriahkan oleh beberapa komunitas seni di Annuqayah. Di antaranya Sanggar Kotemang (MA 1 Annuqayah Putra), Sanggar Padi, Hadrah Nurus Sobirin, dan musik tradisional,” tutur Moh. Munir selaku Ketua OSIS MA 1 Annuqayah Putra.
Pementasan ditempatkan di halaman Madrasah Tsanwiyah 1 Annuqayah Putra dengan penonton kurang lebih 250 santri dari berbagai daerah yang ada di Annuqayah. Sesi pementasan yang paling menarik perhatian penonton adalah dari Sanggar Kotemang.
Sebelum pementasan dimulai, para panitia direpotkan dengan cuaca yang tidak mendukung. Pada waktu maghrib, angin kencang mengobrak-abrik panggung. Ditambah lagi cuaca mendung. Moh. Kholili KN, pembina OSIS MA 1 Annuqayah Putra, tidak bisa menghadiri pementasan tersebut, karena hujan lebat turun di rumahnya di Karang Sokon.

OSIS MTs 1 Annuqayah Putra Mengadakan Pembekalan Keorganisasian

M Faiz Arifanto, PPA Lubangsa

GULUK-GULUK—OSIS Madrasah Tsanawiyah 1 Annuqayah Putra Seksi Pendidikan menyelenggarakan diklat keorganisasian. Acara ini berlangsung mulai hari Jum’at (19/12) hingga malam Sabtu, bertempat di Aula Madrasah Aliyah 1 Annuqayah.
“Acara ini dilaksanakan tidak lain dalam rangka pembekalan untuk siswa Madrasah Tsanawiyah 1 Annuqayah Putra dalam berorganisasi yang baik. Apalagi memasuki era globalisasi sekarang ini,” ungkap Izzul Ma’ali, ketua panitia acara ini. Bapak Ainul Fadal Romly, S. Pd. I, pembina OSIS MTs 1 Annuqayah Putra dalam pembukaan acara diklat keorganisasian ini berharap agar peserta dapat mengambil manfaat sebesar-besarnya dari kegiatan ini.
Diklat Keorganisasian dengan tema Urgensi Hidup Berorganisasi ini diikuti oleh siswa MTs 1 Annuqayah Putra mulai dari kelas I hingga kelas III sebanyak 50 siswa. Tiga fasilitator acara ini adalah Annasul Kholis, Moh. Kholili KN, dan Habib Salman.
Yang menjadi hambatan acara ini adalah hal-hal teknis yang kurang disiapkan dan disiplin waktu peserta (datang terlambat).

Selasa, Desember 23, 2008

Latee Adakan Praktik Mengurus Jenazah

Ahmad Al Matin, PPA Latee

GULUK-GULUK—Senin (22/12) pengurus Pondok Pesantren Annuqayah Latee mengadakan Praktik Mengurus Jenazah. Acara yang berlangsung selama satu setengah jam (16.00-17.30 WIB) ini disambut meriah oleh santri Latee. Buktinya, separuh mushalla Latee penuh oleh santri, meskipun acara ini hanya untuk santri baru.
Acara yang merupakan program Departemen Peribadatan dan Ta’mir Pondok Pesantren Annuqayah Latee ini dihadiri oleh Drs. Moh. Hasib Rahman, salah satu alumni Latee, sebagai penyaji. Acara ini diawali dengan penjelasan tentang cara mengkafani dan mensucikan jenazah yang dilanjutkan dengan praktik mensucikan dan mengkafani jenazah.
“Acara ini bertujuan agar para santri, terutama santri baru, bisa mempraktikkan cara mengurus jenazah ketika mereka pulang ke rumah masing-masing,” tutur Harun Adiyanto, penanggung jawab acara tersebut.
Namun, acara yang cukup meriah itu harus tersendat karena pada akhir acara listrik yang menjadi kebutuhan penting pada acara tersebut harus padam, dan hal ini cukup mengganggu.

Senin, Desember 22, 2008

Siswa MA Tahfidh Meraih Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah Se-Indonesia


Ahmad Al Matin, PPA Latee

GULUK-GULUK—Setelah cukup lama berpuasa prestasi, Kamis (23/11) bulan lalu MA Tahfidh Annuqayah membuktikan bahwa masih produktif melahirkan prestasi dengan dipanggilnya Moh. Hauqil (17), salah satu siswa MA Tahfidh Annuqayah, ke bogor sebagai Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat SLTA sederajat se-Indonesia dalam rangka memeriahkan Family and Consumer Expo 2008.
Lomba yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Keluarga dan Konsumen (HIMAIKO) dari Jurusan Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK) Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB) ini dimeriahkan oleh beberapa acara sebelum dilaksanakannya pengumuman juara yang di antaranya, Technical Meeting, Presentasi Karya Tulis dan Seminar Nasional yang dihadiri oleh Mohammad Farhan, salah satu artis dan presenter terkemuka di Indonesia, yang berlangsung pada tanggal 27-29 November 2008 di Bogor.
Pada lomba yang bertema “Peran TV terhadap Pembentukan Karakter Remaja” ini, Hauqil—sapaan akrab Moh. Hauqil—dinobatkan sebagai juara pertama dengan judul tulisan “Melejitkan Remaja Berdaya Lewat Televisi Ramah Tonton”.
Hal ini disambut dengan gembira oleh seluruh civitas academica di MA Tahfidh. “Ini prestasi yang cukup membanggakan dari anak-anak meskipun para dewan guru harus menunggu lama. Dan prestasi ini perlu dicontoh oleh yang lain,” tutur K. Hasan Basrawi, guru Ilmu Nahwu dan Ilmu Tafsir MA Tahfidh.
Hal yang senada dituturkan oleh Rozi el Umam, salah satu siswa kelas akhir MA Tahfidh. “Saya bangga dengan prestasi Hauqil meskipun saya masih belum mampu untuk menirunya.”

Minggu, Desember 21, 2008

Dua Jempol untuk Andrea Hirata


Khazinah, PPA Karang Jati Putri (Assaudah)

GULUK-GULUK—Para siswa dan santri Annuqayah menyambut gembira atas diselenggarakannya Pembacaan Fragmen Maryamah Karpov Karya Andrea Hirata pada Jumat pagi (19/12) di Perpustakan Madaris 3 Annuqayah Sabajarin. Acara yang dimulai pada pukul 08.15 WIB dan berlangsung sekitar dua jam tersebut dihadiri oleh 52 siswa dan mahasiswa Annuqayah.
Saat mengantarkan acara tersebut, M. Mushthafa, selaku Kepala Perpustakaan Madaris 3 Annuqayah, menyampaikan bahwa tujuan digelarnya acara Pembacaan Fragmen Maryamah Karpov ini tak lain ialah untuk meningkatkan minat baca siswa dan santri Annuqayah pada umumnya. “Perpustakaan Madaris 3 Annuqayah memang mempunyai program rutin dua mingguan berupa pembacaan cerpen atau fragmen novel. Nah, acara yang sekarang ini boleh dikatakan acara spesial,” tambahnya.
Adapun yang membacakan fragmen buku terakhir tetralogi Laskar Pelangi yang sangat ditunggu-tunggu itu adalah Ummul Karimah, siswa XI IPA SMA 3 Annuqayah yang populer dengan panggilan Ummul Corn, dan Ana FM, alumni SMA 3 Annuqayah yang telah menerbitkan beberapa novel remaja. Keduanya membacakan beberapa penggalan novel Maryamah Karpov secara bergantian, mulai dari bagian yang lucu hingga cerita yang paling menyedihkan dan mengharukan. Fragmen yang mereka baca adalah mozaik 1, 2, 28, 41, 45, 71, 72, 73. Dengan durasi pembacaan sekitar 70 menit, mereka tidak hanya membacakan kisah-kisah Ikal dan sahabat-sahabatnya, namun juga kadang tampil dengan memerankan tokoh tertentu seperti di jalan cerita. Misalnya saat ibu Ikal menunjuk-nunjuk Ikal dengan centong besar yang terbuat dari kayu. Mereka juga tampil dengan membawa benda-benda yang berhubungan dengan jalan cerita yang dibacakan, seperti centong besar yang terbut dari kayu, radio kuno, hingga lesung kecil.
Setelah acara pembacaan selesai, para hadirin diberi kesempatan untuk memberikan komentar dan apresiasi tentang bagian-bagian yang dibacakan. Titin, mahasiswa STIKA yang merupakan salah satu peserta undangan, sangat berterima kasih pada Perpustakaan Madaris 3 Annuqayah karena menyelenggarakan acara Pembacaan fragmen Maryamah Karpov ini. Dia memang sangat menunggu-nunggu novel ini, karena sudah membaca dan jatuh cinta dengan ketiga karya Andrea sebelumnya. “Saya mengacungkan dua jempol untuk Andrea Hirata dan Perpustakaan Madaris 3 Annuqayah yang selalu mengadakan kegiatan yang unik,” ujarnya saat berkomentar.

Pertandingan Persahabatan Bola Voli SMA Annuqayah vs Warna Agung Bluto

Supriyadi, PPA Lubangsa

GULUK-GULUK—Kamis (19/12/2008) sore halaman SMA Annuqayah dipadati oleh sekitar 250 orang penonton, saat itu SMA Annuqayah mengadakan pertandingan persahabatan bola voli dengan klub Warna Agung dari Bluto.
Sorak-sorakan antara dua pendukung dari kedua klub pun mulai terdengar, saat keduanya memasuki lapangan yang ada di halaman SMA Annuqayah itu. Pertandingan dimulai bersamaan dengan dibunyikannya pluit oleh wasit. Pertandingan berjalan seru dengan tiga set untuk yang pada akhirnya Warna Agung mengungguli perolehan skor 19, 20, 17. Sedang untuk klub B hanya terlaksana satu set karena waktu sudah malam.
Abdurrahman, yang bertindak sebagai wasit ketika itu, mengatakan bahwa pertandingan berjalan lancar, hanya saja untuk klub B tidak kebagian waktu. Menanggapi hal tersebut salah satu pemain dari Warna Agung memaklumi dengan tidak bertandingnya rekannya di klub B, karena dirinya bersama rombongan baru berangkat pukul 15:00 WIB, sehingga tiba di Guluk-Guluk sudah agak malam.
Menurut Rozan, ketua klub bola voli di SMA Annuqayah, dirinya bersama teman-teman yang lain mengundang Warna Agung ke Annuqayah untuk sekadar melangsungkan pertandingan persahabatan.
Mengenai kekalahan tim dari SMA Annuqayah, dia menilai wajar-wajar saja. Karena memang klub SMA Annuqayah itu tidak mempunyai pelatih. “Hanya latihan bersama dengan teman-teman sendiri,” katanya. Dan dia menambahkan bahwa tidak lama lagi klubnya akan mendatangkan pelatih yang sudah menandatangani kontrak selama 3 Bulan. Diharapkan, dengan adanya pelatih, kualitas permainan klub bola voli SMA Annuqayah akan lebih baik. “Akhir bulan ini, pelatih akan aktif mendampingi klub,” pungkasnya.

Sabtu, Desember 20, 2008

Nirmala Selenggarakan Lokalatih Jurnalistik Dasar

Sumarwi, PPA Nirmala

GULUK-GULUK—Sebagai lembaga yang peduli atas perkembangan kepenulisan, Perpustakaan Pondok Pesantren Annuqayah Nirmala kemarin (17-19/12/08) menyelenggarakan kegiatan “Lokalatih Jurnalistik Dasar”. Acara yang bertema “Urgensi Regenerasi Penulis Profesional” ini bertempat di Mushalla PPA Daerah Nirmala Lt. II. Materi yang disampaikan meliputi penulisan berita, artikel, puisi, cerpen, teknik wawancara, dan lain-lain.
Salah satu nara sumber yang diundang adalah Rifa’ie, seorang wartawan yang juga anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan telah lama aktif sebagai wartawan Harian Surya. Beliau, yang pernah nyantri di Nirmala, memberikan pengarahan dan bimbingan metode menulis berita.
Pelatihan yang diikuti lebih kurang 71 peserta putra dan putri ini diharapkan nanti dapat menjadi penulis yang profesional sehingga dapat berkiprah di media lokal maupun nasional.
“Kegiatan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan ghirah kepenulisan yang selama ini dianggap kaku dan stagnan,” tutur ketua panitia M. Muhdar, saat menyampaikan sambutannya di acara pembukaan Rabu (17/12) kemarin. Lain lagi dengan yang diungkapkan oleh A. Fadhali, ketua pengurus PPA Daerah Nirmala. Dia mengharapkan setidaknya nanti dari terselenggaranya acara ini ada tindak lanjut sebagai ukuran keberhasilan. “Minimal, majalah dinding yang selama ini vakum bisa terbit kembali. Syukur bilamana buletin bulanan kita (Kejora) bisa eksis kembali di bumi Annuqayah,” paparnya.
Pada acara terakhir (penutupan) tadi malam, panitia menobatkan dua peserta terbaik, yakni dari putra dan putri. Peserta terbaik putra adalah Imam Fauroni, asal Desa Pordapor Guluk-Guluk, sedangkan peserta terbaik putri adalah Royyanah, asal Angsanah Bragung.

Kamis, Desember 04, 2008

SKIA Hafal, Santri Liburan

Faiq Haironi Aisyah, PPA Latee II

Detik-detik menuju liburan yang menyenangkan akhirnya tiba. Siapa yang tidak senang liburan, apalagi liburannya seminggu lebih, walau lebihnya hanya 2 atau 3 hari saja. Namun tak segampang itu para santri Latee II bisa menikmati liburannya.
Syaratnya, santri harus bisa menghafal SKIA (Syarat-Syarat Kecakapan Ibadah Amaliyah) yang telah ditentukan bagian-bagiannya. Untuk santri lama dan santri baru tentu berbeda, begitu juga dengan santri dari mulai kelas VII sampai XII juga berbeda materi yang harus dihafalkan. Setelah benar-benar hafal, para santri baik yang lama maupun yang baru akan mendapatkan tanda tangan dari pembimbingnya sebagai bukti bahwa mereka telah benar-benar hafal.
Ada sebagian santri yang merasa tegang ketika menghadap para pembimbingnya. Hal ini terbukti ketika santri (yang merasa tegang) menghadap pembimbingnya, mereka takut lupa, bahkan ada yang benar-benar lupa pada apa yang dihafalnya. “Berhubung saya santri baru, jadi ini pengalaman pertama saya dalam menghafal SKIA. Tegang sih, sampai-sampai tadi saya lupa sama hafalannya. Jadi pembimbingnya minta saya untuk menghafal lagi dan kembali setelah benar-benar hafal,” ujar Rohilatul Fikriyah yang tidak diluluskan oleh pembimbingnya karena dianggap tidak begitu hafal.
Bahkan Ummayatun, salah satu pembimbing materi fiqih untuk para santri baru, sempat bertanya pada saya dan teman-teman yang lain yang sama-sama baru kelas X. “Kalian tegang ga’ sih…?” Kami pun serentak menjawab “Ga’…!” Karena kebetulan di antara kami tidak ada yang merasa tegang.
Menurut para santri lama, ketika menghadap para pembimbing kita tidak hanya sekadar menghafal, namun para pembimbing akan mengajukan beberapa pertanyaan pengembangaan kepada para santri untuk menguji apakan santri itu benar-benar mengerti atau hanya sekedar hafal. Misalnya pertanyaan dari Ummayatun kepada kami para santri baru ketika menghafal SKIA bagian fiqih bab wudlu’. “Hakikat dari wudlu’ itu apa sih sebenarnya?” Kami pun menjawab, “Ialah untuk membersihkan anggota wudlu’ dari hadats dan najis.” “Kalau memang untuk membersihkan, lalu bagaiman dengan tayammum? Itu kan menggunakan debu, bukannya membersihkan, malah debu itu membuat semakin kotor?” lanjutnya. Jawaban kami, “Hakikat dari wudlu’ itu sebenarnya untuk membersihkan dari kotoran-kotoran atau noda-nodanya yang ada pada tubuh kita secara lahir, kalau secara bathin wudlu’ itu menghapus dosa-dosa kita. Jadi, wudlu’ itu membersihkan secara lahir dan bathin.”
Ternyata jawaban kami tidak mencukupi syarat untuk mendapatkan tanda tangan. Masih ada beberapa pertanyaan yang harus kami jawab untuk mendapatkan tanda tangan. Hafalan SKIA ini, bagi santri yang tidak hafal akan mendapatkan sanksi-sanksi. Bentuk-bentuk sanksinya antara lain dengan meminta maaf dan minta tanda tangan pada pengasuh sekaligus melaksanakan hukuman-hukuman yang telah ditentukan beliau. Atau juga membuang sampah se-Latee II dengan dipasangi tulisan (atribut) yang memalukan pada si terhukum. Atau tidak boleh pulang dan tidak boleh keluar dari area Latee II Atau tidak mendapatkan kartu santri.
Bagi santri yang betul-betul ingin pulang harus berjuang keras untuk menghafal SKIA dan mendapatkan tanda tangan dari pembimbingnya. Namun pertanyaannya sekarang adalah apakah para santri itu benar-benar mengetahui apa maksud sebenarnya dari diwajibkannya menghafal SKIA? Tanggapan beberapa santri ketika ditanya untuk apa mereka menghafal SKIA jawabannya bervariasi. Di antaranya ada yang menjawab karena mereka takut tidak bisa liburan. Untuk santri yang tidak begitu minat pulang tetap menghafal SKIA karena takut disuruh menghadap pengasuh atau hukuman yang lain.
Mengenai hal ini, Ummayatun angkat bicara. “Tujuan sebenarnya tidak hanya sekadar untuk dihafal, namun untuk diamalkan. Agar para santri nantinya benar-benar siap ketika sudah hidup di dunia luar (lingkungan luar pesantren),” ujarnya.
Jadi, untuk para santri (termasuk saya) yang selama ini menghafal SKIA hanya untuk mendapatkan tanda tangan sebagai syarat agar bisa pulang atau karena takut disuruh menghadap pengasuh dan sanksi lain, hendaknya introspeksi diri mulai sekarang juga. Karena alasan diwajibkannya menghafal SKIA adalah agar supaya apa yang mereka dapat di pesantren bisa mereka amalkan setelah keluar dari lingkungan pesantren dan supaya mereka benar-benar siap hidup di masyarakat.

Rabu, Desember 03, 2008

Kegiatan Pengembangan Keterampilan di Latee II

Afifatin Nisa’, PPA Latee II

Kegiatan keterampilan merupakan salah satu program wajib mingguan PP Annuqayah Latee II yang diikuti oleh santri putri, dengan tujuan untuk menjadikan santri lebih kreatif dan mengembangkan bakatnya. Setiap minggu santri wajib membuat kerajian tangan yang berbeda-beda dari masing-masing perwakilan bloknya. Di antara hasil masing-masing perwakilan sebelumnya adalah vas bunga dari tanah liat, keranjang unik dari botol aqua, bunga anggrek, tutup saji, dan lain-lain.
Kegiatan mingguan itu hadir kembali pada Jum’at 21 November 2008 yang lalu dengan variasi yang berbeda dari sebelumnya, yaitu keterampilan membuat aquarium dari gabus. Kegiatan itu berlangsung di depan Mushalla Ar-Rahmah PP. Annuqayah Latee II. Pesertanya 5 orang santri putri perwakilan dari Blok Al-Qamary. Mereka sangat telaten dan teliti agar hasil kerajinan yang dibuatnya bagus dan menarik. Banyak pengunjung yang berdatangan. Rata-rata para pengunjung tersebut dari kalangan santri putri Latee II. Suasananya sangat ramai, karena para pengunjung berdesak-desakan untuk menempati tempat paling depan karena ingin melihat lebih jelas. Jumlah para pengunjung tersebut dari awal sampai akhir kegiatan sekitar 45 santri.
Salah satu santri ada yang berkomentar mengenai kegiatan keterampilan mingguan ini., Katanya, kegiatan ini dapat membantu santri untuk lebih berbakat dan berpengalaman dalam bidang keterampilan, bahkan juga dapat membantu santri untuk menunjukkan bakatnya yang tidak tersalurkan. Hampir dari semua pengunjung punya komentar yang sama. Mereka sangat setuju dengan adanya kegiatan itu, lebih-lebih pengurus yang menyelenggarakan kegiatan keterampilan itu. “Kegiatan ini bertujuan agar santri yang bakatnya terpendam bisa menyalurkan melalui perwakilan bloknya masing-masing,” komentar salah satu pengurus saat acara itu sedang berlangsung.
Pembuatan aquarium itu sangat sederhana, bahan-bahannya hanya kertas krip warna hijau, plastik meka, gabus, cat astro, dan dibantu alat-alat lainnya, seperti pisau, gunting, lem, dan alat lain yang dibutuhkan.
Hasil kreasi keterampilan ini dinilai oleh pengurus dan dikompetisikan antarblok. Apabila mendapat nilai yang bagus, blok tersebut mendapatkan hadiah dari pengurus.

Selasa, Desember 02, 2008

Pahlawan Pembangunan di Pesantren

Ahmad Al Matin, PPA Latee

Bagi sebagian masyarakat, malam mungkin menjadi waktu untuk istirahat. Tapi bagi santri yang mulia hatinya, malam tak menjadi kendala untuk mengabdi pada pesantren, walaupun mereka harus melawan rasa kantuk yang terus bergelantung di mata mereka.
Pada Senin (1/12) dini hari, hal itu terbukti. Sekitar 10 orang santri tampak bekerja dengan ikhlas menggali lubang IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) untuk pembangunan biogas Sanimas di sebelah jeding raksasa PPA Latee. Mereka bekerja semalam penuh dengan semangat juang empat lima. Bagi mereka, tidak masuk sekolah untuk esok harinya pun tidak masalah, asalkan mereka bisa mengabdi pada pesantren.
“Semua tak jadi masalah bagi saya. Mau punya alpa banyak di sekolah atau apa kek, yang jelas saya ingin mengabdi untuk Pesantren Latee ini,” tutur salah satu santri yang pada malam itu ikut bekerja.
Penggalian lubang IPAL ini tidak cuma dilakukan di malam hari saja tapi juga pada siang hari. Siang hari hanya dikhususkan pada masyarakat yang membantu, sedangkan untuk santri hanya di malam hari saja. Namun lain dari itu, banyak juga santri yang pada siang hari juga ikut membantu. Tapi kebanyakan dari mereka adalah santri yang sudah bebas kuliah dan menjadi guru.
“Pembangunan ini memang harus ada partisipasi santri. Tapi bukan lantas mereka itu mengorbankan sekolah. Salah jika mereka lebih mengutamakan membantu pembangunan ini ketimbang sekolah,” kata Faisol Abdullah, ketua proyek pembangunan biogas Sanimas.
Lain untuk santri, lain lagi untuk masyarakat yang ikut membantu menggali lubang itu. Bagi mereka, membantu pesantren sama saja dengan membantu kiai. Menurut mereka, dengan membantu pembangunan pesantren, mereka berharap mendapat barokah dari kiai yang menurut pandangan mereka sangat mulia dan dekat dengan Allah.
“Bekerja di sini saya tidak mengharapkan apa-apa. Saya hanya berharap, dengan keikhlasan saya, saya bisa mendapatkan barokah dari kiai,” kata Hasandiyak, salah satu masyarakat yang membantu.
Berkat keikhlasan dari masyarakat dan santri dalam membantu penggalian ini, saat ini lubang IPAL yang rencananya akan digali sedalam empat meter itu sudah tergali sedalam dua meter.

Senin, Desember 01, 2008

Aktivitas Orda Lubangsa Resmi Dibuka

Fandrik HS Putra, PPA Lubangsa

GULUK-GULUK—Seperti halnya seksi yang lain yang sudah mulai beraktivitas, Pengurus PP Annuqayah daerah Lubangsa seksi P2O (Penerangan dan Pembinana Organisasi) kemarin malam (29/11/2008) menggelar acara pembukaan aktivitas organisasi daerah (orda).
Acara yang diformat dalam bentuk dialog dengan tema ”Menggugah semangat berorganisasi santri untuk mencetak kader Ulul Albab” itu diikuti oleh 58 orang. Di antaranya 40 orang dari delegasi sepuluh orda, 10 orang dari ketua masing-masing orda yang telah tergabung dalam FORKOD (Forum Ketua Organisasi Daerah), 4 orang pengurus Seksi P2O, dan 4 orang undangan khusus dari Pengurus Harian Lubangsa.
“Alhamdulullah, sebagian besar undangan hadir. Hanya dua orang yang tidak hadir, yaitu Bapak Faisol Amin dan Bapak Lukmam Mahbubi. Semua berhalangan karena sakit,” ujar Moh Faiz Arifanto selaku ketua panitia.
“Maksud dan tujuan acara ini adalah untuk menggugah kembali ghiroh santri dalam berorganisasi,” kata ketua pengurus seksi P2O dalam sambutannya kemarin.
Ketua III Pengurus Lubangsa, Ready Sahen, dalam sambutannya yang sekaligus membuka secara resmi kegiatan orda ini mengatakan bahwa pengkaderan yang dilakukan orda harus mengedepankan tujuan agar santri memiliki skill yang bisa membantu mereka berkiprah di masyarakat.
Dialog yang ditempatkan di kelas X-D MA I Annuqayah itu diisi oleh Bapak Tibyanto Ahmad yang pernah berkecimpung di pengurus P2O beberapa tahun yang lalu.
Di antara para hadirin, terlihat wajah-wajah baru dari masing-masing ketua orda. Diantaranya, Moh Faiz Arifanto (IKSAPUTRA), Akmaluddin (PERSAL), Umar Faruk (IKSAJ), Masduki (IKSAPANSA), Zubairi Anas (ISI), Moh Ali Yasin (IKRAGIL), Moh Yongki (ISARAT), Moh Paedy (IKSTIESA), Syamsi Arif (IKSTIDA), dan Moh Helmi (IKSBAR).